Kilas Balik Effendi Simbolon: Dukung Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta, Kini Dipecat PDIP

1 month ago 26

TEMPO.CO, Jakarta - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP memberikan sanksi organisasi berupa pemecatan terhadap kadernya, Effendi Simbolon. Keputusan ini tertuang dalam warkat yang ditandatangani oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto, tertanggal 28 November 2024.

Kabar pemecatan Effendi ini telah dibenarkan oleh Ketua DPP PDIP, Djarot Saiful Hidayat. Dia membenarkan bila pemecatan itu berkenaan dengan manuver politik yang dilakukan Effendi Simbolon di Pilkada Jakarta.

"Dipecat sebagai anggota partai karena melanggar kode etik dan disiplin partai, serta Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga partai," kata Djarot melalui pesan singkat, Sabtu, 30 November 2024.

Effendi Simbolon hadir di salah satu agenda kampanye pasangan calon dari Koalisi Indonesia Maju atau KIM Plus, Ridwan Kamil-Suswono pada 18 November lalu. Di suatu kafe di kawasan Jakarta Pusat, Effendi tampak datang dalam agenda kampanye RK-Suswono, yang juga dihadiri Presiden ke-7 Joko Widodo.

Saat pertemuan itu, Effendi Simbolon masih berstatus sebagai kader PDIP. Partai banteng itu sendiri mengusung Pramono Anung-Rano Karno dalam kontestasi Pilkada Jakarta 2024.

Manuver politik Effendi Simbolon tak hanya saat Pilkada Jakarta saja. Legislator Senayan ini pernah memberikan sinyal mendukung Prabowo Subianto saat Pilpres 2024.

Effendi yang merupakan politikus PDIP memberi sinyal dukungan kepada bakal calon presiden kala itu, Prabowo Subianto. Sinyal dukungan itu dia berikan di saat PDIP telah resmi mencalonkan Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden.

Tempo telah berupaya menghubungi Effendi Simbolon untuk menanyakan ihwal alasannya bermanuver ke kubu lawan partainya. Namun Effendi hanya membalas pesang WhatsApp dengan stiker bertuliskan, "Semoga Tuhan Berkati."

Sebelumnya, Juru bicara Tim Pemenangan pasangan calon gubernur Jakarta dan wakilnya, Pramono Anung-Rano Karno, Chico Hakim, mengatakan Effendi Simbolon tidak memiliki efek elektoral. PDIP juga tidak akan menindaklanjuti sikap Effendi yang bermanuver secara politik itu.

"Enggak penting. Dia (Effendi) enggak punya efek elektoral. Dari kita banyak pertanyaan. Apa tindak lanjutnya? Saya bilang, enggak ada," ujar Chico di Jakarta pada Rabu, 20 November 2024.

Pada pilkada Jakarta, PDIP mengusung duet Pramono Anung dan Rano Karno. Pasangan calon yang memperoleh nomor urut 3 ini, meraih suara terbanyak pada penghitungan cepat yang dilakukan sejumlah lembaga survei.

Hasil hitung cepat Charta Politika; Indikator Politik Indonesia; dan Parameter Politik Indonesia mencatat perolehan suara Pramono-Rano berkisar di atas 50 persen.

Sementara Ridwan-Suswono menorehkan 39 persen suara, dan duet Dharma Pongrekun-Kun Wardana yang maju dari jalur perseorangan menorehkan suara sekitar 10 persen.

Andi Adam dan Advist berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online