Jakarta -
Kesepian menyebabkan orang merasa hampa, sendirian, dan tidak diinginkan. Orang dengan situasi ini sering kali mendambakan kontak dengan lingkungan sekitarnya. Namun, keadaan pikiran mereka membuatnya lebih sulit untuk menjalin hubungan dengan orang lain.
Bukan hanya itu, sebuah penelitian terbaru mengungkap bahwa kesepian ternyata dapat berdampak buruk terhadap kesehatan.
Dilansir dari laman BBC, dokter telah lama mengetahui bahwa kesepian itu buruk bagi pikiran. Ini dapat menyebabkan masalah kesehatan mental seperti depresi, stres, kecemasan, dan kurangnya rasa percaya diri.
Sementara itu, ada juga bukti yang berkembang bahwa isolasi sosial berhubungan dengan meningkatkan risiko kesehatan fisik yang buruk.
Ada dugaan bahwa hal itu dapat membuat beberapa penyakit lebih mungkin terjadi dan lebih berakibat fatal.
Kesepian bikin orang mudah sakit
Dalam sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Health Psychology, para peneliti mengevaluasi tingkat kesepian 213 orang dan ukuran jaringan sosial mereka.
Mereka kemudian memberikan semua orang obat tetes hidung berisi virus flu biasa dan mengkarantina mereka di sebuah hotel selama lima hari untuk melacak gejala-gejala mereka.
Semua orang dalam penelitian ini memiliki peluang yang sama untuk jatuh sakit. Namun, orang-orang yang merasa lebih kesepian melaporkan gejala flu yang lebih parah daripada orang-orang yang tidak terlalu kesepian.
Hal ini berlaku terlepas dari seberapa besar atau kecil jaringan sosial seseorang, yang menunjukkan bahwa Bunda tidak harus terisolasi secara fisik agar kesepian dapat memengaruhi kesehatan.
“Rasanya seperti merasa kesepian di tengah keramaian. Tidak peduli berapa banyak orang yang kamu miliki dalam jaringan sosial. Jika mereka tidak merasa memiliki hubungan yang bermakna, hal itu tidak akan membuat perbedaan,” tutur penulis studi, Angie LeRoy, dikutip dari laman TIME.
Sementara itu, penelitian lain menemukan bahwa seseorang yang terputus hubungan sosial, memiliki insiden yang lebih tinggi dari semua 11 kategori kondisi medis yang dilacak dalam sebuah studi besar di Denmark.
Peningkatan risiko tertinggi terjadi pada gangguan mental, dengan seseorang yang terputus hubungan sosial menghadapi risiko 2,63 kali lebih tinggi. Studi ini dipublikasikan dalam Epidemiology and Psychiatric Sciences.
Sangat jelas bahwa orang yang sakit sering kali lebih bergantung pada orang lain untuk mendapatkan dukungan.
Ketika seseorang tidak memiliki sistem pendukung, menghadapi penyakit bisa menjadi jauh lebih sulit. Namun, penelitian menunjukkan bahwa keterputusan sosial bukan hanya berakibat dari penyakit, tetapi juga penyebab potensialnya.
Orang dengan hubungan sosial yang berkurang memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan berbagai kondisi medis.
Orang-orang ini tampak lebih rentan terhadap perkembangan kondisi seperti depresi, demensia, penyakit jantung koroner, stroke, sarkopenia, dan penyakit kronis lainnya.
Meskipun bukti semakin berkembang, data tentang cakupan penuh hubungan ini terbatas, sebagian karena individu yang kesepian sering kali lebih sulit dijangkau dalam studi skala besar.
Kesehatan dan masalah kesehatan
Dilansir dari laman Psypost, kesepian mengacu pada perasaan subjektif karena sendirian atau terpisah secara emosional dari orang lain, pengalaman menyedihkan ketika hubungan sosial seseorang dianggap kurang dalam kuantitas atau kualitas.
Sebaliknya, isolasi sosial lebih objektif, didefinisikan oleh kurangnya interaksi sosial atau kontak dekat. Dukungan sosial yang rendah melibatkan lebih sedikit orang yang dapat diandalkan untuk mendapatkan bantuan emosional, informasi, atau praktis.
Kurangnya dukungan ini dapat secara signifikan mengganggu kemampuan seseorang untuk mengatasi tantangan hidup dan masalah kesehatan.
Nah, itulah penjelasan terkait orang kesepian yang lebih mudah sakit. Semoga bermanfaat, ya, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar dan klik di SINI. Gratis!
(asa/som)