Kisah 13 Pemuda yang Jadi Harapan Baru Dunia Lewat Aksi Positifnya

7 hours ago 1

Bunda, kita patut berbangga dengan generasi muda saat ini. Ada 13 pemuda harapan dunia yang aksinya luar biasa dan berhasil membawa dampak positif besar. Mereka membuktikan bahwa usia muda bukanlah halangan untuk menjadi agen perubahan di tengah masalah global seperti krisis iklim, kesenjangan pendapatan, hingga kesehatan mental.

Yuk, kita intip 13 kisah inspiratif pemuda harapan dunia yang kisahnya dimuat di Forbes.

13 Kisah pemuda yang jadi harapan baru dunia lewat aksi positifnya

Para pemuda harapan dunia ini datang dari berbagai latar belakang, tetapi mereka punya satu semangat yang sama: menantang status quo dan berinovasi. Usia tidak menghalangi mereka untuk membuat dampak signifikan kepada sekitarnya.

1. Simmi Sen

Simmi Sen mendirikan merek pakaian Streetwear bernama Tints Streetwear. Tujuannya mulia banget, Bunda. Ia ingin membantu perempuan di Bangladesh dan India untuk mendapatkan pelatihan kejuruan dan pendidikan agar mereka bisa keluar dari lingkaran kemiskinan.

Pakaian Tints ini tidak hanya memiliki kesadaran sosial, tetapi juga organik, ramah lingkungan, dan biodegradable.

"Kita harus bertindak dengan keyakinan pada diri sendiri dan memeliharanya dengan ketekunan ekstrem," ujar Simmi Sen.

2. Sahil Sood

Sahil Sood adalah mahasiswa di Harvard. Ia juga seorang penerima Presidential scholar, dan Coca-Cola scholar dengan tingkat keketatan 0,16 persen. Yang paling luar biasa, ia mendirikan HYPE, sebuah organisasi nirlaba yang dipimpin pemuda untuk mendukung upaya komunitas di bidang kesehatan, program pemuda, kemiskinan, dan pendidikan.

Organisasinya sudah menyumbang US$100.000 kepada 33.000 orang di delapan negara. Terlepas dari semua kesuksesannya, Sahil juga pernah tidak dianggap serius karena usianya.

"Sebagian besar orang yang menyaksikan tidak yakin bahwa saya memiliki kekuatan untuk membuat perubahan nyata" ujarnya.

Ia melanjutkan, "Saya bertekad untuk membuktikan bahwa mereka salah. Setiap kesempatan yang berhasil saya dapatkan, saya manfaatkan sepenuhnya. Saya melakukan lebih dari yang diminta dari saya, berharap dapat menunjukkan bahwa usia saya bukanlah suatu halangan."

3. Olivia Goodreau

Setelah digigit kutu pada usia enam tahun dan didiagnosis menderita penyakit Lyme kronis, Olivia Goodreau tidak menyerah. Justru, penyakitnya memicu semangatnya. Pada usia 12 tahun, ia mendirikan LivLyme Foundation untuk memberikan bantuan keuangan bagi keluarga anak-anak penderita penyakit Lyme dan mendanai penelitian.

Olivia juga mengembangkan dua aplikasi terkait penyakit Lyme, TickTracker dan LongHaul Tracker.

"Memiliki penyakit Lyme kronis telah memberi saya tujuan: Menjadi mercusuar harapan bagi anak-anak seperti saya," katanya.

4. Radhika Goyal

Radhika Goyal mendirikan TechPower4All untuk mendobrak hambatan gender dan sosial-ekonomi dalam teknologi. Organisasinya telah memberdayakan lebih dari 1.500 anak perempuan dan pemuda berpenghasilan rendah di tujuh negara dengan mengajarkan lokakarya ilmu komputer gratis.

Ia mendapat ide saat ia menjadi satu-satunya gadis di kelas coding pertamanya saat berusia 13 tahun. Nasihatnya, "Yakinlah pada diri sendiri. Pelajaran yang akan Anda peroleh sepanjang perjalanan itu tak ternilai harganya."

5. Alex Chen

Alex Chen adalah pendiri Youth for Finance saat berusia 17 tahun, organisasi literasi keuangan nirlaba terbesar yang dipimpin pemuda di AS. Organisasinya memiliki lebih dari 75 cabang sekolah dan 3.000 anggota.

Mereka memberikan pendidikan keuangan, ekonomi, dan investasi. Alex juga menjalankan program microloan untuk pengusaha berpenghasilan rendah di Afrika, Asia Tenggara, dan Amerika Selatan.

