TEMPO.CO, Jakarta -- Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) mengkritik perubahan Surat Edaran Bersama (SEB) Tiga Menteri tentang Penyesuaian Pembelajaran Selama Ramadan pada tahun ini. Koordinator Nasional P2G Satriwan Salim mengatakan, hal itu dapat berakibat pada kebingungan kolektif sekolah maupun yayasan hingga orang tua murid.
Satriwan menjelaskan, kritik P2G sehubungan dengan maju mundurnya Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) dalam menetapkan hari libur dan persoalan fundamental administrasi pemerintahan yang dinilai tidak profesional. "Masa nomor SEB sama, yang menandatangani sama, tetapi isinya bisa berbeda?” ujar Satriwan Salim melalui keterangan tertulis pada Rabu, 5 Maret 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pemerintah secara resmi menerbitkan Surat Edaran Bersama (SEB) 3 Menteri tentang Penyesuaian Pembelajaran selama Ramadan Tahun Ini. Isi surat edaran yang ditandatangani Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Menteri Agama, dan Menteri Dalam Negeri pada 27 Februari 2025 tersebut menggantikan surat edaran yang telah diterbitkan pada 20 Januari 2025.
Penyesuaian dalam SEB tersebut berupa hari libur Lebaran yang dimajukan. Pada SEB sebelumnya tercantum libur Idul Fitri atau Libur Lebaran pada Ramadan 1446 Hijriah jatuh pada 26 Maret 2025. Adapun pada SEB terbaru, libur Lebaran dimulai pada 21 Maret 2025.
Beberapa waktu sebelumnya, di hari yang sama, pemerintah menerbitkan SEB yang ditengarai mengandung kesalahan tulis tanggal. Dengan nomor surat yang sama, pemerintah menuliskan waktu libur sekolah saat Lebaran dimulai sejak 22 Maret 2025. Tidak lama setelahnya, kembali terbit SEB dengan cap revisi yang mencantumkan libur Lebaran dimulai sejak 21 Maret 2025.
Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Atip Latipulhayat mengakui kekeliruan tersebut. Atip memastikan waktu awal libur Lebaran yang benar tertera pada dokumen revisi, yakni pada 21 Maret 2025. Selain itu, kementerian berterima kasih atas kritik yang disampaikan dan mengupayakan agar kesalahan tersebut tidak terulang di waktu mendatang. “Terima kasih atas kritiknya, ke depan Insya Allah tidak terjadi lagi,” ujarnya melalui pesan tertulis saat dihubungi Tempo, Rabu, 5 Maret 2025.
Satriwan Salim menyatakan, perubahan tanggal libur yang tiba-tiba juga membuat sekolah kelimpungan. Berdasarkan penjelasannya, sekolah atau madrasah telah merancang jauh-jauh hari kegiatan akademik dan kesiswaan selama masuk sekolah selama Ramadan berdasarkan SEB 3 Menteri yang terbit 20 Januari 2025.
“Eh, di tengah jalan SEB 3 menteri diubah, waktu masuk sekolah/madrasahnya dipersingkat dan berubah sekitar satu minggu. Ini terkesan tak profesional dan membuat sekolah bingung,” tuturnya. Melalui kritik yang disampaikan, P2G berharap kejadian ini bisa menjadi yang terakhir kalinya. “Semoga ke depan Kemendikdasmen memperbaikinya,” kata dia.