Paparan Polusi Udara saat Hamil Bisa Perlambat Perkembangan Otak Bayi, Simak Penjelasannya

7 hours ago 5

Jakarta -

Udara bersih adalah hal penting bagi setiap orang, terutama bagi ibu hamil. Namun, di tengah meningkatnya tingkat polusi udara di berbagai kota besar, para ahli kini semakin khawatir terhadap dampaknya pada perkembangan janin. Sejumlah penelitian terbaru menunjukkan bahwa paparan polusi udara selama masa kehamilan dapat memengaruhi perkembangan otak bayi, bahkan sejak dalam kandungan.

Dikutip dari World Health Organization (WHO), sekitar 9 dari 10 orang di dunia menghirup udara dengan kadar polutan di atas batas aman. Kondisi ini membuat ibu hamil menjadi kelompok yang paling rentan mengalami dampak negatif jangka panjang dari polusi udara terhadap perkembangan anak.

Dampak polusi terhadap otak janin

Peneliti dari Columbia University Mailman School of Public Health mengungkapkan bahwa partikel halus dalam udara (PM2.5) dapat menembus paru-paru ibu hamil, masuk ke aliran darah, dan akhirnya mencapai plasenta. Dari sana, partikel tersebut bisa berpengaruh langsung terhadap janin.

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa bayi yang terpapar polusi udara tingkat tinggi selama kehamilan cenderung memiliki ukuran otak lebih kecil di bagian corpus callosum, area penting yang berfungsi menghubungkan dua belahan otak dan berperan dalam kemampuan belajar, bahasa, dan emosi.

Selain itu, dikutip dari Medicalxpress, sebuah studi yang diterbitkan di Environment International menyimpulkan bahwa polusi udara selama kehamilan berkaitan dengan pematangan otak yang lebih lambat pada bayi baru lahir. Studi ini merupakan studi pertama yang menganalisis perkembangan otak dalam bulan pertama kehidupan dan berawal dari kolaborasi antara para peneliti di Hospital del Mar, Institut Kesehatan Global Barcelona (ISGlobal), dan bidang Epidemiologi dan Kesehatan Masyarakat CIBER (CIBERESP).

Mielinisasi merupakan proses kunci dalam pematangan otak dengan mielin melapisi koneksi neuron dan membuatnya lebih efisien dalam mentransmisikan informasi. Bayi baru lahir dari ibu yang terpapar partikel halus di udara dalam kadar yang lebih tinggi selama kehamilan menunjukkan mielinisasi yang lebih lambat pada tahap awal kehidupan ini.

Baik perlambatan maupun percepatan pematangan otak yang berlebihan dapat berbahaya bagi anak. Masih harus dipastikan apakah efek yang diamati dalam studi ini akan berdampak negatif terhadap kemampuan anak di kemudian hari.

Polusi yang dianalisis mencakup partikel yang sangat kecil sekitar tiga puluh kali lebih tipis dari sehelai rambut manusia yang terdiri dari unsur-unsur berbahaya dari proses pembakaran dan senyawa organik beracun, serta unsur-unsur penting untuk perkembangan otak seperti besi, tembaga, dan seng. Oleh karena itu, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami bagaimana masing-masing komponen ini memengaruhi perkembangan otak bayi baru lahir.

Gangguan perkembangan kognitif dan emosional

Paparan polusi udara selama kehamilan bukan hanya berdampak pada struktur otak janin, tetapi juga pada fungsi otak anak setelah lahir. Sejumlah studi menunjukkan bahwa bayi yang tumbuh dalam kandungan ibu dengan paparan polusi tinggi cenderung mengalami gangguan perkembangan kognitif dan emosional di kemudian hari.

Penelitian yang dipublikasikan dalam JAMA Psychiatry menemukan bahwa anak-anak yang terpapar polusi udara dari kendaraan bermotor sejak masa janin memiliki risiko lebih tinggi mengalami penurunan kemampuan memori jangka pendek, kesulitan fokus, serta keterlambatan bicara dan bahasa pada usia sekolah.

Selain itu, studi dari Barcelona Institute for Global Health (ISGlobal) mengaitkan paparan polutan PM2.5 dengan penurunan fungsi eksekutif otak, yaitu kemampuan otak untuk merencanakan, mengingat, dan mengendalikan emosi. Anak-anak yang lahir dari ibu yang terpapar polusi berat cenderung lebih mudah mengalami gangguan emosi seperti cemas, mudah marah, dan sulit beradaptasi dalam lingkungan sosialnya.

