6 Kewajiban Suami Terhadap Istri dan Sebaliknya

3 weeks ago 25

Sudahkah Ayah memenuhi kewajiban suami terhadap Bunda? Mari pahami kewajiban suami terhadap istri dan sebaliknya.

Dalam ajaran Islam, pernikahan merupakan janji suci yang membawa tanggung jawab besar bagi suami dan istri. Islam mengatur peran masing-masing dengan sangat jelas agar hubungan suami-istri tidak hanya dilandasi cinta, tapi juga nilai-nilai tanggung jawab, kasih sayang, dan keadilan.

Suami sebagai kepala rumah tangga memiliki sejumlah kewajiban yang harus dipenuhi untuk memastikan keluarganya berjalan harmonis dan diridhai Allah SWT. Kewajiban suami terhadap istri tidak bisa dianggap ringan.

Suami bukan hanya soal memberi nafkah, melainkan tentang penghormatan, pengajaran, dan perlakuan yang baik. Jika suami melalaikan tanggung jawab ini maka yang terjadi tidak hanya keretakan hubungan tapi juga pelanggaran terhadap perintah agama.

Dalam pernikahan, Islam menempatkan kedua pihak, suami dan istri, pada posisi saling melengkapi. Oleh karena itu, penting bagi suami mengetahui dan menjalankan kewajiban-kewajibannya dengan ikhlas dan penuh kesadaran sebagai bentuk ibadah kepada Allah SWT.

Kewajiban suami terhadap istri

Berikut kewajiban suami terhadap istri dan sebaliknya. 

1. Memberikan maskawin (Mahar)

Maskawin atau mahar merupakan pemberian wajib dari suami kepada istri sebagai simbol tanggung jawab dan penghormatan. Islam menekankan pentingnya pemberian ini dilakukan dengan kerelaan hati.

Mahar menjadi awal yang baik untuk membangun rumah tangga yang sakinah. Hal tersebut tertuang dalam surat An-Nisa ayat 4 dan 34, yang berbunyi;

وَاٰتُوا النِّسَاۤءَ صَدُقٰتِهِنَّ نِحْلَةً ۗ فَاِنْ طِبْنَ لَكُمْ عَنْ شَيْءٍ مِّنْهُ نَفْسًا فَكُلُوْهُ هَنِيْۤـًٔا مَّرِيْۤـًٔا ٤

Artinya:

"Berikanlah mahar kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian yang penuh kerelaan. Kemudian, jika mereka menyerahkan kepada kamu sebagian dari (mahar) itu dengan senang hati, terimalah dan nikmatilah pemberian itu dengan senang hati."

Allah SWT juga berfirman dalam surat An Nisa ayat 34 yang berbunyi;

اَلرِّجَالُ قَوَّامُوْنَ عَلَى النِّسَاۤءِ بِمَا فَضَّلَ اللّٰهُ بَعْضَهُمْ عَلٰى بَعْضٍ وَّبِمَآ اَنْفَقُوْا مِنْ اَمْوَالِهِمْ ۗ فَالصّٰلِحٰتُ قٰنِتٰتٌ حٰفِظٰتٌ لِّلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللّٰهُ ۗوَالّٰتِيْ تَخَافُوْنَ نُشُوْزَهُنَّ فَعِظُوْهُنَّ وَاهْجُرُوْهُنَّ فِى الْمَضَاجِعِ وَاضْرِبُوْهُنَّ ۚ فَاِنْ اَطَعْنَكُمْ فَلَا تَبْغُوْا عَلَيْهِنَّ سَبِيْلًا ۗاِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَلِيًّا كَبِيْرًا ٣٤

Artinya:

"Laki-laki (suami) adalah penanggung jawab atas para perempuan (istri) karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan) dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari hartanya. Perempuan-perempuan saleh adalah mereka yang taat (kepada Allah) dan menjaga diri ketika (suaminya) tidak ada karena Allah telah menjaga (mereka). Perempuan-perempuan yang kamu khawatirkan akan nusyuz, berilah mereka nasihat, tinggalkanlah mereka di tempat tidur (pisah ranjang), dan (kalau perlu,) pukullah mereka (dengan cara yang tidak menyakitkan). Akan tetapi, jika mereka menaatimu, janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkan mereka. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar."

2. Menafkahi istri

Nafkah merupakan tanggung jawab utama suami, terlepas dari kondisi ekonomi istri. Ini mencakup kebutuhan pokok seperti makanan, pakaian, tempat tinggal, dan perawatan kesehatan.

