TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen) Fajar Riza Ul Haq mengatakan kementeriannya adalah pihak yang tidak setuju soal usulan libur sekolah secara penuh pada bulan Ramadan. Ide itu merupakan usulan yang sebelumnya ditampung oleh pemerintah.
Menurut Fajar, libur satu bulan penuh memiliki konsekuensi terhadap proses pembelajaran siswa. “Sekolah 100 persen libur bulan Ramadan punya konsekuensi lumayan berat. Apalagi Indonesia sudah mengalami ketertinggalan pembelajaran di masa pandemi,” kata dia di seminar literasi keluarga di Museum Nasional, Jakarta Pusat pada Sabtu, 25 Januari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Fajar mengatakan anak-anak saat ini memiliki ketergantungan gawai yang sulit dikontrol. Dia khawatir bila libur selama Ramadan, orang tua di rumah tidak punya kemampuan untuk melakukan pengawasan terhadap ketergantungan gawai tersebut.
Karena itu, Fajar mengatakan kementeriannya menjadi salah satu pihak yang menilai pembelajaran bulan Ramadan harus tetap berlangsung sesuai jadwal akademik. “Bayangkan anak bangun tidur, sahur, main gim sampai sore ngabuburit. Orang tua kan juga tidak punya kesempatan untuk mengontrol,” kata dia.
Pemerintah sudah memutuskan libur sekolah hanya untuk awal dan akhir bulan Ramadan. Jadwal libur itu tertuang dalam Surat Edaran Bersama 3 Menteri (SEB 3 Menteri) resmi diterbitkan pada Selasa, 21 Januari 2025. Dalam SE 3 Menteri Nomor 2 Tahun 2025/Nomor 400.1/32O/SJ tentang Pembelajaran di Bulan Ramadhan Tahun 1446 Hijriah/2025 Masehi diatur jadwal libur Ramadhan, jadwal masuk sekolah hingga libur saat Lebaran 2025.
Pada awal Ramadan, siswa diberikan kesempatan belajar mandiri selama lima hari. Meskipun libur sekolah, siswa tetap diharapkan menjalankan kegiatan belajar yang telah ditugaskan oleh sekolah. Jadwal libur belajar mandiri adalah 27-28 Februari serta 3, 4 dan 5 Maret 2025
Setelah libur belajar mandiri, siswa akan kembali ke sekolah selama dua pekan, mulai 6 hingga 25 Maret 2025. Pada periode ini, pembelajaran dilaksanakan di sekolah, madrasah atau satuan pendidikan keagamaan. Untuk perayaan Idulfitri, siswa akan menikmati libur selama 9 hari, yaitu 26-28 Maret dan 2-8 April 2025
Setelah perayaan Idulfitri, kegiatan belajar-mengajar akan kembali berlangsung mulai 9 April 2025 di seluruh sekolah, madrasah, dan satuan pendidikan keagamaan.
Adapun opsi mengenai penentuan libur sekolah di bulan Ramadan sempat mengemuka sebelum ada keputusan pemerintah. Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu'ti sebelumnya mengatakan ada tiga opsi yang diusulkan masyarakat mengenai kebijakan libur sekolah selama Ramadan 2025.
Opsi pertama, libur sekolah dilakukan secara penuh selama satu bulan Ramadan. Namun, libur ini tetap disertai dengan kegiatan-kegiatan keagamaan di lingkungan masyarakat. Opsi kedua mengacu pada kebijakan libur Ramadan yang telah diterapkan pada tahun-tahun sebelumnya. Dalam skema ini, siswa hanya mendapatkan libur pada awal dan akhir bulan Ramadan.
Sementara itu, opsi ketiga tidak memberikan libur khusus selama Ramadan. Dengan kata lain, kegiatan belajar mengajar tetap berjalan seperti biasa, dengan jadwal libur mingguan yang sudah berlaku sebelumnya. Dalam opsi ini, siswa tetap bersekolah dengan jadwal normal.
Tiga opsi ini, kata Abdul, adalah hasil dari menampung usulan-usulan dari masyarakat. Dia mengatakan bahwa tetap memantau aspirasi publik karena merupakan bagian dari konteks demokasi.
Melynda Dwi Puspita berkontribusi dalam penulisan artikel ini.