Rusia Dinyatakan Bersalah Merudal Jatuh Malaysia Airlines MH17, PM Anwar Ibrahim Sambangi Putin

7 hours ago 2

loading...

PM Malaysia Anwar Ibrahim sambangi Presiden Rusia Vladimir Putin di Kremlin setelah Rusia dinyatakan bersalah atas jatuhnya Malaysia Airlines MH17 yang tewaskan 298 orang. Foto/YouTube/Dutch Safety Board

KUALA LUMPUR - Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah memutuskan bahwa Rusia bertanggung jawab atas jatuhnya pesawat Malaysia Airlines MH17 yang menewaskan 298 orang.

Hari ini (15/5/2025), Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim berkunjung ke Rusia dan mengangkat isu tersebut dengan Presiden Vladimir Putin.

Sekadar diketahui, Malaysia Airlines Penerbangan 17 atau MH17 terbang dari Amsterdam ke Kuala Lumpur ketika ditembak jatuh oleh pasukan separatis Ukraina pro-Rusia dengan rudal permukaan-ke-udara Buk 9M38 pada 17 Juli 2014. Pesawat itu ditembak rudal saat terbang di atas Ukraina timur.

Baca Juga: Bagaimana Malaysia Airlines Bangkit dari Tragedi MH370 dan MH17?

Semua orang di dalam pesawat tersebut, yakni 283 penumpang dan 15 awak, tewas. Kontak dengan pesawat Boeing 777-200ER itu hilang ketika berada sekitar 50 kilometer dari perbatasan Ukraina-Rusia, dan puing-puing dari pesawat mendarat di dekat Hrabove di Oblast Donetsk, Ukraina, 40 km dari perbatasan. Penembakan jatuh pesawat itu terjadi selama perang di Donbas, wilayah Ukraina yang kini bergabung dengan Rusia.

PM Anwar Ibrahim dilaporkan telah mengangkat masalah tersebut selama pembicaraan bilateralnya dengan Putin di Kremlin, atas nama keluarga korban MH17.

“Tentu saja, saya, sebagai wakil rakyat Malaysia, khususnya keluarga korban, memanfaatkan kesempatan untuk mengangkat masalah tersebut dengan Presiden Vladimir Putin selama pembicaraan bilateral,” katanya, seperti dikutip WorldofBuzz.

Menurut Anwar, Putin menekankan bahwa dia menuntut penyelidikan menyeluruh dan komprehensif untuk dilakukan dan meminta agar masalah ini tidak dipolitisasi.

Putin, imbuh dia, menyampaikan bahwa Moskow telah meminta agar penyelidikan atas masalah tersebut dilakukan secara independen dan menyeluruh, dan menekankan bahwa Rusia siap bekerja sama untuk memastikan bahwa laporan tersebut lebih kredibel.

"Yang dapat saya konfirmasikan adalah bahwa dia mengatakan tidak benar bahwa dia tidak siap untuk bekerja sama, tetapi dia tidak ingin bekerja sama dengan siapa pun yang dia atau Rusia anggap tidak independen," papar Anwar.

(mas)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online