Unik Banget, Pulau Natal Ini Dihuni Banyak Umat Islam (Foto: Dok. Freepik)
Jakarta, Insertlive -
Terletak di Samudra Hindia, Pulau Natal adalah pulau kecil yang berada di selatan Pulau Jawa, Indonesia. Pulau ini merupakan bagian dari wilayah Australia, dan dikenal memiliki ekosistem yang istimewa serta kaya akan budaya dan sejarah.
Mengutip buku Pengantar Pulau Natal karya Gilad James, PhD, yang diterbitkan pada 2020, Pulau Natal memiliki sekitar 1.800 penduduk. Populasi pulau ini terdiri dari berbagai etnis, dengan mayoritas berasal dari keturunan Tiongkok dan Melayu. Selain itu, ada juga kelompok yang lebih kecil dari Eropa, Kepulauan Pasifik, dan negara-negara Asia lainnya.
Dengan luas total sekitar 135 kilometer persegi, Pulau Natal terbentuk dari aktivitas vulkanik. Geologi pulau ini didominasi oleh batu kapur yang berasal dari akumulasi sisa-sisa organisme laut, termasuk karang dan kerang, selama jutaan tahun.
Sejarah Pulau Natal
Sejarah Pulau Natal sangat unik, ditandai oleh sejumlah peristiwa penting yang berlangsung di sana. Pulau ini pertama kali ditemukan oleh Kapten William Mynors pada tanggal 25 Desember 1643, yang langsung menamainya Pulau Natal.
Dalam dua abad setelahnya, sebagian besar Pulau Natal tetap kosong dan tidak berpenghuni. Pulau ini hanya berfungsi sebagai stasiun singgah bagi kapal yang berlayar antara Asia dan Australia.
Pulau ini diklaim oleh Kerajaan Inggris pada 1887, kemudian dipindahkan ke Australia pada 1958, Dalam periode tersebut, Pulau Natal dipakai untuk berbagai tujuan, meliputi penambangan endapan fosfat, yang saat ini dijadikan sebagai mata pencaharian utama oleh penduduk.
Dilansir dari Parks Australia, pada 1949, pemerintah Australia dan Selandia Baru membeli Perusahaan Fosfat Pulau Natal, dan tanggung jawab mengenai administratif pulau itu berpindah dari Inggris ke koloni Inggris di Singapura.
Usai Inggris menyerahkan sebagian besar koloni mereka setelah perang, Australia mengungkapkan ketertarikan untuk menguasai Pulau Natal. Pada tahun 1958, Pulau Natal dipisahkan dari Singapura dan kedaulatannya berpindah ke Australia.
Australia akhirnya membayar kompensasi sebesar 2.800.000 pound sterling sebagai ganti rugi atas kehilangan pendapatan fosfat. Pulau Natal bergabung dengan wilayah Australia pada 1 Oktober 1958, dan tanggal ini diperingati sebagai Hari Wilayah.
Sebagian Besar Penduduk Beragama Islam
Meski diberi nama Pulau Natal, sebagian besar penduduknya memeluk agama Islam. Hal ini terkait dengan proses imigrasi yang terjadi di pulau ini, karena tidak pernah memiliki penduduk asli.
Mayoritas penduduknya adalah imigran yang sempat bekerja di pulau tersebut dan juga berusaha untuk memperoleh status kewarganegaraan dari pemerintah Australia.
Komunitas Muslim merupakan salah satu kelompok di antara para imigran yang membawa ajaran Islam ke pulau ini. Menurut data dari Index Mundi tahun 2021, persentase penduduk Muslim di pulau tersebut adalah 19,4 persen dari total populasi 1.402 orang.
Meski mayoritas penduduk merupakan imigran beretnis Melayu, kelompok tersebut bukanlah yang terbesar. Dengan demikian, Islam menjadi agama mayoritas kedua di Pulau Natal. Sama seperti di Indonesia dan Malaysia, pulau ini juga merayakan berbagai perayaan Islam, termasuk Idul Fitri dan Idul Adha, yang telah ditetapkan sebagai hari libur.
(Zalsabila Natasha/arm)
Tonton juga video berikut:
BACA JUGA
detikNetwork