Bitcoin Anjlok ke $88.300, Ketahui 5 Hal Penting Tentang BTC di Minggu Ini!

3 days ago 7

Jakarta, Pintu News – Bitcoin memasuki akhir Februari dalam keadaan yang tidak menentu. Setelah sempat mencatatkan lonjakan, harga BTC kini stagnan, dengan likuiditas yang terus terakumulasi di sekitar harga saat ini.

Namun, apakah pasar bull akan berhasil menghindari penurunan harga yang lebih dalam hingga mencapai level Rp1,4 miliar (sekitar $90.000 USD)?

Analisis Likuiditas dan Support Bitcoin di Level Rp1,4 Miliar

Saat ini, Bitcoin (BTC) masih terjebak dalam rentang perdagangan yang sempit, dengan harga sekitar Rp1,4 miliar ($88.370 USD). Data dari Cointelegraph Markets Pro dan TradingView menunjukkan bahwa Bitcoin kesulitan untuk melampaui level resistance meskipun beberapa percobaan kenaikan harga terjadi.

Akibatnya, likuiditas di order book exchange semakin terkonsentrasi, dengan potensi pergerakan harga yang besar baik ke atas maupun ke bawah.

The liquidations data gave us the best trade last week: a long from $93.3k until $99k.

Now we can see in the liquidation levels that the liquidations are equal to the downside or upside. Perhaps more to the upside considering price is in a LTF downtrend.

$94.7k & $92.5k are key pic.twitter.com/wTJWVa3n18

— CrypNuevo 🔨 (@CrypNuevo) February 23, 2025

Beberapa trader, seperti CrypNuevo, memperkirakan adanya potensi kenaikan harga hingga level Rp1,5 miliar ($94.700 USD) dan Rp1,4 miliar ($92.500 USD) berdasarkan data likuidasi.

Namun, trader lainnya, seperti Roman, lebih pesimistis dan memperkirakan harga Bitcoin akan kembali menguji support di level Rp1,4 miliar. Jika harga berhasil menembus batas atas dan ditutup di atas Rp1,5 miliar ($98.400 USD), maka tren pergerakan bullish dapat dipertahankan.

Baca juga: Tim Pengembang Ethereum Siap Uji Coba Upgrade ‘Pectra’ di Holesky Testnet!

Test Support Band di Bitcoin Menunjukkan Potensi Kenaikan

Para trader melihat bahwa Bitcoin mungkin akan segera menguji bull market support band (BMSB), yang telah berfungsi sebagai level support sejak awal Oktober 2024. BMSB ini terbuat dari dua rata-rata pergerakan yang telah memberikan dukungan bagi harga Bitcoin setelah breakout di harga Rp1,2 miliar ($73.800 USD).

Jika harga Bitcoin menguji support band ini, ada kemungkinan untuk pergerakan ke atas, terutama jika volume pasar tetap rendah.

Trader Luca juga mengungkapkan bahwa meskipun sentimen pasar cenderung negatif, Bitcoin dapat mengalami lonjakan harga jika sentimen membaik. Dengan adanya penurunan tingkat pembiayaan dan kurangnya aktivitas dari investor ritel, Bitcoin berpotensi melihat kenaikan yang signifikan jika ada katalis positif yang datang dalam waktu dekat.

Oleh karena itu, para investor dan trader perlu terus memantau perkembangan pasar untuk melihat apakah Bitcoin bisa bertahan di atas level support tersebut.

Data Inflasi AS Meningkatkan Kekhawatiran Stagflasi

mosaic asetInflasi AS vs pertumbuhan PDB vs imbal hasil S&P 500. Sumber: Mosaic Asset

Minggu ini, pasar menantikan data inflasi penting dari AS yang akan dirilis pada 28 Februari 2025. Personal Consumption Expenditures (PCE) Index, yang dianggap sebagai tolok ukur inflasi favorit Federal Reserve, akan memberikan gambaran lebih jelas tentang kondisi ekonomi saat ini.

Sementara itu, klaim pengangguran yang lebih tinggi menunjukkan adanya pelemahan di pasar tenaga kerja, yang dapat memperburuk kekhawatiran mengenai stagflasi—yakni kombinasi inflasi tinggi dengan pertumbuhan ekonomi yang lambat.

Tingkat stagflasi ini mengkhawatirkan banyak investor, yang khawatir bahwa ini dapat memperlambat pemulihan ekonomi. Namun, data sejarah menunjukkan bahwa meskipun stagflasi terjadi, pasar saham sering kali menunjukkan kinerja yang positif.

fed target rateSumber: CME Group

Meskipun demikian, beberapa analis memperkirakan bahwa kebijakan Federal Reserve akan lebih fokus pada pengendalian inflasi ketimbang pelonggaran suku bunga dalam waktu dekat.

