Pernahkah Bunda mendengar soal diet pisang untuk menurunkan berat badan? Bermula dari Jepang, diet pisang diklaim bisa menurunkan berat badan hingga 17 kg lho, Bunda.
Makan pisang saat pagi hari kembali menjadi tren diet yang ramai diperbincangkan di media sosial. Diet ini dikenal dengan nama Morning Banana Diet atau Asa Banana Diet dalam Bahasa Jepang.
Pertama kali diperkenalkan oleh seorang apoteker asal Jepang, Sumiko Watanabe, pada 2008. Menariknya, diet ini diklaim berhasil menurunkan berat badan sang suami hingga 17 kg. Kok bisa?
Setelah sang suami menulis pengalamannya di salah satu platform media sosial terbesar di Jepang, diet ini langsung viral dan menyebabkan kelangkaan pisang di berbagai toko. Kesuksesan diet pisang terletak pada kesederhanaannya, yakni cukup makan pisang sebanyak yang diinginkan saat sarapan lalu minum air putih suhu ruang.
Setelah 15 hingga 30 menit, disarankan untuk mengonsumsi teh jahe atau minuman hangat lainnya agar tubuh terasa nyaman dari dalam. Diet pisang tidak mengharuskan perencanaan makan yang ketat.
Untuk makan siang dan malam, pelaku diet bebas memilih menu selama tidak mengonsumsi makanan yang dilarang seperti produk olahan susu, makanan ultra-proses, gorengan, biskuit, pizza, dan makanan cepat saji.
Satu camilan per hari diperbolehkan. Idealnya berupa permen tradisional Jepang atau cokelat. Namun makan setelah pukul 8 malam, konsumsi alkohol dan kafein harus dihindari.
Mari pahami serba-serbi diet pisang untuk menurunkan berat badan.
Pisang dikenal sebagai buah tinggi serat yang mampu memberikan rasa kenyang lebih lama sehingga mengurangi keinginan untuk makan berlebihan. Selain itu, pisang juga mengandung zat pati resisten yang akan difermentasi dalam saluran pencernaan dan dapat mempercepat proses pembakaran lemak.
Kandungan magnesium dan triptofan dalam pisang turut membantu meningkatkan suasana hati dan mengurangi kecemasan. Ini bisa berdampak positif terhadap pola makan.
Menurut ahli gizi asal Delhi, Ruchika Sodhi, diet pisang pagi bukanlah sekadar tren, melainkan berakar dari kebiasaan hidup sehat masyarakat Jepang.
“Diet ini sepenuhnya didasarkan pada akal sehat dan gaya hidup tradisional Jepang yang dianggap sehat,” kata Sodhi, dilansir dari SCMP.
Prinsip 'hara hachi bun me', yaitu berhenti makan saat 80 persen kenyang, telah lama menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat Okinawa, wilayah Jepang yang dikenal memiliki angka harapan hidup tinggi. Ayurveda, pengobatan tradisional India, juga memiliki prinsip serupa yang merekomendasikan pembagian isi perut dalam tiga bagian, yakni makanan, air, dan ruang kosong.
"Meskipun ini mungkin merupakan awal yang baik untuk perjalanan penurunan berat badan, keberhasilan jangka panjang memerlukan pendekatan yang lebih inklusif, seperti penyertaan olahraga teratur dan diet yang seimbang dan beragam untuk manfaat optimal,” tambah Sodhi.
Aturan diet pisang dan contoh pola makan
Agar diet pisang lebih efektif, ada beberapa aturan yang perlu diikuti:
1. Konsumsi hanya pisang alami tanpa olahan untuk sarapan, sebanyak yang diinginkan.
2. Kunyah pisang secara perlahan agar tubuh sempat mengirimkan sinyal kenyang ke otak.
3. Minum air putih hangat atau teh tanpa gula 15 sampai 30 menit setelah makan pisang.
4. Hindari makan lewat dari jam 8 malam dan pastikan tidur cukup (minimal 7 jam).
5. Tidak menggunakan alarm agar bangun lebih alami dan minim stres.
6. Tetap aktif secara fisik seperti berjalan kaki, yoga, atau olahraga ringan.
Berikut contoh menu diet dengan pisang.
Hari ke-1
Sarapan: Pisang + air hangat
Makan siang: Nasi merah + ikan panggang + salad wortel dan bit
Camilan: Mangga kecil
Makan malam: Sup sayuran
Hari-2
Sarapan: Pisang + kopi tanpa gula
Makan siang: Quinoa + ayam panggang + salad buncis + brokoli tumis
Camilan: Jeruk mandarin
Makan malam: Omelet sayuran + salad
Hari ke-3
Sarapan: Pisang + teh tawar
Makan siang: Yakisoba ayam dan sayuran
Camilan: Pir
Makan malam: Salad ayam suwir, rumput laut, tomat, dan sayuran lainnya
Penting untuk diingat bahwa diet ini tidak menggantikan kebutuhan gizi lengkap. Pisang memang sehat, namun jika dikonsumsi secara berlebihan atau dijadikan satu-satunya sumber energi maka bisa menyebabkan kekurangan protein dan mikronutrien lainnya.
Untuk itu, konsultasikan dahulu ke dokter gizi sebelum menjalani diet pisang.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(som/som)