Dari Jeff Bezos, Sundar Pichai, Mark Zukerberg, Hingga Tim Cook: Mengapa Para Bos Perusahaan Teknologi Kini Mendekat ke Donald Trump

6 days ago 12

Selular.ID – Hubungan yang tidak stabil dengan Trump selama masa jabatan pertamanya, membuat banyak raksasa teknologi lebih berhati-hati. Suka tak suka, mereka kini harus mendekat jika tak ingin dipersulit di masa depan.

Karenanya tak lama setelah pemilihan presiden pada November lalu, Jeff Bezos, Sundar Pichai, dan CEO Microsoft Satya Nadella termasuk di antara CEO teknologi langsung mengucapkan selamat kepada Donald Trump atas kemenangannya yang terbilang sensasional.

Kini para CEO dari sejumlah perusahaan teknologi terbesar di AS telah secara terbuka menunjukkan dukungan mereka terhadap Presiden terpilih Donald Trump.

Langkah itu termasuk sumbangan besar untuk upacara pelantikannya oleh Amazon milik Jeff Bezos dan Meta Platforms milik Mark Zuckerberg.

Washington Post melaporkan Zuckerberg menyumbang dana sebesar $1 juta kepada komite pelantikan Trump menjelang upacara pengambilan sumpahnya pada Senin (20/1/2025).

Tak mau kalah, Bezos juga menyumbang duit senilai yang sama dengan Zukerberg melalui Amazon.

Laporan CNN menyebutkan, selain dana tunai, Amazon juga akan memberikan sumbangan dalam bentuk barang senilai $1 juta dengan menayangkan pelantikan presiden di Amazon Video.

Setali tiga uang, Sam Altman juga mendadak menjadi murah hati dengan presiden terpilih dari Partai Republik itu.

Bloomberg melaporkan CEO OpenAI itu, berencana untuk menyumbangkan $1 juta dari uangnya sendiri untuk dana pelantikan.

Padahal, seperti diketahui, Altman merupakan pendukung berat Joe Biden. Meski jumlahnya tak diungkapkan, dedengkot teknologi AI itu, memberikan sumbangan untuk kampanye pemilihan kembali Presiden Joe Biden.

Setelah komitmen memberikan sumbangan, Bezos dijadwalkan bertemu dengan Trump minggu ini setelah pertemuan serupa oleh Zuckerberg di kediaman Presiden Terpilih di Mar-a-Lago, Palm Beach, Florida.

Baca Juga: Terpilihnya Donald Trump Pengaruhi Pasar Gadget dan Consumer Electronics

Sebelumnya, CEO Google Sundar Pichai juga dilaporkan telah bertemu dengan Trump di lokasi yang sama, pada minggu lalu (12/12/2024).

Menyusul Pichai dan Zukerberg, Trump juga telah menerima CEO Apple Tim Cook pada Jumat (20/12/2204) di kediaman pribadinya itu.

Sebelumnya Trump mengatakan bahwa ia telah berbicara dengan Cook tentang pertikaian pajak perusahaan yang telah berlangsung lama dengan Uni Eropa.

Pertemuan tersebut terjadi kurang dari dua bulan setelah Trump mengatakan bahwa ia berbicara dengan Cook melalui telepon, setelah Apple kalah dalam banding terakhirnya dalam perselisihan dengan UE.

Kekalahan itu berujung pembayaran oleh Apple sebesar 13 miliar euro ($14,34 miliar) yang dihitung sebagai pajak terutang ke Irlandia.

Dalam kasus berbeda, Donald Trump juga dijadwalkan bertemu dengan CEO TikTok Shou Chew di Mar-a-Lago pada Senin (23/12/2024), menurut sumber yang dekat dengan ABC News.

Pertemuan tersebut terjadi setelah Trump mengatakan dalam konferensi pers pada Senin (16/12/2024), bahwa ia memiliki “titik hangat” di hatinya untuk TikTok, memuji aplikasi tersebut karena membantunya memenangkan hati pemilih muda dalam pemilihan presiden bulan lalu.

Trump awalnya mencoba melarang TikTok pada pemerintahan pertamanya, tetapi kemudian mengubah arahnya, bersumpah di jalur kampanye untuk “menyelamatkan” aplikasi tersebut.

Tidak jelas bagaimana ia akan melakukannya, mengingat undang-undang tersebut disahkan dengan dukungan bipartisan yang kuat dan akan memerlukan persetujuan dari DPR dan Senat.