Meski istri berasal dari keluarga kaya, suami tetap berkewajiban menafkahinya. Allah SWT berfirman dalam surat Ath-Thalaq ayat 6 tentang pentingnya memberi nafkah sesuai kemampuan dan tidak menyusahkan pihak istri.

Bunyi surat surat Ath-Thalaq ayat 6;

اَسْكِنُوْهُنَّ مِنْ حَيْثُ سَكَنْتُمْ مِّنْ وُّجْدِكُمْ وَلَا تُضَاۤرُّوْهُنَّ لِتُضَيِّقُوْا عَلَيْهِنَّۗ وَاِنْ كُنَّ اُولٰتِ حَمْلٍ فَاَنْفِقُوْا عَلَيْهِنَّ حَتّٰى يَضَعْنَ حَمْلَهُنَّۚ فَاِنْ اَرْضَعْنَ لَكُمْ فَاٰتُوْهُنَّ اُجُوْرَهُنَّۚ وَأْتَمِرُوْا بَيْنَكُمْ بِمَعْرُوْفٍۚ وَاِنْ تَعَاسَرْتُمْ فَسَتُرْضِعُ لَهٗٓ اُخْرٰىۗ ٦

Artinya:

"Tempatkanlah mereka (para istri yang dicerai) di mana kamu bertempat tinggal menurut kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan mereka untuk menyempitkan (hati) mereka. Jika mereka (para istri yang dicerai) itu sedang hamil, maka berikanlah kepada mereka nafkahnya sampai mereka melahirkan, kemudian jika mereka menyusukan (anak-anak)-mu maka berikanlah imbalannya kepada mereka; dan musyawarahkanlah di antara kamu (segala sesuatu) dengan baik; dan jika kamu sama-sama menemui kesulitan (dalam hal penyusuan), maka perempuan lain boleh menyusukan (anak itu) untuknya."

3. Memperlakukan istri dengan baik

Hubungan suami-istri harus dilandasi dengan perlakuan yang baik. Suami dituntut bersikap lembut, pengertian, dan penuh kasih sayang. Perintah ini tertuang dalam surat An-Nisa ayat 19 yang berbunyi;

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا يَحِلُّ لَكُمْ اَنْ تَرِثُوا النِّسَاۤءَ كَرْهًا ۗ وَلَا تَعْضُلُوْهُنَّ لِتَذْهَبُوْا بِبَعْضِ مَآ اٰتَيْتُمُوْهُنَّ اِلَّآ اَنْ يَّأْتِيْنَ بِفَاحِشَةٍ مُّبَيِّنَةٍ ۚ وَعَاشِرُوْهُنَّ بِالْمَعْرُوْفِ ۚ فَاِنْ كَرِهْتُمُوْهُنَّ فَعَسٰٓى اَنْ تَكْرَهُوْا شَيْـًٔا وَّيَجْعَلَ اللّٰهُ فِيْهِ خَيْرًا كَثِيْرًا ١٩

Artinya:

"Wahai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mewarisi perempuan dengan jalan paksa. Janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, kecuali apabila mereka melakukan perbuatan keji yang nyata. Pergaulilah mereka dengan cara yang patut. Jika kamu tidak menyukai mereka, (bersabarlah) karena boleh jadi kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan kebaikan yang banyak di dalamnya."

4. Bersikap seimbang saat cemburu

Cemburu merupakan naluri yang wajar. Namun dalam Islam, suami tidak diperkenankan bersikap berlebihan.

Kecurigaan yang tidak berdasar, mengintai, atau bertindak kasar hanya akan merusak kepercayaan dan menciptakan ketegangan. Rasulullah SAW menyebut bahwa Allah SWT pun memiliki rasa cemburu, namun tetap berada dalam batas yang adil.

Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah SWT cemburu, dan orang mukmin cemburu. Adapun cemburu Allah SWT yaitu ketika orang mukmin melakukan apa yang diharamkan-Nya."

5. Membimbing istri untuk urusan agama

Tugas suami bukan hanya memenuhi kebutuhan duniawi, melainkan juga membimbing istrinya dalam kebaikan akhirat. Suami harus mengajarkan ilmu agama, mengingatkan ibadah, dan menjaga keluarganya dari perbuatan dosa.

Allah SWT berfirman dalam surat At-Tahrim ayat 6 yang berbunyi;

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارًا وَّقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلٰۤىِٕكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُوْنَ اللّٰهَ مَآ اَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ ٦

Artinya:

"Wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. Penjaganya adalah malaikat-malaikat yang kasar dan keras. Mereka tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepadanya dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan

Islam juga menekankan pentingnya hubungan suami-istri secara fisik sebagai bagian dari menjaga keharmonisan. Suami diwajibkan memenuhi kebutuhan biologis istrinya secara wajar.

