Perusahaan Barat yang Dulu Kabur, Merapat Kembali ke Rusia usai Boncos Rp4.941 Triliun

7 hours ago 2

loading...

Bisnis asing yang meninggalkan Rusia tiga tahun lalu, diam-diam kembali lagi ke Moskow. Foto/Dok

JAKARTA - Bisnis asing yang meninggalkan Rusia tiga tahun lalu, diam-diam kembali lagi ke Moskow. Kembalinya perusahaan Barat ke Rusia, disampaikan oleh utusan Presiden Vladimir Putin untuk urusan investasi yakni Kirill Dmitriev.

Seperti diketahui setelah sanksi Barat menghujam Rusia setelah eskalasi konflik Ukraina pada tahun 2022, deretan Perusahaan Amerika Serikat (AS), Eropa, dan Asia menarik diri dari Rusia karena masalah pasokan akibat dampak dari sanksi.

Perusahaan lain juga memilih kabur karena berisiko menghadapi sanksi sekunder atau tekanan dari pihak lain. Sementara itu di bulan Maret, Putin memerintahkan pemerintah untuk memperketat peraturan bagi perusahaan Barat yang ingin kembali ke pasar negara itu, untuk memastikan bahwa produsen lokal dilindungi.

Baca Juga: Dulu Kabur, Kini Perusahaan Asing Antri untuk Kembali ke Rusia

"Trennya ada, kami melihat bahwa beberapa perusahaan sudah kembali. Hanya saja tidak ada publisitas. Prosesnya, bagaimanapun saat ini sedang berlangsung," kata Dmitriev kepada wartawan seperti dilansir RT.

Dmitriev mengaku, belum lama ini bertemu perwakilan lebih dari 150 perusahaan AS yang masih beroperasi di Rusia, meskipun ada beberapa putaran sanksi. Rusia selalu memiliki sikap yang sangat positif terhadap mitra yang bertanggung jawab untuk berinvestasi di negara itu, katanya.

Menurut utusan investasi tersebut, sektor bisnis Amerika kehilangan lebih dari USD300 miliar atau setara Rp4.941 triliun (kurs Rp16.471 per USD) karena meninggalkan pasar Rusia. Ketika ditanya tentang kondisi kembalinya bisnis Barat ke Rusia, Ia memberikann catatan bahwa pemerintah secara aktif terlibat dalam "menyusun aturan" untuk proses tersebut.

Ditekankan juga oleh Dmitriev, ini bukan tentang memasang hambatan, tetapi memprioritaskan perlindungan terhadap bisnis di dalam negeri.

Moskow dan Washington diketahui sedangkan berupaya meningkatkan kembali hubungan kedua negara, sejak Presiden AS Donald Trump kembali menjabat pada Januari, lalu.

Kedua negara sempat melakukan serangkaian pertemuan tingkat tinggi dalam beberapa bulan terakhir yang bertujuan untuk meningkatkan hubungan diplomatik dan menyelesaikan konflik Ukraina. Baik Putin dan Trump berbicara secara terbuka tentang keinginan untuk menghidupkan kembali kerja sama ekonomi antara kedua negara.

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online