Alasan Dea Lestari Bangun Sekolah TK, Ngaku Pernah Jadi Korban Bullying / Foto: Intagram / Dea Lestari
Jakarta, Insertlive -
Aktris dan pemain FTV Dea Lestari telah lama tak muncul di layar kaca. Ternyata selama ini dirinya tengah fokus mengabdikan diri sebagai guru hingga kepala sekolah di TK yang didirikannya.
Bukan tanpa alasan Dea akhirnya memutuskan untuk mendirikan sekolah taman kanak-kanak (TK). Dea mengaku pengalaman dirinya pernah menjadi korban bullying saat duduk di kelas 2 hingga 6 SD membuat ia mendirikan sekolah TK.
Belajar dari masa lalunya, Dea Lestari bertekad ingin menanamkan pondasi yang baik bagi anak muridnya sejak usia dini.
"Salah satunya iya (karena jadi korban bullying). Mungkin orang pintar itu banyak secara akademis, tapi paling nggak aku pengin ada kontribusi sebagai pondasi di umur-umur usia dini supaya anak itu punya karakter bagus," ungkap Dea Lestari di studio Rumpi: No Secret, Trans TV, Senin (23/12).
"Karena menurut aku karakter yang...mungkin klise, tapi itulah yang bisa bawa kamu ke jalan panjang, seperti kejujuran, akhlak-akhlak yang baik, motivasi diri kayak harus memotivasi diri sendiri harus tinggi," sambungnya.
Dea Lestari tak ragu meninggalkan dunia hiburan yang telah membesarkan namanya untuk fokus dengan TK yang didirikannya. Dea mengaku awalnya ia sama sekali tak ada ketertarikan dengan dunia hiburan.
Bahkan, Dea pernah menolak tawaran untuk terjun ke industri hiburan Tanah Air saat dirinya masih berusia remaja. Hal tersebut dikarenakan Dea merasa awam dengan dunia hiburan.
"Karena aku sama sekali nggak familiar dengan entertainment. Keluarga aku nggak ada sama sekali yang terjun di bidang ini. Semua akademis semua. Mama aku dosen matematika, Papa PNS tapi di Diknas, akademislah semua modelnya," tuturnya.
Kecintaannya dengan buku sejak kecil ternyata membuat Dea jadi tidak memiliki teman. Bahkan, ia telah berusaha untuk bisa mendapatkan teman dengan buku-buku yang dikumpulkannya dari sang ayah. Sayang cara tersebut juga tak berhasil.
"Papa aku kan sering banget dapat buku, karena sering dapat buku tapi nggak punya teman, aku siapin semua bukunya, aku tulisin kartu-kartuannya gitu buat teman-teman pinjam, tapi nggak ada teman yang datang juga. Komikku padahal banyak banget, majalah-majalah kayak Bobo. Tapi nggak punya teman, aku kan di-bully selama lima tahun aku nggak punya teman. Jadi cara nyari temannya gitu di rumah, tapi ternyata aku di rumah juga nggak punya teman," cerita Dea.
Dea juga mengenang momen saat dirinya menjadi korban bully ketika ia menjadi murid pindahan di kelas 2 SD hingga kelas 6 SD. Akibat perundungan yang dialaminya, tak ada satu orang pun yang mau berteman dengan Dea.
Kini Dea mengaku bersyukur telah banyak orang yang mengenal dan memanggil dirinya dengan nama aslinya.
"Aku nggak pernah dipanggil dengan nama aku, aku senang sekali kalau sekarang orang bisa manggil dan kenal nama aku. Mungkin gitu ya. Traumanya, output-nya seperti ini. Aku dipanggilnya dengan nama binatang. Kalau ada yang mau main sama aku jadinya dimusuhin juga. Jadi lebih aku nggak punya teman," pungkasnya.
(kpr/dis)
Tonton juga video berikut:
ARTIKEL TERKAIT
Loading LoadingBACA JUGA
detikNetwork