8000hoki.com Agen web Slot Maxwin Vietnam Terbaru Sering Menang Full Setiap Hari
hokikilat Top ID server Slots Gacor Japan Terkini Gampang Lancar Win Setiap Hari
1000hoki.com List Platform situs Slots Gacor Myanmar Terkini Pasti Lancar Scatter Full Online
5000hoki Data Platform situs Slot Gacor Indonesia Terpercaya Gampang Win Setiap Hari
7000 Hoki Online List Login website Slot Maxwin Philippines Terbaik Pasti Win Full Setiap Hari
9000hoki Data Agen server Slots Maxwin Malaysia Terbaru Mudah Scatter Full Online
List Demo situs Slot Maxwin Myanmar Terkini Pasti Jackpot Online
Idagent138 Id Slot Terbaik
Luckygaming138 Slot Maxwin Online
Adugaming login Slot Maxwin Terpercaya
kiss69 login Slot Anti Rungkad Terbaik
Agent188 Slot Game
Moto128 Daftar Id Slot Anti Rungkad
Betplay138 Daftar Akun Slot
Letsbet77 Daftar Akun Slot Anti Rungkat Terpercaya
Portbet88 login Akun Slot Gacor
Jfgaming168 Akun Slot Anti Rungkat Online
MasterGaming138 login Akun Slot Game
Adagaming168 Akun Slot Maxwin
Kingbet189 Slot Anti Rungkad Terpercaya
Summer138 Daftar Akun Slot Anti Rungkad Online
Evorabid77 login Akun Slot Maxwin Online
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi mengatakan terdapat potensi besar dalam riset dan pengembangan teknologi strategis jika kampus menjalin kemitraan Tentara Nasional Indonesia (TNI). Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendiktisaintek Khairul Munadi mengungkapkan pihaknya telah mengidentifikasi empat produk teknologi pertahanan yang potensial.
"Kampus adalah ekosistem terbuka untuk kolaborasi dalam pendidikan dan inovasi," kata dia ketika dihubungi Tempo, Rabu, 3 April 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Empat produk teknologi pertahanan yang telah diidentifikasi tersebut merupakan hasil kolaborasi antara beberapa perguruan tinggi dan PT Pindad. Khairul Munadi menjelaskan bahwa teknologi pertahanan semacam ini tidak hanya bermanfaat bagi kepentingan militer, tetapi juga berpotensi mendorong inovasi di sektor otomotif, elektronika, manufaktur, hingga material.
Khairul menjelaskan bahwa empat produk teknologi pertahanan yang dimaksud meliputi: pertama, microchip, yang berfungsi sebagai sistem kendali, sensor, dan Internet of Things (IoT) sebagai bagian dari upaya kemandirian teknologi nasional. Kedua, Maung EV, yakni versi elektrik dari kendaraan taktis Maung yang akan segera diluncurkan. Ketiga, Propelan Merah Putih, bahan peledak berbasis selulosa dan gliserin dari sumber dalam negeri. Keempat, optronic, yaitu teknologi optik untuk pengembangan teleskop dan sensor presisi tinggi.
"Jadi kerja sama ini harus dilihat secara luas sebagai bagian dari ekosistem riset dan inovasi nasional," ujar dia.
Sebelumnya, beberapa kampus memang telah menjalin kerja sama dengan TNI. Salah satunya Universitas Udayana lewat penandatangan nota kesepahaman dengan TNI AD Komando Daerah Militer (Kodam) IX/Udayana. Dokumen perjanjian kerja sama Nomor B/2134/UN14.IV/HK.07.00/2025 itu ditandatangani pada 5 Maret 2025.
Meskipun bukan kerja sama di sektor riset, Rektor Universitas Udayana I Ketut Sudarsana mengatakan kerja sama ini mencakup beberapa kegiatan, antara lain kuliah umum dari tokoh TNI tentang kebangsaan, pelatihan bela negara dengan pendekatan non-militeristik, serta program pengabdian masyarakat bersama di bidang ketahanan pangan dan teknologi tepat guna.
Selain itu, kerja sama ini juga bertujuan meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) prajurit aktif melalui akses ke program S1, S2, dan S3 di Universitas Udayana. Ia mengklaim, seluruh kegiatan akan dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip Tri Dharma Perguruan Tinggi dan tetap berada di bawah kontrol akademik.
“Dengan kata lain, kerja sama ini tidak boleh, tidak bisa, dan tidak akan menjadi pintu masuk bagi intervensi terhadap ruang akademik kami. Otonomi dan kebebasan akademik tetap menjadi garis merah yang kami jaga dengan sangat serius,” kata dia kepada Tempo, Rabu, 2 April 2025.
Sementara itu, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Udayana menolak adanya perjanjian kerja sama antara kampusnya dan TNI AD Kodam IX/Udayana ini. Ketua BEM Udayana I Wayan Arma Surya Darmaputra mengatakan perjanjian tersebut membuka peluang bagi militer mendominasi ranah pendidikan sipil.
"Penolakan ini muncul sebagai respons kekhawatiran kami terhadap masuknya unsur militerisasi dalam institusi pendidikan, yang seharusnya tetap netral dan bebas dari kepentingan sektoral tertentu,” kata dia dalam pernyataan tertulisnya pada Senin, 31 Maret 2025.
Vedro Immanuel berkontribusi dalam tulisan ini.