SPMB 2025 Diluncurkan, Apa Saja Perbedaan dengan Penerimaan Siswa Sebelumnya?

6 hours ago 2

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah resmi mengganti sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) menjadi Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) pada tahun ajaran 2025/2026. Menteri Pendidikan Dasar Abdul Mu'ti menyatakan penerapan kebijakan ini sebagai wujud evaluasi dan penyempurnaan dari kebijakan sebelumnya.

“Praktik pelaksanaan PPDB 2017-2024 yang di dalamnya kami menemukan beberapa permasalahan untuk kita perbaiki,” kata Abdul Mu'ti dalam agenda peluncuran kebijakan yang digelar di kantornya di Jakarta Pusat pada Senin, 3 Maret 2025. SPMB diatur dalam Peraturan Menteri (Permen) Dikdasmen Nomor 3 Tahun 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dalam pemaparannya, Mu'ti menyampaikan ada tiga aspek mendasar pada permasalahan dan dampak PPDB yang berjalan sejak 2017 hingga 2024. Ketiganya adalah permasalahan akademik, administrasi dan potensi penyimpangan. Mu’ti berjanji SPMB tak hanya mencakup sistem penerimaan murid saja, namun terdapat pembinaan, evaluasi, kurasi prestasi, fleksibilitas daerah pelibatan sekolah swasta, dan integrasi teknologi

Lantas apa saja perbedaan di antara SPMB dan PPDB?

Jalur penerimaan

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, PPDB untuk SD, SMP, dan SMA terdiri dari empat jalur, meliputi jalur zonasi, afirmasi, perpindahan tugas orang tua/wali, dan prestasi. 

Sementara itu, jalur penerimaan siswa baru dalam SPMB terdiri dari empat jenis. Akan tetapi, terdapat perubahan istilah pada dua jenis jalur, sehingga menjadi jalur domisili, afirmasi, mutasi, dan prestasi. 

Persyaratan jalur zonasi dan domisili

Calon siswa yang mengikuti PPDB jalur zonasi harus berdomisili di dalam wilayah zonasi yang ditetapkan oleh pemerintah daerah (pemda). Domisili yang dimaksud didasarkan pada alamat yang tertera pada Kartu Keluarga (KK), yang diterbitkan paling singkat satu tahun sebelum pendaftaran, atau surat keterangan domisili untuk keadaan tertentu, seperti bencana alam atau bencana sosial.

Sementara itu, jalur domisili dalam SPMB ditujukan kepada calon siswa yang berdomisili di dalam wilayah administratif yang ditetapkan oleh pemda sesuai dengan kewenangannya. Pada prinsipnya, jalur domisili bertujuan untuk mendekatkan domisili siswa dengan sekolah. 

Perluasan sasaran jalur mutasi

Pada PPDB, target dari jalur perpindahan tugas orang/tua wali adalah calon murid yang mengalami perubahan domisili karena mengikuti orang tua/wali yang berdinas atau dimutasi di luar daerah. Perpindahan tugas tersebut harus dibuktikan dengan surat penugasan dari instansi, lembaga, kantor, atau perusahaan yang mempekerjakan. 

Sementara itu, dalam SPMB, sasaran dari jalur mutasi diperluas, tidak hanya calon murid yang berpindah domisili karena perpindahan tugas dari orang tua/wali. Anak guru yang merupakan calon siswa pada satuan pendidikan tempat orang tua mengajar juga termasuk. 

Penambahan bidang prestasi non-akademik

Dalam Permendikbud Nomor 1 Tahun 2021 disebutkan PPDB melalui jalur prestasi ditentukan oleh rapor yang dilampirkan dengan surat keterangan peringkat nilai rapor siswa dari sekolah asal dan/atau prestasi di bidang akademik maupun non-akademik. Akan tetapi tidak disebutkan bidang prestasi akademik dan/atau nonakademik yang dimaksud. 

Sementara itu, bidang prestasi akademik dalam SPMB terdiri dari sains, teknologi, riset, inovasi, atau bidang akademik lainnya. Kemudian, bidang nonakademik meliputi seni, budaya, bahasa, olahraga, atau bidang non-akademik lainnya. 

Selain itu, Mendikdasmen menguraikan bahwa bidang kepemimpinan akan masuk ke dalam komponen prestasi non-akademik. Siswa yang aktif menjadi pengurus Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), Praja Muda Karana (Karana), atau lainnya bisa menjadi pertimbangan bagi sekolah. 

Perubahan kuota 

Pada PPDB berlaku ketentuan daya tampung sebagai berikut:

SD: paling sedikit 70 persen (jalur zonasi), paling sedikit 15 persen (jalur afirmasi), paling banyak 5 persen (jalur perpindahan tugas orang tua/wali), dan tidak ada jalur prestasi.

SMP: paling sedikit 50 persen (jalur zonasi), paling sedikit 15 persen (jalur afirmasi), paling banyak 5 persen (jalur perpindahan tugas orang tua/wali), dan sisa kuota untuk jalur prestasi.

SMA: paling sedikit 50 persen (jalur zonasi), paling sedikit 15 persen (jalur afirmasi), paling banyak 5 persen (jalur perpindahan tugas orang tua/wali), dan sisa kuota untuk jalur prestasi. 

Sementara itu, kuota siswa untuk masing-masing jenjang pendidikan dalam SPMB meliputi:

SD: paling sedikit 70 persen (jalur domisili), paling sedikit 15 persen (jalur afirmasi), paling banyak 5 persen (jalur mutasi), dan tidak ada jalur prestasi.

SMP: paling sedikit 40 persen (jalur domisili), paling sedikit 20 persen (jalur afirmasi), paling banyak 5 persen (jalur mutasi), dan paling sedikit 25 persen (jalur prestasi).

SMA: paling sedikit 30 persen (jalur domisili), paling sedikit 30 persen (jalur afirmasi), paling banyak 5 persen (jalur mutasi), dan paling sedikit 30 persen (jalur prestasi).

Hanin Marwah dan Rizki Yusrizal berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online