TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kesehatan melalui Pusat Krisis Kesehatan mengirimkan bantuan obat-obatan dan perlengkapan medis untuk masyarakat terdampak banjir dan longsor di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
“Banjir yang melanda Kabupaten Sukabumi telah menyebabkan banyak warga terisolasi dan terpapar risiko penyakit. Untuk itu, kami segera mengirimkan obat-obatan dan perlengkapan medis guna mengurangi dampak kesehatan yang ditimbulkan,” kata Kepala Pusat Krisis Kesehatan Sumarjaya dalam keterangan resmi pada Jumat, 6 Desember 2024.
Sumarjaya mengatakan pengiriman bantuan meliputi berbagai jenis obat-obatan dasar, cairan infus, antibiotik, oksigen konsentrator serta perlengkapan medis habis pakai yang sangat dibutuhkan di lapangan. Selain obat-obatan Kemenkes juga mengirimkan bantuan berupa Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk ibu hamil dan balita dan masing-masing sejumlah 1 ton.
Saat ini, Pemerintah Kabupaten Sukabumi Bupati telah menetapkan status tanggap darurat bencana banjir dan tanah longsor. Merespons penetapan ini, Kemenkes juga mengirim tim manajemen untuk melakukan pendampingan Aktivasi Klaster Kesehatan dan operasionalisasi Health Emergency Operational Center (HEOC).
Sumarjaya menyebutkan hingga saat ini pemerintah setempat belum mendirikan posko kesehatan. Pelayanan kesehatan untuk masyarakat difokuskan di puskesmas dan pusat kesehatan masyarakat pembantu yang masih beroperasi. Di lapangan, terdapat 15 puskesmas yang disiagakan untuk memberikan pelayanan kepada para pengungsi.
Sumarjaya mengimbau masyarakat terdampak bencana untuk menjaga kebersihan, terutama terkait dengan sanitasi dan air bersih, untuk mencegah timbulnya penyakit setelah banjir. “Tetap waspada terhadap potensi penyebaran penyakit yang muncul setelah banjir, selalu jaga kesehatan dan ikuti kesehatan yang telah disosialisasikan oleh petugas kesehatan,” kata dia.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB mengatakan lembaganya akan menangani bencana ini secara bertahap, dimulai dalam fase penanganan darurat seperti pendataan jumlah korban, dampak kerusakan, evakuasi, dan pengungsian, hingga pemulihan dampak bencana seperti rehabilitasi dan rekonstruksi rumah atau pemukiman penduduk.
"Kementerian Sosial juga sudah turun mendirikan dapur umum dan kami pastikan kebutuhan logistik selama tanggap darurat terpenuhi secara maksimal untuk 300 lebih pengungsi yang terdampak di Kabupaten Sukabumi," ujar Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto di Sukabumi pada Jumat, 6 Desember 2024, dikutip dari Antara.