Ibnu Hazm berkata, "Diwajibkan bagi seorang suami untuk menggauli wanita yang menjadi istrinya. Minimal sekali setiap suci dari haid jika mampu melakukannya. Jika tidak, maka ia durhaka kepada Allah SWT."

Kewajiban istri terhadap suami

Tak hanya suami, istri juga memegang tanggung jawab besar dalam menjaga keutuhan rumah tangga. Kewajiban istri terhadap suami merupakan bentuk saling melengkapi, bukan saling menuntut.

Tujuannya agar tercipta keluarga yang harmonis, saling menghormati, dan dirahmati Allah SWT. Berikut kewajiban istri terhadap suami yang perlu Bunda tahu.

1. Taat kepada suami

Dalam Islam, suami dianugerahi peran sebagai pemimpin dalam rumah tangga. Sementara istri menjadi pendamping serta makmumnya. Tugas istri adalah taat kepada suami dan mendukung kepemimpinan suami selama tidak bertentangan dengan syariat.

Rasulullah SAW memberikan janji luar biasa bagi istri yang menaati suaminya. Rasulullah bersabda;

"Jika seorang wanita melaksanakan sholat lima waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya (kehormatan), dan menaati suaminya, maka akan dikatakan kepadanya, 'Masuklah ke dalam surga dari pintu mana yang kamu kehendaki." (HR. Thabrani dan Ibnu Majah)

2. Mengurus rumah tangga dengan baik

Rumah adalah tempat pulang suami. Istri berperan penting menjadikannya tempat yang nyaman secara lahir dan batin.

Mengelola rumah tangga bukan hanya soal pekerjaan domestik, melainkan menciptakan suasana damai yang mendukung peran suami sebagai pencari nafkah sekaligus pemimpin keluarga.

3. Berterima kasih dan mendoakan suami

Suami yang setiap hari bekerja dan menafkahi keluarganya patut dihargai bukan diabaikan. Ucapan terima kasih yang tulus dari istri bisa menambah semangat dan rasa bahagia dalam hati suami.

Lebih dari sekadar ucapan, doa yang dipanjatkan seorang istri untuk suaminya menjadi bentuk cinta terdalam. Doa ini bisa menguatkan suami dalam menghadapi beban hidup. Rasulullah SAW bersabda;

“Allah SWT tidak akan memperhatikan wanita yang tidak mau berterima kasih kepada suaminya, sementara dia masih membutuhkannya” (HR. Hakim)

4. Tulus dan selalu memberikan senyuman

Rasulullah SAW pernah mengunjungi putrinya, Fatimah Az-Zahra, dan memberinya nasihat yang dalam. Kata Rasulullah SAW;

"Wahai Fathimah, apabila seorang istri berbakti kepada suaminya dengan niat yang tulus karena mengharap ridha Allah SWT, maka dibersihkan dari dosa-dosanya seperti ketika dilahirkan oleh ibunya, meninggalkan dunia tanpa dosa dan mendapatkan kuburannya seperti taman surga."

Rasulullah SAW melanjutkan;

"Jika istri tersenyum pada suaminya, Allah akan memandangnya dengan kasih sayang. Jika ia merapikan tempat tidur suaminya dengan ikhlas, maka para malaikat mendoakannya agar diampuni dosa-dosanya yang lalu maupun yang akan datang."

Jadi, jangan berikan wajah cemberut ketika Ayah pulang ya, Bunda. Tetaplah tersenyum untuk meringankan bebannya setelah lelah bekerja seharian.

5. Menjaga rahasia rumah tangga

Segala hal yang terjadi dalam rumah tangga, terutama yang bersifat pribadi, sebaiknya tidak disebarluaskan oleh istri. Rasulullah SAW bersabda;

"Sesungguhnya seburuk-buruk derajat manusia di sisi Allah pada hari kiamat adalah laki-laki yang menyebarluaskan cacat atau rahasia istrinya dan istri yang membuka rahasia suaminya, lalu masing-masing membeberkan rahasianya." (HR. Muslim dan Abu Dawud)

Pernikahan dalam Islam merupakan ikatan suci yang harus dijaga dengan penuh tanggung jawab. Suami dan istri memiliki peran dan kewajiban masing-masing yang tak boleh diabaikan.

Jika keduanya menjalankan peran dengan ikhlas maka rumah tangga akan menjadi sumber ketenangan, kasih sayang, dan kebahagiaan baik di dunia maupun akhirat.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(som/som)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online