Jakarta -
Setiap tetes ASI punya keajaiban luar biasa bagi Si Kecil. Tapi tahukah Bunda, bahwa keajaiban itu juga bekerja untuk tubuh Bunda sendiri?
Sebuah penelitian terbaru menemukan, saat menyusui, tubuh ibu ternyata sedang melakukan sesuatu yang jauh lebih hebat dari sekadar memberi makan bayi tapi ia sedang melindungi dirinya dari risiko kanker payudara.
Beragam manfaat menyusui
Bagi banyak Bunda, menyusui sering dimaknai sebagai momen kedekatan emosional antara ibu dan bayi, saat kasih sayang tersalurkan lewat setiap tetes ASI. Namun, di balik momen lembut itu, tubuh ibu sebenarnya sedang melakukan kerja biologis yang luar biasa.
Menyusui bukan hanya soal memberi nutrisi terbaik bagi bayi, tapi juga cara alami tubuh ibu untuk menjaga keseimbangan hormon dan memperkuat sistem imun. Saat proses menyusui berlangsung, tubuh melepaskan hormon oksitosin dan prolaktin. Oksitosin membantu mengeluarkan ASI sekaligus menenangkan ibu, sedangkan prolaktin menstimulasi produksi ASI dan memperbaiki jaringan payudara setelah melahirkan.
Kedua hormon ini bekerja seperti 'penjaga' yang membantu menekan pertumbuhan sel abnormal di jaringan payudara dan mencegah terjadinya mutasi genetik, salah satu pemicu utama kanker.
Tak hanya itu, menyusui juga membantu menyeimbangkan kadar estrogen, hormon yang jika berlebihan bisa meningkatkan risiko kanker payudara. Saat ibu menyusui, kadar estrogen dalam tubuh menurun secara alami, sehingga menciptakan lingkungan tubuh yang lebih sehat dan stabil.
Jadi, menyusui bukan sekadar rutinitas atau bentuk kasih sayang. Ia adalah mekanisme perlindungan alami yang diciptakan tubuh untuk melindungi dua kehidupan sekaligus: si kecil yang disusui, dan sang ibu yang memberi.
Efek menyusui untuk tubuh ibu
Penelitian terbaru dari University of Cambridge, yang dipublikasikan di jurnal Nature Communications menemukan bahwa saat seorang ibu menyusui, tubuhnya melepaskan sel imun bernama sel epitel laktasi aktif. Sel ini bukan hanya berperan dalam produksi ASI, tapi juga memiliki kemampuan melawan pembentukan sel kanker pada jaringan payudara.
Menurut peneliti utama, Dr. Sophie Acton, sel-sel ini mengalami 'aktivasi imunologis' selama masa menyusui, menjadikannya lebih tangguh terhadap mutasi genetik yang sering memicu kanker payudara.
“Ini adalah bentuk perlindungan alami yang luar biasa dari tubuh seorang ibu,” ujarnya.
Saat proses menyusui berlangsung, tubuh melepaskan dua hormon penting: prolaktin dan oksitosin. Keduanya bukan hanya berperan dalam produksi ASI dan menciptakan rasa tenang, tetapi juga mengaktifkan sistem imun di jaringan payudara.
Penelitian dari University of Cambridge menemukan bahwa hormon-hormon ini menstimulasi sel epitel di payudara agar melepaskan sel imun khusus seperti makrofag dan limfosit T. Sel-sel ini bertugas seperti 'pasukan kebersihan' membersihkan sel-sel tua, memperbaiki jaringan yang rusak, dan mencegah peradangan yang bisa memicu kanker.
Selain itu, proses keluarnya ASI juga membantu mengeluarkan sel-sel epitel yang sudah tidak sehat, mencegahnya menumpuk dan berubah menjadi sel abnormal. Para ahli menyebut proses ini sebagai 'pembersihan biologis alami', karena payudara ibu secara rutin melakukan regenerasi sel selama masa menyusui.
Sementara menurut American Cancer Society (ACS), menyusui membantu menyeimbangkan kadar hormon estrogen dalam tubuh ibu. Setelah melahirkan, kadar estrogen yang terlalu tinggi dapat memicu pertumbuhan sel kanker di jaringan payudara. Dengan menyusui, kadar hormon tersebut menurun secara alami, sehingga mengurangi kemungkinan sel kanker berkembang.
Selain itu, ACS juga menyoroti bahwa proses menyusui membantu mengganti sel-sel payudara yang aktif selama kehamilan dengan sel-sel baru yang lebih sehat, sehingga menurunkan risiko mutasi genetik.
Baik WHO maupun ACS sama-sama menekankan bahwa semakin lama seorang ibu menyusui, semakin besar perlindungan alami yang ia dapatkan terhadap kanker payudara sebuah manfaat luar biasa dari proses alami yang penuh kasih.
Efek perlindungan ini juga tampak meningkat seiring lamanya periode menyusui dan jumlah anak yang disusui. Dengan kata lain, setiap kali Bunda menyusui, tubuh sedang:
- Mengaktifkan sistem imun lokal untuk melindungi jaringan payudara.
- Membuang sel-sel berpotensi rusak atau bermutasi.
- Menstabilkan hormon yang berperan dalam menjaga keseimbangan sel dan menghambat pertumbuhan kanker.
Inilah mengapa ibu yang menyusui lebih lama cenderung memiliki jaringan payudara yang lebih sehat dan lebih kecil risikonya mengalami perubahan sel yang tidak normal.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)
.png)
9 hours ago
2













































