Pakar Politik KedaiKOPI Nilai Prabowo Minta Para Pengusaha Bantu Indonesia agar Uang Tak Lari ke Luar Negeri

1 month ago 31

TEMPO.CO, Jakarta - Pakar komunikasi politik yang juga Direktur Utama KedaiKOPI Hendri Satrio alias Hensa menyoroti pertemuan Presiden Prabowo Subianto dengan delapan pengusaha besar Indonesia di Istana Kepresidenan Jakarta pada Kamis, 6 Maret 2025. Pertemuan ini dihadiri oleh sembilan konglomerat Indonesia, antara lain Anthony Salim, Sugianto Kusuma alias Aguan, Prayogo Pangestu, Boy Thohir, Franky Widjaja, Dato Sri Tahir, James Riady, dan Tommy Winata.

Berdasarkan keterangan pada unggahan Instagram resmi Sekretariat Presiden pada 6 Maret 2025, pertemuan ini membahas beberapa agenda strategis, mulai dari program Makan Bergizi Gratis (MBG), pembangunan infrastruktur, penguatan industri tekstil, swasembada pangan dan energi, hingga pengelolaan investasi melalui badan pengelola investasi Danantara.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hensa menilai dalam pertemuan ini Prabowo kemungkinan besar meminta para pengusaha untuk turut membantu Indonesia mencapai kemandirian ekonomi. "Kalau tebakannya, ini kelihatannya Pak Prabowo minta pengusaha-pengusaha ini untuk membantu Indonesia deh. Untuk membantu rakyat supaya Indonesia ini lebih mandiri. Jadi minimal uang-uangnya itu nggak dikirim ke luar negeri tapi dibuat stay di Indonesia," ujar Hensa dalam keterangan tertulisnya, Sabtu, 8 Maret 2025.

Namun, kata Hensa, Prabowo juga diperkirakan menawarkan imbalan bagi para pengusaha yang membantunya dalam program-program strategis serta masalah dalam negeri jika memang benar meminta bantuan. "Nah lagi-lagi, kalau memang benar Presiden sudah minta, artinya nggak mungkin mintanya gratis gitu ya. Mungkin ada beberapa hal juga yang ditawarkan oleh Presiden kepada mereka semua. Saya enggak tahu itu apa," kata dia.

Pendiri lembaga survei KedaiKOPI ini juga menyoroti beberapa poin menarik dari diskusi tersebut, salah satunya soalkemungkinan keterlibatan pengusaha dalam mendukung program Makan Bergizi Gratis. Menurut dia, akan bagus jika para pengusaha terlibat dalam pelaksanaan MBG. Sebab, hal ini bisa membantu cita-cita Prabowo yang ingin menyalurkan MBG ke seluruh Indonesia, terutama dari sisi pendanaan.

"Kalau misalnya dia bahas MBG, apakah kemudian para pengusaha nasional ini diminta untuk mensponsori MBG juga? Kalau memang demikian, artinya peluang untuk MBG diperluas semakin besar," kata Hensa.

Selain itu, Hensa menilai isu energi yang dibahas dalam pertemuan tersebut adalah salah satunya kasus korupsi di Pertamina Patra Niaga yang merugikan negara hingga Rp 1.000 triliun dalam lima tahun terakhir. "Di kala ada kisruh di Pertamina Patra Niaga yang korupsinya besar itu, ini juga dipanggil para pengusaha. Tapi kalau menurut saya ini pasti dibahas, dan Prabowo sepertinya minta mereka mesti ngebantuin juga dari sisi energi," ujarnya.

Hensa juga menyinggung isu penguatan industri tekstil yang menjadi salah satu topik pembahasan. Ia meyakini hal ini berkaitan dengan permasalahan yang dialami perusahaan tekstil besar seperti Sritex, yang tengah menghadapi tantangan berat, termasuk pemutusan hubungan kerja (PHK) massal. "Penguatan industri tekstil, nah ini penting nih. Ini mungkin ada kaitannya dengan pailit atau bankrutnya atau PHK-nya Sritex," kata Hensa.

Ia pun mempertanyakan apakah ada rencana pengusaha besar untuk turun tangan, misalnya dengan mengambil alih kepemilikan Sritex. "Akankah desas-desus yang mengatakan bahwa Sritex akan memiliki pemilik baru? Nah, kita tunggu saja," kata Hensa.

Hensa juga menyoroti peran Badan Penglola Investasi Danantara yang dibahas dalam pertemuan tersebut. Sebab, kata Hensa, respons pasar terhadap Danantara sejauh ini kurang positif dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang cenderung merah dalam beberapa hari terakhir. "Danantara juga masuk dalam topik nih. Seperti yang kita tahu, respons pasar di dua hari pertama minimal yang saya pantau, terhadap Danantara itu kurang oke. IHSG-nya merah," ujarnya.

Menurut Hensa, Prabowo kemungkinan meminta para taipam untuk berinvestasi melalui Danantara guna mengangkat portofolionya dan mendukung stabilitas ekonomi.

Lebih lanjut, Hensa menilai pendekatan Prabowo dalam mengumpulkan para pengusaha besar ini mirip dengan gaya mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Namun, ia menyebut bahwa gaya bicara Prabowo mungkin lebih tegas dalam menekankan kemandirian ekonomi dan mengajak pengusaha untuk berkontribusi tanpa hanya mengambil keuntungan.

"Ini caranya Pak Jokowi. Pak Jokowi juga begitu. Ngumpulin pengusaha nasional, terus dibawa ke IKN," kata Hensa. "Tapi kalau gaya caranya Pak Prabowo seperti saat dia berpidato, itu kan bahasanya lebih menekan pengusaha ya, supaya tidak melulu mengambil keuntungan dari rakyat Indonesia, tapi juga berbagi gitu.”

Dalam keterangan resmi dari Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden, pertemuan Kamis kemarin membahas perkembangan ekonomi nasional serta program-program utama yang tengah dijalankan. Dalam pertemuan itu, Presiden Prabowo membahas sejumlah isu strategis, termasuk program makan bergizi gratis yang menjadi salah satu kebijakan unggulan pemerintah, pembangunan infrastruktur, penguatan industri tekstil, hingga upaya swasembada pangan dan energi. Selain itu, industrialisasi dan pengelolaan investasi melalui Badan Pengelola Investasi Danantara juga menjadi topik utama dalam perbincangan.

Kepala Negara juga mengapresiasi peran serta para pengusaha dalam mendukung berbagai kebijakan pemerintah, terutama yang berkaitan dengan kesejahteraan masyarakat. Dalam pertemuan itu, Prabowo juga didampingi Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi dan Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya.

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online