Alex meninggalkan nasihat mendalam, "Kejarlah target 5x lebih besar dari apa yang mungkin. Jika Anda berencana mendapatkan 40 orang untuk lokakarya, bidiklah 200. Lalu, bekerjalah 5 kali lebih keras."

6. Neha Shukla

Neha Shukla adalah seorang penemu, ketua World Economic Forum's Generation AI Youth Council, dan penulis buku best-selling. Penemuan pertamanya, SixFeetApart, adalah alat penjagaan jarak sosial yang dapat dikenakan di topi saat pandemi COVID-19 untuk melindungi kakek-neneknya.

Ia juga magang di NASA untuk mengembangkan satelit. Nasihatnya untuk pembaca, "Jangan pernah takut untuk berbicara. Ide-ide Anda yang paling berani dan 'berantakan' itu berharga."

7. Elif Kaya

Elif Kaya mendirikan One Smile Effect, organisasi kesehatan mental yang dipimpin pemuda pertama di Turki. Setelah berjuang melawan kecemasan, ia menjadikan kesehatan mental sebagai misi hidupnya.

Organisasinya kini memiliki proyek di lebih dari 60 negara dan sudah menjangkau lebih dari 3.500 orang. Ia menyarankan, "Rintangan adalah tanda bahwa Anda sedang menantang tatanan yang ada, dan di situlah perubahan nyata dimulai."

8. Jimin Lee

Jimin Lee memulai SELFidence di Korea Selatan untuk mendukung kepercayaan diri dan kesejahteraan mental anak muda ketika berusia 13 tahun. Organisasinya telah menjangkau lebih dari 100.000 pemuda dengan sumber daya pendidikan mental.

Ia terinspirasi karena melihat sistem pendidikan dan media sosial seringkali hanya menyoroti angka seperti nilai dan peringkat, bukan individunya.

9. Chuying Huo

Chuying Huo, seorang peneliti di Harvard Center of Geographic Analysis ketika ia masih menjadi murid SMA. Ia menggunakan data untuk mengidentifikasi kesenjangan akses pengobatan gangguan makan. Ia sendiri adalah penyintas gangguan makan dan berjuang keras untuk advokasi ini.

Ia berpesan, "Pasti, akan ada orang yang mencoba menjatuhkan Anda. Fokuslah mencari komunitas yang merangkul ide-ide Anda dan mengangkat Anda."

10. Jasmine Shum

Jasmine Shum memulai bisnis jualan slime saat SD. Gurunya melarang kegiatan ini, ia lalu mengalihkan bisnisnya ke Instagram dan menjadi fashionista serta influencer.

Ia kini menjadi advokat kesehatan mental saat berusia 18 tahun. Ia menyarankan para pemuda untuk menjelajahi minat di luar pendidikan.

Ia berpesan untuk orang di luar sana, "Tidak ada orang yang berhak menentukan potensial Anda. Jadilah resilien dan tantang seluruh stereotype yang ada. Percayalah, kemampuan Anda tidak memiliki batasan."

11. Evelyn Jin

Evelyn Jin mendirikan Lovely Letters Organization, sebuah nirlaba yang berupaya mengatasi hambatan literasi dan bahasa melalui program pen-pal sedunia. Ia telah mengirim hampir 1.500 surat ke panti asuhan di berbagai negara.

Ia juga mendirikan World Linguages, program bimbingan bahasa virtual. Ia berpesan, "Jangan biarkan biarkan diri Anda berpikir bahwa seseorang akan menyelesaikan suatu masalah. Fokus pada masalah tersebut dan pikirkan cara yang layak untuk mengatasinya."

12. Emily Bhatnagar

Emily Bhatnagar mendirikan For Love & Buttercup, yang telah mengumpulkan puluhan ribu buku untuk anak-anak yang sakit dan sekolah di komunitas yang kurang mampu. Ia menemukan penyembuhan dari depresi dan gangguan makan dengan mengalihkan fokus dari perjuangannya sendiri ke membantu orang lain.

13. Anit Annadi

Anit Annadi mendirikan My Alcohol Story, sebuah ruang aman untuk remaja dan dewasa muda yang berjuang menghadapi kecanduan alkohol dalam keluarga. Aplikasi yang ia buat sendiri kini memiliki lebih dari 1.200 pengguna. Ia menyadari bahwa banyak remaja lain yang mengalami hal serupa dan membutuhkan komunitas. 

Bunda, itulah kisah menginspirasi dari berbagai pemuda yang jadi harapan dunia. Mereka memperlihatkan bahwa harapan akan masa depan yang lebih baik akan terus ada melalui kontribusi nyatanya masing-masing. 

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(som/som)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online