TEMPO.CO, Jakarta - Permukiman kelurahan Petogogan, Kecamatan Kebayoran Baru, yang berlokasi di belakang kantor wali kota Jakarta Selatan terendam banjir. Banjir merendam sejak subuh setelah hujan deras mengguyur sejak Selasa dini hari, 4 Maret 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hingga pukul 8.00 WIB, genangan air setinggi 30 cm merendam sejumlah rumah warga di sekitar Jalan Pulo Raya, Petogogan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Kelurahan ini tepat berlokasi kurang dari 1 kilometer dari Kantor Wali Kota Jakarta Selatan.
Sejumlah pengendara roda dua terlihat ada yang nekat menerobos banjir dengan melaju pelan. Namun, pemotor yang waswas terpaksa mematikan motor dan mendorong hingga ke area dangkal. Anak-anak sekolah dan orang tua murid berkendara mobil yang hendak mengantar ke SMP Tarakanita 1 juga terhambat banjir. Permukiman ini memang terletak di dekat Kali Krukut yang rawan terjadi banjir saat musim penghujan.
Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta Mohamad Yohan mengatakan sebanyak 47 rukun tetangga (RT) di daerah Jakarta Selatan (Jaksel) dan Jakarta Timur (Jaktim) dilanda banjir sejak Senin pagi, 3 Maret 2025. Menurut Yohan, banjir yang terjadi di Jaksel dan Jaktim tersebut karena meluapnya Kali Ciliwung setelah terjadi hujan di DKI Jakarta dan daerah lainnya.
Yohan mengungkapkan sebanyak 1.229 warga yang tersebar di beberapa kelurahan di Jakarta Selatan dan Jakarta Timur mengungsi ke sejumlah lokasi pengungsian. "Ada 11 lokasi pengungsian yang tersebar di empat kelurahan," kata Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) BPBD DKI Jakarta Mohamad Yohan di Jakarta, Senin.
Empat kelurahan yang warganya mengungsi akibat luapan Kali Ciliwung, yaitu Kelurahan Kampung Melayu berjumlah 221 jiwa dengan perincian 30 jiwa mengungsi di SDN Kampung Melayu 01/02 dan 181 jiwa di Masjid Jami Miftahul Huda.
Kantor berita Antara melaporkan ketinggian air yang merendam kawasan bantaran Kali Ciliwung di Jakarta Selatan dan Jakarta Timur berangsur turun hingga 1,2 meter pada Selasa, pukul 03.00 WIB. Dari data BPBD DKI Jakarta yang terus diperbaharui setiap jamnya, titik tertinggi terjadi di Kelurahan Pejaten Timur mencapai 3,7 meter.
Peneliti di Pusat Riset Iklim dan Atmosfer Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Erma Yulihastin, sudah mewanti-wanti sejumlah titik di kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi atau Jabodetabek bakal dilanda banjir awal pekan ini, Senin, 3 Maret 2025.
Erma mengatakan, hujan dengan intensitas sedang hingga lebat mengguyur hampir seluruh wilayah Jabodetabek pada Senin sore hingga malam, memicu kekhawatiran akan potensi banjir di beberapa daerah. Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat berlanjut hingga Senin dini hari.
Ia mengatakan hujan Selasa dini hari di Jakarta, Depok, Bogor, dan Bekasi merupakan efek penjalaran konveksi yang terbentuk dari Lampung. Erma juga menuturkan bahwa peningkatan hujan di Sumatera berkaitan dengan pertumbuhan bibit vorteks di Samudra Hindia.
Salah satu contoh peningkatan curah hujan yang diberikan Erma adalah di Jakarta Timur yang dapat mencapai 200 mm selama dasarian pertama Maret. Dia memperkirakan angkat itu meningkat lebih tinggi pada dasarian pertama April, mencapai 300 mm. “Waspada banjir,” ucapnya melalui unggahan di X pada Selasa, 4 Maret 2025.
Daniel Ahmad Fajri berkontribusi dalam penulisan artikel ini