Penyebab Bayi Baru Lahir Suka Kagetan Seperti Kejang

2 hours ago 2

Bayi baru lahir tentu masih asing dengan dunia di sekitarnya. Untuk menyesuaikan diri, bayi baru lahir memiliki refleks. Refleks yang mereka miliki itu terjadi karena respons bawaan dan tidak disengaja, serta penting untuk kelangsungan hidup mereka. Salah satu refleksnya adalah terlihat kagetan.

Bunda pernah atau sering mendapati bayi baru lahir suka kagetan seperti kejang? Ternyata suka kagetan itu termasuk refleks bayi yang disebut refleks moro. Bayi melakukan respons kaget ini secara refleks.

Saat refleks kaget terjadi, bayi akan melalui dua tahap. Dilansir Vinmec, tahap satu, bayi akan merasakan sensasi jatuh bebas, sehingga reaksi pertamanya adalah mengangkat dan meluruskan lengan, bahkan mungkin tersentak dan mulai menangis. Tahap kedua, bayi akan menekuk lengan dan kakinya mendekati tubuh, kembali ke posisi janin.

Mengapa bayi memiliki refleks Moro?

Refleks Moro bersifat protektif. Bayi tidak dapat dengan sengaja meminta bantuan atau berteriak jika mereka merasa akan jatuh. Itulah sebabnya refleks ini melakukannya secara otomatis.

Dikutip dari Cleveland Clinic, refleks Moro terjadi ketika sistem vestibular bayi mendeteksi rasa akan jatuh. Hal ini menyebabkan sistem mengirimkan sinyal darurat ke batang otak bayi, yang mengaktifkan refleks tersebut.

Biasanya, refleks Moro bergeser secara bertahap menjadi refleks kaget lainnya, yaitu refleks Strauss. Refleks ini akan tetap ada seumur hidup. Refleks Strauss membuat kita tersentak.

Pemicu bayi suka kagetan

Hampir semua hal terasa asing bagi bayi baru lahir, sehingga mereka mudah terkejut dan bahkan takut dengan sensasi dan suara yang baru bagi mereka. Berikut beberapa hal yang dapat memicu refleks Moro:

  • Bayi baru lahir mengira ia akan jatuh, seperti ketika menidurkan si kecil di boks bayi tanpa dukungan yang memadai
  • Gerakan tak terduga apa pun, misalnya mengangkat bayi dari kursi mobilnya atau menggeser posisi kepalanya
  • Suara keras dan tiba-tiba di dekatnya, seperti gonggongan anjing yang melengking, suara klakson mobil di jalan, atau sesuatu yang jatuh dan jatuh ke lantai
  • Bayi menyentakkan lengan atau kakinya dan mengejutkan dirinya sendiri
  • Lampu yang sangat terang, terutama ketika dinyalakan di ruangan yang sebelumnya gelap atau redup

Berapa lama refleks Moro berlangsung?

Refleks Moro dimulai saat lahir dan biasanya berlangsung selama beberapa bulan. Meskipun setiap bayi berbeda, dilansir What to Expect, kebanyakan orang tua memperhatikan refleks kaget si kecil mencapai puncaknya di bulan pertama dan mulai memudar sekitar usia 2 hingga 4 bulan, lalu menghilang sepenuhnya sekitar usia enam bulan.

Namun, bahkan lebih awal lagi, ketika bayi berusia sekitar enam minggu, ia akan mulai beradaptasi dengan kehidupan di luar dan merasa lebih aman di lingkungannya.

Sementara itu, Bunda tidak perlu terlalu khawatir dengan rasa kagetnya, karena itu merupakan tanda perkembangan neurologis yang sehat.

Cara mencegah bayi suka kagetan

Bunda mungkin memperhatikan refleks kaget bayi saat mencoba menidurkannya. Membungkuk untuk menidurkannya dapat membuat bayi  merasa seperti akan jatuh. Hal ini dapat membangunkan bayi  meskipun ia sedang tidur nyenyak.

Jika refleks Moro bayi membuat mereka tidak bisa tidur nyenyak, cobalah kiat-kiat berikut:

  • Dekatkan bayi dengan tubuh kita saat menidurkannya. Jaga agar bayi tetap dekat dengan tubuh selama mungkin saat menidurkannya. Lepaskan bayi  dengan lembut hanya setelah punggungnya menyentuh kasur. Dukungan ini seharusnya cukup untuk mencegahnya mengalami sensasi jatuh, yang dapat memicu refleks kaget.
  • Bedong bayi. Ini akan membuatnya merasa aman dan nyaman. Membedong adalah teknik yang meniru suasana rahim yang dekat dan nyaman. Teknik ini juga dapat membantu bayi  tidur lebih lama.

Kapan harus ke dokter

Jika bayi tidak memiliki refleks normal, hal itu bisa menjadi tanda potensi masalah. Jika refleks Moro tidak ada di salah satu sisi tubuh bayi, mengutip Healthline, hal itu bisa disebabkan oleh patah bahu atau cedera saraf. Jika refleks tidak ada di kedua sisi, hal itu mungkin menandakan kerusakan otak atau sumsum tulang belakang.

Jangan terlalu khawatir jika belum memperhatikan refleks kaget bayi. Dokter akan dapat menentukan apakah refleks Moro bayi ada dan normal. Jika dokter bayi memiliki kekhawatiran, pemeriksaan lebih lanjut mungkin diperlukan untuk memeriksa otot dan saraf bayi.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(rap/rap)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online