Sinergi Bank-Fintech Kunci Perluas Akses Kredit Nasional

1 week ago 17

Selular.id – AFTECH dan PERBANAS menegaskan komitmen memperkuat sinergi antara perbankan dan fintech sebagai langkah krusial memperluas akses kredit nasional. Kolaborasi kedua sektor dinilai menjadi kunci menjawab kebutuhan pembiayaan, termasuk menutup gap kredit UMKM yang mencapai sekitar 234 miliar dolar AS, di tengah rasio kredit terhadap PDB yang stagnan di level 30% selama satu dekade terakhir.

Sekretaris Jenderal PERBANAS, Anika Faisal, yang juga menjabat sebagai Komisaris Bank Jago, mengungkapkan peningkatan rasio kredit nasional hanya dapat dicapai melalui penguatan intermediasi dan kolaborasi antar pelaku industri jasa keuangan. Menurutnya, sinergi perbankan dan fintech menjadi penting untuk memperluas jangkauan kredit, khususnya ke luar Jawa dan sektor-sektor prioritas yang belum sepenuhnya terlayani.

“Adanya simbiosis antara kedua sektor ini mampu meningkatkan jangkauan pelayanan sekaligus memperluas pilihan produk kredit bagi berbagai segmen masyarakat,” ujar Anika dalam forum diskusi AFTECH dan PERBANAS di Jakarta, Rabu (12/11/2025).

Kolaborasi Atasi Tantangan Inklusi Keuangan

Dalam sambutannya, Ketua Departemen Perbankan AFTECH, Dedy Sahat, yang juga menjabat sebagai EVP – Head of Digital Economy CIMB Niaga, menyebut ruang untuk memperluas akses kredit di Indonesia masih sangat besar. Hal ini tergambar dari hasil survei AFTECH bersama Mandala Consulting yang menunjukkan masih terdapat 4,5% populasi unbanked dan 36% underbanked.

“Bank tetap memegang peran penting, namun sektor digital juga muncul sebagai solusi dengan pertumbuhan tercepat saat ini, seperti pemberian akses kredit melalui perusahaan fintech seperti platform pinjaman daring,” ujar Dedy. Forum diskusi ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Bulan Fintech Nasional (BFN) yang menjadi wadah bagi bank dan pelaku fintech menemukan peluang kolaborasi lebih lanjut.

Pertumbuhan Pendanaan Bank ke Pindar Capai 40%

Ketua Departemen P2P Lending AFTECH, Nucky Poedjiardjo, yang juga menjabat sebagai Direktur Utama Easycash, mengatakan kemitraan perbankan dan platform pindar terus menunjukkan perkembangan signifikan. Berdasarkan catatan OJK per Juli 2025, outstanding pendanaan dari lender perbankan meningkat 40,09% secara tahunan, mencapai Rp54,10 triliun atau sekitar 63,9% dari total pendanaan industri.

“Kontribusi pendanaan perbankan terhadap industri pindar terus menunjukkan pertumbuhan yang kuat. Perkembangan ini menunjukkan kepercayaan bank terhadap pindar terus meningkat, terutama terhadap platform dengan tata kelola dan riwayat kepatuhan yang baik,” kata Nucky.

Keberlanjutan kolaborasi antara perbankan dan platform pindar memerlukan keselarasan kebutuhan dan ekspektasi dari kedua belah pihak. Tantangan utama saat ini bukan hanya pada perluasan pendanaan, tetapi bagaimana bank yang ingin melakukan diversifikasi portofolio dapat menemukan platform dengan rekam jejak kepatuhan kuat.

Sejalan dengan perkembangan ini, teknologi verifikasi identitas seperti AI BigBox Bantu Fintech Verifikasi Identitas dengan eKYC Andal menjadi semakin relevan dalam mendukung kolaborasi bank-fintech yang aman dan terpercaya.

Dukungan Regulator dan Masa Depan Kolaborasi

Deputi Komisioner Pengawas Bank Swasta OJK, Indarto Budiwitono, yang turut hadir dalam forum, menyampaikan dukungan penuh terhadap terselenggaranya kegiatan diskusi ini. “OJK mendukung penuh kegiatan hari ini dan berharap kegiatan ini dapat memberikan masukan yang konstruktif bagi perkembangan industri fintech ke depannya,” ujar Indarto.

Kolaborasi bank dan fintech juga sejalan dengan transformasi digital perbankan Indonesia, seperti yang tercermin dalam kinerja Bank Jakarta yang mencatatkan kinerja positif di triwulan II 2025 setelah menghadirkan nama baru. Sinergi ini semakin memperkuat fondasi ekosistem keuangan digital nasional.

Nucky menekankan bahwa aspek tata kelola dan reputasi industri merupakan risiko utama dalam kerja sama bank dengan pindar. “Easycash memiliki komitmen untuk senantiasa menjaga standar tata kelola yang tinggi, memastikan integritas operasional, dan transparansi untuk membangun kepercayaan perbankan,” tuturnya.

Upaya kolaborasi serupa juga terlihat dalam inisiatif Maybank Indonesia yang menggandeng Batumbu untuk mendorong pertumbuhan sektor UMKM, menunjukkan semakin kuatnya tren kemitraan strategis antara institusi keuangan tradisional dan platform digital.

Dengan dukungan regulator dan komitmen bersama dari pelaku industri, sinergi bank-fintech diproyeksikan akan terus berkembang, membuka akses kredit yang lebih luas bagi masyarakat dan UMKM di berbagai daerah, sekaligus memperkuat fondasi inklusi keuangan nasional.

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online