TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno mempertimbangan penerapan kebijakan Work From Anywhere (WFA) selama periode menjelang libur Lebaran 2025. Artinya, para pekerja kantoran bisa menuntaskan pekerjaan mereka dari mana saja tanpa perlu bertolak ke gedung kantor mereka.
Pratikno menilai, kebijakan tersebut dapat membantu mengurangi kepadatan lalu lintas saat puncak arus mudik. Oleh karena itu, ia mempertimbangkan untuk memberlakukan kebijakan tersebut pada 24 hingga 28 Maret 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di samping itu, ia turut menghimbau dilakukannya percepatan pada penyelesaian infrastruktur menjelang periode libur Lebaran yang diperkirakan akan jatuh pada akhir Maret 2025. Langkah ini sebagai upaya mendukung kelancaran arus mudik.
"Ini penting agar lalu lintas selama mudik Lebaran tahun 2025 dapat berjalan dengan lancar,” ujar Pratikno dalam audiensi dengan Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi pada Senin, 20 Januari 2025, seperti dikutip dari keterangan resmi.
Dia meminta Kementerian Pekerjaan Umum (PU) beserta Badan Usaha Milik Negara (BUMN) melakukan identifikasi infrastruktur untuk mempercepat penyelesaian proyek-proyek yang masih dalam pengerjaan. Proyek-proyek infrastruktur yang dimaksud meliputi jalan tol fungsional, jembatan, dan perbaikan jalan.
Menurut Pratikno, pertemuan dengan Kemenhub tersebut merupakan langkah awal dalam mempersiapkan libur Lebaran 2025. Tujuan yang ingin dicapai adalah rasa aman, nyaman, dan kelancaran bagi seluruh masyarakat.
Pratikno menambahkan, pihaknya akan bersinergi dengan berbagai Kementerian dan Lembaga lain seperti Kementerian PAN RB, Kementerian Tenaga Kerja, dan Kementerian Agama dalam pembahasan Surat Keputusan Bersama (SKB) perihal jadwal libur Lebaran. Hal ini nantinya juga akan dikoordinasi bersama Kementerian Perhubungan.
Berdasarkan data yang dipaparkan Dudy, diketahui terjadi peningkatan jumlah pemudik sebesar 5,07 persen selama periode libur natal dan tahun baru (Nataru) 2024 dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya. Ia menyebut angkanya mencapai 17,18 juta orang.