Berlliana Lovell: Perjalanan Hidup dari Pengamen Jalanan hingga Selebgram Ternama

Jakarta, Insertlive -

Berlliana Lovell, seorang selebgram yang kini dikenal karena pesonanya di media sosial, ternyata memiliki kisah masa lalu yang penuh perjuangan.

Di balik kesuksesannya, ia pernah menjalani kehidupan sederhana sebagai pengamen jalanan di Bandung pada 2010. Kisah ini ia ungkapkan dalam sebuah wawancara baru-baru ini.

Berlliana mengaku bahwa saat itu ia kabur dari rumah setelah lulus SMA. Keputusannya untuk meninggalkan rumah diambil demi mencari jati diri, meskipun ia harus menghadapi kesulitan ekonomi yang membuatnya tidak punya pilihan selain mengamen bersama teman-temannya.

"Waktu itu aku ngamen buat makan. Karena nggak kerja, nggak ada uang, ya udah, aku jalanin aja. Teman-teman aku juga ikut ngamen bareng, jadi lebih terasa ringan," kata Berlliana dilansir dari Detik pada Minggu (1/12).

Meski hidupnya kala itu serba terbatas, Berlliana tidak menganggapnya sebagai masa sulit. Justru, ia menyebut masa itu sebagai salah satu titik paling bahagia dalam hidupnya.

"Saat itu aku nggak mikirin apa-apa. Aku cuma fokus buat hari itu. Bisa makan saja sudah senang. Aku nggak punya keinginan besar seperti mau barang mahal, tas, atau hal lain. Hidupku terasa simpel, dan itu bikin bahagia," ujarnya penuh senyum.

Setiap harinya, Berlliana biasanya mendapatkan sekitar Rp 20 ribu dari hasil mengamen. Uang tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar, seperti makanan atau minuman, meskipun ia tidak bisa lebih dari itu.

Kini, setelah sukses dan memiliki karier cemerlang sebagai selebgram, Berlliana tidak melupakan masa lalunya. Ia masih menjalin hubungan baik dengan teman-teman lamanya yang dulu sama-sama mengamen. Bahkan, ia sesekali ikut bernyanyi bersama mereka di Bandung.

"Kalau ketemu mereka, aku suka ikutan nyanyi lagi. Tapi sekarang aku nggak ambil uangnya, itu buat mereka. Aku senang masih bisa berbagi momen seperti dulu," ujarnya dengan nada hangat.

Perjalanan hidup Berlliana Lovell menjadi inspirasi bagi banyak orang, terutama generasi muda yang mungkin sedang menghadapi tantangan serupa.

Keberaniannya untuk bertahan dalam situasi sulit dan tetap bersyukur menunjukkan bahwa kebahagiaan tidak selalu datang dari materi.

Ia juga mengingatkan bahwa setiap pengalaman, baik yang manis maupun pahit, memiliki peran penting dalam membentuk siapa kita di masa depan.

"Aku percaya bahwa hidup sederhana itu nggak salah. Yang penting kita selalu menghargai apa yang kita punya," pungkasnya.

(ikh/ikh)