loading...
Mayoritas negara Arab dukung 20 poin rencana Donald Trump. Foto/X
GAZA - Presiden AS Donald Trump meluncurkan rencana 20 poin untuk mengakhiri perang Israel di Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 66.000 warga Palestina sejak Oktober 2023, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak. Rencana tersebut, yang diumumkan bersama Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, menyerukan pelucutan senjata Hamas, sebuah pemerintahan yang diawasi secara internasional di Gaza, dan pembebasan sandera dan tahanan.
Reaksi di seluruh kawasan Arab dan Timur Tengah yang lebih luas beragam, mulai dari sambutan yang hati-hati hingga penolakan langsung.
Mayoritas Negara Arab Dukung 20 Poin Rencana Trump, Akankah Perang Gaza Akan Berhenti Total?
1. Palestina
Melansir The New Arab, Otoritas Palestina (PA), yang memerintah di Tepi Barat yang diduduki, menyambut baik apa yang disebutnya sebagai "upaya tulus dan tak kenal lelah" Trump untuk mengakhiri perang di Gaza.
PA menyatakan siap bekerja sama dengan AS dan mitra regionalnya dalam sebuah "perjanjian komprehensif" yang akan mengamankan bantuan kemanusiaan, mencegah pengungsian, membebaskan tawanan dan tahanan, dan pada akhirnya mengarah pada negara Palestina berdampingan dengan Israel.
Sebaliknya, Jihad Islam Palestina (PIJ) menolak rencana tersebut, menyebutnya sebagai "resep untuk agresi berkelanjutan" dan formula untuk "memicu konflik di kawasan". Kelompok itu mengatakan Israel mencoba memaksakan melalui Washington apa yang telah gagal dicapainya dengan kekerasan.
Hamas, yang telah menerima rencana tersebut, mengatakan akan mempelajarinya "dengan itikad baik" sebelum memberikan tanggapan resmi.
2. Mesir
Mesir menandatangani pernyataan kolektif dengan mitra regional yang menyambut "upaya tulus" Trump. Kairo menggarisbawahi dukungannya terhadap ketentuan yang mencegah pengungsian warga Palestina dan untuk membangun kembali Gaza.
Para pejabat Mesir juga menekankan implikasi keamanan dari penyeberangan Rafah, yang tetap menjadi titik ketegangan selama perang.
3. Arab Saudi
Arab Saudi bereaksi positif, menggambarkan inisiatif Trump sebagai upaya tulus untuk mengakhiri perang.
Kementerian Luar Negeri Saudi bergabung dengan negara-negara Arab dan Muslim lainnya dalam sebuah pernyataan yang menyambut rencana tersebut dan menyatakan keyakinannya pada "kemampuan Washington untuk menengahi perdamaian".