Jakarta -
Operasi caesar atau sectio caesarea sering menjadi pilihan bagi ibu hamil yang mengalami kondisi tertentu, seperti posisi janin sungsang, tekanan darah tinggi, atau komplikasi saat persalinan normal.
Meski tergolong aman dengan kemajuan medis saat ini, tapi setelah proses persalinan selesai, perjalanan belum berhenti di situ, lho! Banyak bunda yang baru sadar kalau masa pemulihan setelah caesar enggak sesederhana kelihatannya, ya Bunda.
5 Efek pasca operasi caesar
Mulai dari susah tidur, nyeri di perut, sampai butuh waktu lebih lama untuk pulih sepenuhnya semuanya bisa terjadi. Sebab operasi caesar tetap merupakan prosedur besar yang memerlukan waktu pemulihan lebih lama dibanding persalinan normal. Oleh karena itu, penting bagi Bunda untuk memahami berbagai efek yang bisa muncul setelah menjalani operasi caesar.
1. Gangguan tidur
Banyak Bunda yang mengeluh sulit tidur atau sering terbangun di malam hari setelah operasi caesar. Sebuah penelitian dari Journal of Obstetric, Gynecologic & Neonatal Nursing menyebutkan bahwa gangguan tidur pasca operasi dapat disebabkan oleh nyeri luka bekas sayatan, efek obat bius, serta ketidaknyamanan saat menyusui atau menggendong bayi.
Selain itu, hormon stres seperti kortisol juga cenderung meningkat setelah operasi besar, yang bisa memperburuk kualitas tidur. Kurang tidur akhirnya berpengaruh pada mood dan produksi ASI. Karena itu, bunda disarankan untuk mengatur waktu tidur singkat (power nap) di siang hari dan meminta bantuan pasangan dalam merawat bayi agar tubuh bisa beristirahat cukup.
2. Rasa nyeri dan pergerakan terbatas
Efek yang paling umum dirasakan setelah operasi caesar adalah nyeri di area perut. Luka jahitan membutuhkan waktu sekitar 6 minggu untuk benar-benar pulih. Selama masa ini, bunda mungkin akan merasa tidak nyaman saat tertawa, batuk, atau bergerak.
Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), bunda sebaiknya tidak mengangkat beban berat lebih dari berat bayi selama masa pemulihan. Gerakan ringan seperti berjalan perlahan justru disarankan karena dapat membantu memperlancar sirkulasi darah dan mencegah pembekuan.
3. Risiko infeksi dan pendarahan
Meski jarang terjadi, infeksi pada luka jahitan atau rahim bisa muncul beberapa hari setelah operasi. Tanda-tandanya antara lain demam, nyeri berlebih di perut bawah, keluar cairan berbau dari luka, atau perdarahan yang tidak wajar.
Sebuah studi dalam BMJ Open menemukan bahwa sekitar 6–9 persen ibu pasca caesar mengalami infeksi luka operasi, terutama jika memiliki riwayat diabetes atau obesitas. Karena itu, bunda perlu menjaga kebersihan area luka, mengganti perban sesuai anjuran dokter, dan segera periksa bila muncul tanda-tanda infeksi.
4. Pemulihan emosional yang lebih lama
Tidak hanya fisik, operasi caesar juga dapat memengaruhi kesehatan mental bunda. Beberapa ibu mungkin merasa sedih, kecewa, atau bahkan bersalah karena tidak bisa melahirkan secara normal.
Dikutip dari penelitian dari Birth Journal menunjukkan bahwa ibu yang menjalani operasi caesar berisiko lebih tinggi mengalami baby blues atau depresi pasca persalinan dibanding yang melahirkan normal. Untuk mengatasinya, bunda perlu dukungan emosional dari pasangan dan keluarga, serta tidak ragu berkonsultasi dengan psikolog bila merasa stres berkepanjangan.
5. Proses pemulihan fisik lebih lama
Secara umum, waktu pemulihan operasi caesar lebih lama dibanding persalinan normal. Jika persalinan normal memerlukan waktu pemulihan sekitar 2 minggu, maka setelah operasi caesar bisa mencapai 6–8 minggu, tergantung kondisi tubuh.
Selama masa ini, Bunda sebaiknya mengonsumsi makanan bergizi tinggi protein dan vitamin C untuk mempercepat penyembuhan luka, memperbanyak minum air putih, serta melakukan peregangan ringan setelah diizinkan dokter.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)