Nusron Wahid Minta Korban Banjir Tak Khawatir Jika Sertifikat Tanah Rusak

4 hours ago 2

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Nusron Wahid meminta korban banjir yang kehilangan atau mengalami kerusakan pada sertifikat tanah tidak perlu khawatir. Ia menyebut digitalisasi sertifikat tanah oleh kementeriannya adalah solusi agar dokumen kepemilikan tanah lebih aman dari risiko bencana.

"Semua tersimpan dalam dunia digital dan hanya pemilik dengan akses yang bisa menggunakannya," kata Nusron usai menghadiri acara Pengkajian Ramadan 1446 H, di Auditorium Universitas Muhammadiyah Jakarta, Tangerang Selatan, dikutip dari keterangan resmi Kementerian ATR/BPN, Ahad, 9 Maret 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nusron mendorong masyarakat untuk segera mengonversi sertifikat tanah yang dimiliki dari analog ke digital. Oleh karena itu, kepemilikan sertipikat tetap aman meskipun terjadi bencana. 

Jika sertifkat yang terkena banjir dan rusak masih dalam bentuk analog, Nusron mengimbau masyarakat untuk segera datang ke Kantor Pertanahan (Kantah) setempat untuk mengajukan permohonan penggantian sertipikat yang rusak.

Sejumlah wilayah di Indonesia dilanda banjir pada pekan lalu, seperti Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Salah satu wilayah yang lumpuh karena banjir adalah Bekasi.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) juga mencatat sejumlah kerusakan bangunan hingga infrastruktur dan korban akibat bencana longsor dan banjir Sukabumi sejak Kamis, 6 Maret lalu. BNPB juga mencatat ada lima korban meninggal dan empat orang dilaporkan hilang.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari jumlah rumah rusak tercatat ratusan unit dengan skala kerusakan sedang hingga berat.

Menurut data dari tim reaksi cepat di lapangan, ada sebanyak 150 unit rumah rusak ringan, 110 unit rumah rusak sedang, dan 95 unit rumah rusak berat. Untuk jumlah infrastruktur rusak yang terdata, antara lain sebanyak tiga unit jembatan rusak sedang, tiga unit jembatan rusak berat, satu sarana kesehatan rusak sedang, dan 27 titik jalan terdampak serta 16 titik jembatan penghubung antar desa lainnya juga ikut terdampak.

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online