Menurut para ahli, hal ini disebabkan oleh perubahan pada koneksi saraf otak akibat stres oksidatif yang terjadi selama masa kehamilan. Ketika partikel polusi menimbulkan peradangan, sistem saraf bayi yang sedang berkembang menjadi lebih rentan mengalami gangguan fungsi.

Dampak tersebut mungkin tidak langsung terlihat saat bayi lahir, tetapi bisa muncul dalam beberapa tahun pertama kehidupannya saat anak mulai menunjukkan kemampuan bicara, belajar, atau bersosialisasi.

Oleh karena itu, menjaga kualitas udara yang dihirup selama masa kehamilan sama pentingnya dengan menjaga pola makan dan istirahat. Udara bersih berperan besar dalam membentuk otak anak yang sehat, kuat, dan berfungsi optimal sejak awal kehidupan.

Bagaimana polusi bisa memengaruhi janin?

Partikel polutan seperti karbon hitam, nitrogen dioksida (NO₂), dan ozon dapat memicu peradangan dan stres oksidatif pada tubuh ibu. Proses ini meningkatkan risiko gangguan suplai oksigen dan nutrisi ke janin. Akibatnya, otak janin tidak berkembang secara optimal pada masa-masa kritis pertumbuhannya di trimester kedua dan ketiga kehamilan.

Selain itu, polusi udara juga bisa mengubah ekspresi gen yang berperan dalam perkembangan saraf dan sistem kekebalan tubuh bayi. Dikutip dari Harvard T.H. Chan School of Public Health, partikel polusi yang terhirup ibu hamil dapat memicu peradangan sistemik dan stres oksidatif dalam tubuh.

Kondisi ini menurunkan kadar oksigen dalam darah serta mengganggu suplai nutrisi penting ke janin, termasuk ke otak yang sedang berkembang pesat. Itulah sebabnya mengapa polusi udara dikategorikan sebagai salah satu faktor risiko serius yang dapat memengaruhi kualitas perkembangan otak dan kecerdasan anak di masa depan.

Langkah-langkah melindungi diri dari polusi udara

Meskipun sulit menghindari polusi udara sepenuhnya, terutama bagi bunda yang tinggal di kawasan perkotaan, ada berbagai langkah yang bisa dilakukan untuk mengurangi paparan dan melindungi kesehatan janin. Berdasarkan rekomendasi dari World Health Organization (WHO) dan American Pregnancy Association, berikut langkah-langkah yang dapat diterapkan setiap hari:

1. Gunakan masker berkualitas saat keluar rumah

Pilih masker dengan filtrasi tinggi seperti N95 atau KN95 yang mampu menyaring partikel halus (PM2.5). Masker kain biasa tidak cukup efektif menahan partikel kecil yang berbahaya bagi saluran pernapasan.

2. Jaga kebersihan udara di dalam rumah

Pasang air purifier dengan filter HEPA di ruangan yang sering digunakan, seperti kamar tidur atau ruang keluarga. Hindari kebiasaan merokok di dalam rumah, menyalakan lilin aromaterapi terlalu lama, atau membakar sampah di sekitar tempat tinggal.

3. Batasi aktivitas luar ruangan pada jam sibuk

Kadar polutan biasanya paling tinggi pada pagi dan sore hari saat lalu lintas padat. Jika memungkinkan, lakukan aktivitas luar ruangan di siang hari atau setelah hujan, ketika udara lebih bersih.

4. Pantau kualitas udara secara rutin

Gunakan aplikasi pemantau kualitas udara seperti IQAir atau AirVisual untuk memantau kondisi udara di sekitar. Bila indeks kualitas udara (AQI) menunjukkan kategori “tidak sehat”, sebaiknya tetap berada di dalam ruangan.

5. Konsumsi makanan kaya antioksidan

Nutrisi berperan penting dalam melawan efek radikal bebas akibat polusi. Perbanyak konsumsi buah dan sayur yang kaya vitamin C dan E seperti jeruk, stroberi, brokoli, bayam, dan kacang almond. Antioksidan membantu tubuh melawan stres oksidatif dan menjaga sistem imun ibu serta janin.

6. Hindari sumber polusi langsung

Usahakan untuk tidak terlalu dekat dengan area padat kendaraan, proyek konstruksi, atau kawasan industri. Jika harus bepergian jauh, pilih rute dengan lalu lintas lebih ringan dan gunakan kendaraan dengan sistem ventilasi yang baik.

7. Tanam tanaman penyaring udara di rumah

Beberapa tanaman seperti lidah mertua, sirih gading, dan peace lily dapat membantu menyerap polutan ringan di udara sekaligus meningkatkan kadar oksigen di dalam ruangan.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online