Donald Trump Klaim Berjasa Cegah Perang Nuklir yang Buruk India vs Pakistan

7 hours ago 2

loading...

Presiden AS Donald Trump klaim berjasa mencegah perang nuklir yang buruk antara India dengan Pakistan. Foto/Screenshot video Hindustan Times

WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengeklaim berjasa karena telah mencegah perang nuklir yang buruk antara India dengan Pakistan.

Dia mengatakan India maupun Pakistan memiliki banyak senjata nuklir. "Kedua negara itu saling berhadapan dengan sengit dan hebat," ujarnya dalam jumpa pers di Gedung Putih, Senin waktu Washington.

Sambil memberi tepuk tangan pada dirinya sendiri, Trump mengatakan, "Pemerintahan sayalah yang membantu menjadi penengah gencatan senjata penuh dan segera. Saya pikir gencatan senjata permanen."

Baca Juga: PM India Ultimatum Pakistan: Serangan Belum Berakhir, Hanya Ditunda!

"Itu bisa saja menjadi perang nuklir yang buruk, di mana jutaan orang bisa saja terbunuh," imbuh Trump, sembari berterima kasih kepada Wakil Presiden JD Vance dan Menteri Luar Negeri Marco Rubio atas upaya mereka.

"Mereka bekerja sangat keras untuk itu," katanya, seperti dikutip dari The Hindu, Selasa (13/5/2025).

Trump, yang sedang membaca dari sebuah dokumen dalam berkas yang dibawanya ke jumpa pers, mungkin untuk bersikap akurat dan terukur saat dia berjalan di atas tali diplomatik, tiba-tiba keluar dari naskah saat dia berbicara secara spontan tanpa melihat dokumen tersebut tak lama setelah satu menit.

Dalam sebuah pernyataan yang mengejutkan, Trump akhirnya berkata, "Saya bilang, ayolah, kita akan melakukan banyak perdagangan dengan kalian, kedua negara, jadi mari kita hentikan. Hentikan jika kalian menginginkan perdagangan. Jika kalian tidak berhenti, kita tidak akan melakukan perdagangan apa pun."

"Orang-orang tidak pernah menggunakan perdagangan seperti yang saya gunakan—dan kemudian tiba-tiba mereka berkata 'kita akan berhenti'. Mereka mungkin melakukannya karena banyak alasan, tetapi perdagangan adalah salah satu alasan yang besar," paparnya.

Sumber-sumber pemerintah India telah memberi tahu NDTV bahwa tidak ada penyebutan perdagangan dalam diskusi tersebut.

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online