Jakarta -
Ibadah haji merupakan rukun Islam yang kelima. Namun, disebutkan pula bahwa ibadah ini dianjurkan bagi muslim yang sudah mampu. Ada pula beberapa syarat seseorang yang dianggap mampu menjalani ibadah ini.
Dalam buku Buku Pintar & Praktis Haji & Umrah karya Ratih Puspitawati, yang dimaksud dengan mampu di sini adalah mencakup mampu dari sisi badan dan juga materinya.
Hal itu juga dijelaskan Allah SWT dalam Al-Qur’an surat Ali Imran ayat 97 yang berbunyi sebagai berikut:
فِيْهِ اٰيٰتٌۢ بَيِّنٰتٌ مَّقَامُ اِبْرٰهِيْمَ ەۚ وَمَنْ دَخَلَهٗ كَانَ اٰمِنًاۗ وَلِلّٰهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ اِلَيْهِ سَبِيْلًاۗ وَمَنْ كَفَرَ فَاِنَّ اللّٰهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعٰلَمِيْنَ ٩٧
fîhi âyâtum bayyinâtum maqâmu ibrâhîm, wa man dakhalahû kâna âminâ, wa lillâhi ‘alan-nâsi ḫijjul-baiti manistathâ‘a ilaihi sabîlâ, wa mang kafara fa innallâha ghaniyyun ‘anil-‘âlamîn
Artinya:
“Di dalamnya terdapat tanda-tanda yang jelas, (di antaranya) Maqam Ibrahim. Siapa yang memasukinya (Baitullah), maka amanlah dia. (Di antara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, (yaitu bagi) orang yang mampu mengadakan perjalanan ke sana. Siapa yang mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu pun) dari seluruh alam.”
Ukuran seseorang disebut mampu dalam berhaji
Untuk mengetahui seseorang mampu menjalani ibadah haji, ada juga beberapa ukuran yang dapat Bunda perhatikan berikut ini:
1. Sehat jasmani dan rohani
Dalam buku 15 Kisah Keajaiban Saat Haji karya Taufiurrohman, orang tersebut sehat jasmani dan rohani tidak dalam keadaan tua renta, sakit berat, lumpuh, mengalami sakit parah menular, gila, dan lain sebagainya.
Sebaiknya haji dilaksanakan ketika masih muda belia, sehat dan gesit sehingga mudah dalam menjalankan ibadah haji dan menjadi haji yang mabrur.
2. Memiliki ilmu yang cukup
Dilansir dari laman detikcom, calon jemaah haji harus memiliki pengetahuan yang memadai terkait tata cara ibadah haji.
Oleh karena itu, mereka biasanya mengikuti manasik haji beberapa sebelum keberangkatan. Hal ini dilakukan agar ibadah haji dapat dilaksanakan dengan benar dan penuh niat ikhlas karena Allah SWT.
3. Tidak ada halangan untuk melakukan perjalanan haji
Seseorang mampu berhaji ketika mereka tidak ada halangan yang mengganggu perjalanannya. Seperti larangan dari penguasa atau penahanan yang tidak dapat dihindari.
Orang yang ingin melaksanakan haji perlu memastikan bahwa jalan yang akan mereka lalui menuju Makkah aman, baik untuk dirinya maupun hartanya.
Jika ada kekhawatiran terhadap keselamatan, ia tidak termasuk dalam kategori orang yang mampu menjalani haji.
5. Memiliki bekal dan kendaraan
Orang yang mampu berhaji dianjurkan untuk memiliki bekal yang cukup, seperti harta yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan keluarga selama perjalanan, hingga kembali ke rumah.
Bukan hanya itu, harta yang diperoleh pun harus dengan cara yang halal. Calon jemaah haji juga perlu memiliki sarana transportasi yang memadai untuk pergi ke Tanah Suci dan pulang ke rumah, baik melalui jalur darah, laut, maupun udara.
Seseorang pernah datang kepada Nabi Muhammad SAW dan bertanya, “Ya Rasulullah, hal-hal apa saja yang mewajibkan haji?” Beliau menjawab, “Punya bekal dan tunggangan”. (HR. Tirmidzi)
Nah, itulah ukuran seseorang disebut mampu menjalani ibadah haji yang perlu Bunda ketahui. Semoga bermanfaat, ya, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar dan klik di SINI. Gratis!
(asa/som)