Baca Juga: Berkat AI dan Semikonduktor, Posisi India Diprediksi Semakin Kuat Seiring Kembalinya Donald Trump ke Tampuk Kekuasaan

Donald Trump Malah Memuji Elon Musk

Will Oremus, penulis analisis berita teknologi untuk The Washington Post, mengatakan kepada CNN dalam sebuah wawancara pada hari Jumat (13/12/2024) bahwa para eksekutif Big Tech tidak memberikan pujian serupa kepada Presiden Biden ketika ia menang pada 2020.

Hubungan Trump dengan banyak eksekutif yang sama itu sengit selama masa jabatan pertamanya dan menjelang pemilihan, tetapi mereka sekarang bersedia bertekuk lutut untuk mendapatkan dukungannya.

Pada 2019, Amazon menyalahkan Presiden Trump saat itu atas hilangnya kontrak cloud Pentagon senilai $10 miliar, yang dilaporkan berselisih dengan Bezos atas liputan The Washington Post tentang pemerintahannya.

Selain berseteru dengan Amazon, Trump juga mengajukan tuntutan hukum terhadap Google dan Meta pada 2021 yang menuduh mereka melakukan penyensoran.

Oremus menyatakan Trump secara rutin mengancam perusahaan media sosial selama masa jabatan pertamanya.

“Apakah dia akan melakukannya lagi tergantung pada apakah dia melihat perusahaan media sosial berada di pihaknya atau terikat pada kepentingan liberal yang ingin menghapus teori konspirasi, ekstremisme, ujaran kebencian, dan lain sebagainya”, ujar Oremus.

Oremus mencatat Meta Platforms akan diuntungkan jika Trump tetap dengan usulan larangan TikTok oleh Pemerintah Biden.

Begitu juga dengan Amazon Web Services masih memiliki kontrak cloud pemerintah yang besar dengan pemerintah federal.

“Anda melihat Mark Zuckerberg setelah upaya pembunuhan menggambarkan Trump sebagai ‘orang hebat’,” katanya.

“Saya pikir mereka mengerti bahwa bagi Trump, banyak politik bersifat pribadi.”

Reporter Washington Post menyatakan bahwa dia telah mengatakan selama bertahun-tahun bahwa para raksasa teknologi tidak liberal atau konservatif.

“Mereka kapitalis,” jelasnya. “Mereka tidak menjadi orang terkaya dalam sejarah dunia dengan menjadi ideolog. Ketika ada uang di atas meja, mereka tahu di mana sumber pendapatan mereka.

“Saya pikir mereka melihat bagaimana keadaan di pemerintahan Trump, bahwa jika mereka tidak berada di pihaknya yang baik, mereka akan menderita.”

Uniknya di saat para bos perusahaan teknologi mau tak mau harus “menjilat” Trump demi masa depan bisnisnya, hanya satu CEO yang tidak perlu memuji Trump. Dia adalah Elon Musk.

Malah Donald Trump yang secara terbuka memuji Elon karena kontribusinya dalam memenangkan kursi kepresidenan.

Berkat dukungan yang terbilang “all-out” dalam memenangkan Donald Trump, selama masa kampanye, CEO X itu kini menuai hasil.

Musk yang merupakan pengusaha miliarder sekaligus orang terkaya di dunia, telah ditunjuk untuk memimpin apa yang disebut Trump sebagai Departemen Efisiensi Pemerintah, bersama mantan calon presiden Vivek Ramaswamy.

Departemen tersebut – yang akronimnya Doge merupakan anggukan pada mata uang kripto yang dipromosikan oleh Musk – akan berfungsi sebagai penasihat presiden.

“Kehadiran Doge bertujuan membongkar birokrasi pemerintah, memangkas peraturan yang berlebihan, memangkas pengeluaran yang boros, dan merestrukturisasi lembaga federal”, kata Trump.

Sebelumnya dalam pidato kemenangan yang berlangsung di West Palm Beach, Florida, Rabu (6/11/2024), Trump mengucapkan terima kasih terima kasih kepada pemilik Tesla itu, yang telah mendukungnya sepanjang pemilu. Bahkan ia tak ragu-ragu menyebut Elon Musk sebagai bintang.

“Semua orang di sini hebat. Semua orang di sini sangat istimewa. Tapi, izinkan saya memberitahu Anda, kami memiliki bintang baru. Bintang itu adalah Elon. Dia menghabiskan dua minggu di Philadelphia, berbagai bagian Pennsylvania untuk berkampanye,” kata Trump.

Baca Juga: Dampak Kemenangan Donald Trump, Media Sosial Ini Justru Ditinggal Penggunanya

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online