Pemprov Jabar Koordinasi dengan Aparat untuk Cegah Pungli di Jalur Wisata Selama Libur Natal

20 hours ago 6

TEMPO.CO, Bandung - Pemerintah Provinsi Jawa Barat berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk mengawasi praktik pungutan liar dan pemalakan di jalur wisata pada libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024/2025.

“Koordinasi terus dilakukan dengan berbagai pihak untuk mencegah praktik pungutan liar agar wisatawan dapat menikmati liburan Nataru ini dengan nyaman,” kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat Benny Bachtiar, dikutip dari keterangannya, Kamis, 26 Desember 2024.

Benny mengatakan, koordinasi tersebut dilakukan dengan Satpol PP kabupaten/kota setempat dan kepolisian di kawasan wisata. Salah satu yang diwaspadai adalah kawasan Puncak di Kabupaten Bogor.

“Jabar selalu menjadi magnet pariwisata, seperti di momen penghujung tahun sehingga harus dijaga dengan baik. Jangan sampai karena ulah beberapa orang mencoreng pariwisata Jawa Barat,” kata dia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Belum lama ini, misalnya viral kasus pemerasan yang melibatkan joki atau pemandu jalur alternatif di Cisarua, Kabupaten Bogor. Pelaku meminta uang Rp 850 ribu untuk jasa memandu kendaraan wisatawan dengan menggunakan motor menuju SPBU Tugu. Korban yang berasal dari Tangerang, Banten, kemudian melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Cisarua. Pelaku kemudian ditangkap dai diproses hukum dengan sanksi wajib lapor dan peringatan agar tidak mengulangi perbuatannya.

Kejadian lainnya juga terjadi di kawasan Puncak. Terjadi pemukulan pada wisatawan oleh tiga orang di jalur alternatif di Megamendung, Bogor. Peristiwa bermula dari mobil wisatawan yang menyenggol salah satu pelaku hingga cekcok hingga terjadi pemukulan. Korban melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Megamendung dan tiga pelaku pemukulan ditangkap. Polisi memeriksa pelaku, dan kemudian para pihak memutuskan menyelesaikan masalah secara musyawarah dan damai.

Benny menghimbau para wisatawan agar tidak tergiur tawaran jasa joki yang memandu jalur alternatif di kawasan wisata. “Kami mengimbau kepada wisatawan untuk tidak menggunakan jasa joki pariwisata agar terhindar dari getok tarif. Wisatawan supaya mengikuti arahan polisi yang mengatur lalu lintas,” kata dia.

Ia menyarankan agar wisatawan menggunakan layanan peta daring seperit Google Maps atau aplikasi lainnya. Namun ia mengingatkan dalam mencari jalur alternatif juga berisiko jarak menjadi lebih jauh, tersesat, hingga potensi gesekan dengan warga sekitar yang merasa terganggu karena jalan di lingkungannya mendadak macet.

“Jadi bijak memilih antre di jalur utama, biar lama, tapi aman karena banyak sesama wisatawan dan petugas daripada memilih jalur alternatif dengan berbagai risiko,” kata Benny.

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online