Spotify Perketat Aturan AI Voice Clone untuk Musik

2 weeks ago 20

Selular.id – Spotify memperkenalkan kebijakan baru yang secara ketat melarang penggunaan AI voice clone tanpa izin artis.

Platform streaming musik terbesar dunia ini kini mewajibkan persetujuan eksplisit dari artis untuk setiap lagu yang menggunakan replika vokal hasil kecerdasan buatan.

Perubahan kebijakan ini merupakan respons terhadap maraknya konten musik AI yang diunggah dengan klaim palsu.

Kebijakan baru Spotify secara spesifik menargetkan “replika vokal tidak sah” yang selama ini membanjiri platform.

Tidak ada lagi lagu deepfake Drake, kloning vokal Ariana Grande, atau replika vokal artis yang sudah meninggal puluhan tahun lalu yang bisa lolos tanpa izin.

Perusahaan menyatakan penggunaan suara seseorang tanpa otorisasi jelas sekarang merupakan pelanggaran kebijakan platform.

Spotify mengakui bahwa meskipun sebelumnya memiliki kebijakan terhadap “konten menipu,” kemajuan teknologi AI voice clone memaksa mereka untuk mendefinisikan ulang aturan tersebut.

Langkah ini sekaligus memudahkan proses penghapusan konten melanggar sambil memberikan batasan jelas bagi kreator yang bereksperimen dengan AI untuk tujuan non-malicious.

The Velvet Sundown band shot

Kasus The Velvet Sundown menjadi contoh nyata bagaimana AI-generated music bisa memicu kontroversi.

Band yang tiba-tiba populer ini diduga merupakan hasil kreasi AI, menimbulkan kekecewaan di kalangan penggemar. Insiden semacam inilah yang mendorong Spotify untuk bertindak lebih tegas.

Selain aturan anti-impersonasi, Spotify juga meluncurkan sistem filter spam baru yang aware terhadap konten AI.

Sistem ini dirancang untuk menandai pelaku nakal dan menurunkan peringkat atau menghapus trek yang teridentifikasi sebagai spam.

Menurut Spotify, lebih dari 75 juta trek spammy telah dihapus dari platform dalam 12 bulan terakhir.

Perusahaan menyatakan akan menerapkan filter ini dengan hati-hati untuk menghindari hukuman terhadap kreator yang tidak bersalah.

Sistem ini diharapkan dapat membersihkan platform dari ribuan remix trap beat yang sedikit diubah atau loop ambient noise 31 detik yang diunggah secara massal oleh bot.

Transparansi Penggunaan AI dalam Kredit Musik

Spotify tidak sepenuhnya menolak penggunaan AI dalam produksi musik.

Sebaliknya, platform ini berupaya menciptakan transparansi dalam penggunaan teknologi tersebut.

Alih-alih hanya memberi label AI pada trek, Spotify akan mengintegrasikan informasi kredit yang lebih nuanced berdasarkan standar metadata industri baru.

Artis akan dapat menunjukkan apakah vokal dihasilkan oleh AI tetapi instrumentasinya tidak, atau sebaliknya.

Data ini nantinya akan ditampilkan dalam aplikasi Spotify, memungkinkan pendengar memahami sejauh mana AI terlibat dalam musik yang mereka dengarkan.

Transparansi semacam ini dinilai penting seiring dengan semakin umumnya AI dalam proses kreatif.

Kenyataannya, banyak artis menggunakan AI di balik layar, baik untuk enhancement vokal, generasi sample, atau sketching ide cepat.

Namun hingga kini, tidak ada cara nyata untuk mengetahui sejauh mana keterlibatan AI dalam suatu karya.

Whitney Houston AI

Penggunaan AI untuk menghidupkan kembali vokal artis legendaris seperti Whitney Houston dalam pertunjukan live dengan orkestra menunjukkan potensi positif teknologi ini.

Namun tanpa regulasi yang jelas, potensi penyalahgunaan tetap mengancam.

Perlindungan terhadap Pembajakan Profil Artis

Kebijakan baru Spotify juga mencakup perlindungan terhadap kasus dimana trek – baik yang dihasilkan AI atau tidak – diunggah secara fraudulen ke profil artis resmi tanpa sepengetahuan mereka.

Perusahaan saat ini menguji safeguard baru dengan distributor untuk mencegah pembajakan semacam ini.

Sistem “content mismatch” juga ditingkatkan sehingga artis dapat melaporkan masalah bahkan sebelum lagu dirilis.

Langkah ini penting mengingat maraknya kasus dimana lagu AI-generated diunggah dengan mengklaim sebagai karya artis yang sudah meninggal, seperti insiden dimana Spotify harus menarik lagu AI yang mengaku berasal dari artis yang telah meninggal 36 tahun lalu.

Seiring dengan menjadi umumnya tools musik AI, potensi kreatifnya sayangnya juga membuka peluang untuk scam dan kebohongan, bersama dengan banjir trek low-effort yang dirancang hanya untuk mengeksploitasi algoritma Spotify dan mengumpulkan royalty.

Eric Hal Schwartz

Bagi pendengar, perubahan ini bisa berarti lebih banyak keyakinan bahwa apa yang mereka dengar berasal dari sumber yang mereka kira.

Dengan musisi AI menjadi lebih populer dan mendapatkan deal rekordan besar, langkah kebijakan semacam ini akan diperlukan di seluruh layanan streaming.

Platform lain seperti YouTube juga menghadapi tantangan serupa dengan konten AI.

YouTube Music baru-baru ini menerapkan paywall pada fitur lirik, menimbulkan pertanyaan tentang strategi monetisasi layanan streaming di era AI.

Di tengah perkembangan teknologi ini, aspek regulasi dan perpajakan juga menjadi perhatian. Layanan streaming termasuk Spotify akan terkena kenaikan PPN menjadi 12% mulai tahun depan, menambah kompleksitas landscape bisnis digital di Indonesia.

Tantangan implementasi tetap menjadi ujian sesungguhnya. Kebijakan hanya seefektif sistem di belakangnya.

Jika klaim impersonasi membutuhkan waktu berminggu-minggu untuk diselesaikan, atau jika filter spam lebih banyak menjaring hobbyist daripada hustler, kreator akan cepat kehilangan kepercayaan.

Spotify cukup besar untuk berpotensi menetapkan standar baik dalam menangani kons musik AI, tetapi mereka perlu adaptif terhadap bagaimana scam artist merespons dalam pertempuran AI band ini.

Kebijakan baru ini merupakan langkah penting menuju ekosistem musik digital yang lebih transparan dan accountable di era generative AI.

Perkembangan kebijakan Spotify terhadap AI music terjadi dalam konteks yang lebih luas dimana kenaikan PPN 12% menjadi trending topic di media sosial dan berbagai platform digital menyesuaikan strategi mereka.

Para pelaku industri seperti Smartfren telah menyiapkan respons terhadap perubahan regulasi ini.

Dunia pendidikan tinggi juga menghadapi transformasi digital, dengan universitas-universitas terbaik di Eropa mengintegrasikan teknologi baru dalam kurikulum mereka, termasuk pengembangan AI dan etika penggunaannya dalam industri kreatif.

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online