Momen Pramono Anung Kenang Gus Dur Lewat Tiga Peristiwa Penting

1 month ago 23

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Jakarta terpilih, Pramono Anung, mengenang sosok Presiden Ke-4 RI Abdurrahman Wahid melalui tiga peristiwa penting. Dia menyampaikan hal itu dalam sambutannya pada acara Haul Gus Dur yang ke-15 di Ciganjur, Jakarta Selatan, Sabtu, 21 Desember 2024.

“Tiga hal yang ingin saya sampaikan mengenai sosok Gus Dur, bukan karena saya nomor tiga (nomor urutnya di Pilkada Jakarta), tapi tiga hal,” kata Pramono Anung di hadapan para tamu undangan acara itu.

Peristiwa pertama dalam mengenang Gus Dur yang tidak pernah dia lupakan adalah ketika Megawati Soekarnoputri maju menjadi calon wakil presiden pada 1999. Menurut dia, majunya Megawati menjadi calon wakil presiden pada masa itu atas dasar perintah dari Gus Dur bersama dengan fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Pramono mengatakan dia yang mempersiapkan administrasi bagi majunya Megawati menjadi calon wakil presiden sekaligus atas perintah suami Megawati yakni Taufiq Kiemas.

“Jadi apa yang disampaikan oleh Mbak Khofifah pada waktu itu, saya ingin menyambungkan pasalnya bahwa itu benar sepenuhnya adalah arahan dan permintaan Presiden Abdurrahman Wahid pada waktu itu,” ujar dia.

Kenangan kedua yang tidak bisa Pramono lupakan adalah ketika terjadi ketidakharmonisan antara Gus Dur dan Megawati. Pada masa itu, kata dia, begitu sulit mempertemukan keduanya di meja yang sama. Pada akhirnya, Taufiq Kiemas meminta Pramono, yang pada saat itu menjabat sebagai Sekretaris Jenderal PDIP, mempertemukan Gus Dur dengan Megawati pada meja yang sama.

Gayung bersambut, Gus Dur juga menginginkan hal yang sama, yakni ingin bertemu dengan Megawati. Sehingga, keinginan Gus Dur untuk bertemu dengan Megawati langsung dia sampaikan kepada orang nomor satu di PDIP itu.

“Gus Dur menyampaikan, ‘Aku ingin ketemu Mbakmu, Mbak Mega’. Pada waktu itu, kemudian saya ke Ibu Megawati untuk menyampaikan keinginan Gus Dur untuk bertemu,” ucap Pramono.

Tidak berselang lama, Pramono menanyakan perihal keinginan perjumpaan tersebut kepada Gus Dur. Pada saat itu, Gus Dur ingin bertemu dengan Megawati untuk mencicipi nasi goreng buatan Megawati.

“Gus Dur ingin dimasakin nasi goreng, maka saya menyampaikan ke Mbak Mega bahwa Gus Dur ingin dimasakin nasi goreng yang dimasak oleh Mbak Mega sendiri. Dan saya menjadi saksi bahwa nasi goreng itu langsung dimasak oleh Ibu di Kebagusan. Akhirnya bertemu lah Gus Dur dengan Ibu Mega setelah sekian waktu Gus Dur tidak bertemu dengan Ibu Mega,” kata dia.

Hal ketiga adalah pertolongan Gus Dur yang dia nilai tidak pernah lekang oleh waktu. Pramono mengalaminya ketika dia hendak mencalonkan diri sebagai Gubernur Jakarta di Pilkada 2024. Dia diminta oleh Yenny Wahid dan juga orang yang tidak bisa dia sebutkan untuk berziarah ke makam Gus Dur di Tebuireng, Jombang, Jawa Timur.

“Saya diajak masuk ke ruangannya Mbak Yenny, dipertemukan seseorang, saya tidak sebut namanya, yang tahu hanya saya dan Mbak Yenny, dan orang ini mengatakan, ‘Mas harus pergi ziarah ke tempat Gus Dur. Jadi artinya Gus Dur dengan berbagai cara tak lekang oleh waktu untuk membantu saya pribadi,” tuturnya.

Megawati Sampaikan Salam untuk Sinta Nuriyah di Acara Haul Gus Dur

Adapun Presiden Ke-5 RI Megawati Soekarnoputri menyampaikan salam hangat untuk istri Gus Dur, Sinta Nuriyah. Pramono menyampaikan salam dari Megawati itu dalam kata sambutannya di hadapan keluarga dan tamu undangan yang menghadiri acara Haul Gus Dur yang ke-15.

“Tolong sampaikan ke Mbak (Sinta Nuriyah), titip salam hangat dari saya (Megawati). Maka ini saya sampaikan kepada Ibu Sinta,” kata Pramono sembari melihat Sinta Nuriyah.

Sebelum menghadiri Haul Gus Dur di Ciganjur, Pramono bersama dengan Wakil Gubernur Jakarta terpilih Rano karno menyempatkan bersilaturahmi ke kediaman Megawati. “Kebetulan tadi sore, saya sama Bang Rano diterima Mbak Mega,” ucapnya.

Perjalan Gus Dur dan juga Megawati memang tidak bisa dilupakan dengan berbagai peristiwa bersejarah yang pernah dialami keduanya. Sehingga, keakraban keduanya tidak dapat dipisahkan. Megawati pernah menjadi wakil presiden pada masa Gus Dur setelah resmi dilantik oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) pada 20 Oktober 1999.

Haul Gus Dur yang ke-15 ini dihadiri oleh para tokoh dan pejabat tinggi seperti Mahfud MD, Menteri Agama Nasaruddin Umar, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifatul Fauzi, dan Menteri Sosial Saifullah Yusuf.

Pilihan editor: Reaksi Parpol KIM Plus Ihwal Sikap PDIP atas Kebijakan PPN 12 Persen

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online