Baca juga: Analis Crypto Sebut Harga XRP Berpotensi Sentuh $5, Apa yang Menjadi Katalisnya?

Emas Terus Menguat Sementara Bitcoin Tertahan

This is truly incredible:

Gold prices are now officially up +50% over the last 14 months and made ANOTHER all time high.

In fact, gold's market cap just hit $20 TRILLION for the first time in history.

Why are people still piling into gold? Let us explain.

(a thread) pic.twitter.com/YCoIyUcUU8

— The Kobeissi Letter (@KobeissiLetter) February 20, 2025

Sementara pasar Bitcoin (BTC) cenderung datar, harga emas terus merangkak naik, bahkan mencetak harga tertinggi sepanjang masa pada 24 Februari 2025.

Menariknya, meskipun dolar AS (USD) menguat, harga emas berhasil naik sekitar 24% sejak Juli 2024, mencatatkan kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan dolar maupun S&P 500. Kenaikan harga emas ini berfungsi sebagai aset safe haven di tengah ketidakpastian ekonomi global.

Gold is ripping, Bitcoin chopping. Summer 2024 vibes. You know the deal, Bitcoin will bore you to death. As long as Gold keeps trending, Bitcoin almost always sees a comparable (bigger) breakout within 3-6 months. Hoping it's on the short end of that horizon this time around.…

— Charles Edwards (@caprioleio) February 11, 2025

Peningkatan permintaan emas global ini juga memberikan dampak langsung pada pasar cryptocurrency. Beberapa analis percaya bahwa pergerakan harga emas yang kuat dapat mengindikasikan pergerakan harga Bitcoin yang serupa dalam beberapa bulan ke depan. Sejarah menunjukkan bahwa Bitcoin seringkali mengikuti pergerakan harga emas dengan jeda sekitar tiga hingga enam bulan.

Volatilitas Bitcoin (BTC) saat ini mengalami penurunan signifikan. Menurut data dari Glassnode, volatilitas yang diukur berdasarkan standar deviasi pergerakan harga selama satu minggu berada pada level terendah dalam beberapa tahun terakhir.

Hal ini menunjukkan bahwa pasar Bitcoin saat ini tidak mampu membuat pergerakan besar, dengan neither buyers nor sellers yang memiliki kekuatan untuk memulai tren yang lebih kuat.

Baca juga: Berapa Harga Pi Network ke Rupiah Hari Ini (25/2/25)?

Penurunan Aktivitas Jaringan Bitcoin Menjadi Sorotan

Di sisi lain, penurunan aktivitas jaringan Bitcoin (BTC) mulai menjadi perhatian. Data dari CryptoQuant menunjukkan bahwa jumlah alamat aktif Bitcoin menurun, sementara akumulasi Bitcoin oleh dana yang terdaftar di bursa juga melambat.

Meskipun penurunan aktivitas ini tidak langsung berhubungan dengan penurunan harga, hal ini mengindikasikan bahwa sentimen pasar sedang berada dalam fase yang kurang optimis.

crypto fear and greed indexSumber: Alternative.me

Indeks Crypto Fear & Greed saat ini berada di angka 49/100, yang menunjukkan sentimen pasar yang cenderung netral. Jika tren ini berlanjut, kemungkinan besar kita akan melihat konsolidasi harga lebih lanjut, dan pergerakan harga yang lebih besar hanya akan terjadi jika ada katalis yang kuat atau perubahan signifikan dalam kebijakan ekonomi global.

Itu dia informasi terkini seputar berita crypto hari ini. Dapatkan berbagai informasi lengkap lainnya seputar akademi crypto dari level pemula hingga ahli hanya di Pintu Academy dan perkaya pengetahuanmu mengenai dunia crypto dan blockchain.

Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan informasi terkini seputar dunia crypto dan teknologi blockchain. Nikmati pengalaman trading crypto yang mudah dan aman dengan mengunduh aplikasi kripto Pintu melalui Google Play Store maupun App Store sekarang juga.

Dapatkan juga pengalaman web trading dengan berbagai tools trading canggih seperti pro charting, beragam jenis tipe order, hingga portfolio tracker hanya di Pintu Pro. Klik Daftar Pintu jika kamu belum memiliki akun atau klik Login Pintu jika kamu telah terdaftar.

*Disclaimer

Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Pintu mengumpulkan informasi ini dari berbagai sumber relevan dan tidak terpengaruh oleh pihak luar. Sebagai catatan, kinerja masa lalu aset tidak menentukan proyeksi kinerja yang akan datang. Aktivitas jual beli crypto memiliki risiko dan volatilitas tinggi, selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli bitcoin dan investasi aset crypto lainnya menjadi tanggung jawab pembaca.

Referensi:

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online