TEMPO.CO, Semarang - Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi minta personel Kepolisian dan Tentara Nasional Indonesia atau TNI dibekali senjata laras panjang saat bertugas mengamankan musim Lebaran 2025. Hal itu dia sampaikan ketika rapat koordinasi Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Forkompimda Jawa Tengah pada Senin, 17 Maret 2025.
"Tolong nanti Pak Kapolda dan Pak Pangdam, anggotanya dikasih striking force yakni anggota dibekali senjata laras panjang," kata mantan Kapolda Jawa Tengah itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Luthfi mengatakan tak ingin ada aksi begal hingga teroris mengganggu agenda tahunan mudik-balik lebaran kali ini. Sehingga langkah pencegahan harus dilakukan.
Dia mengatakan, layanan pada arus mudik dan arus balik bukan hanya operasi pelayanan kemanusiaan semata. Luthfi menyebut, perlu pencegahan tindak pidana di titik-titik tertentu.
Menurutnya, aparat bersenjata laras panjang tersebut bisa ditempatkan di titik-titik vital. Antara lain pusat keramaian dengan potensi kejahatan tinggi hingga masjid.
Rapat koordinasi tersebut juga dihadiri Kepolda Jawa Tengah Inspektur Jenderal Ribut Hari Wibowo dan Panglima Daerah Militer IV Dipongeoro Mayor Jenderal Deddy Suryadi.
Sebelumnya, Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi memprediksi potensi pergerakan masyarakat selama Lebaran 2025 mencapai 146,48 juta jiwa atau 52 persen dari total jumlah penduduk Indonesia. Angka ini diperoleh dari hasil survei Badan Kebijakan Transportasi (BKT) Kementerian Perhubungan.
"Hasil survei menunjukkan, puncak arus mudik diprediksi terjadi pada H-3 atau 28 Maret 2025 dengan potensi jumlah pergerakan masyarakat sebanyak 12,1 juta," kata Dudy dalam Rapat Koordinasi Persiapan Penyelenggaraan Angkutan Lebaran 2025 di Kementerian Perhubungan, Jumat, 14 Maret 2025, dikutip dari keterangan tertulis.
Sementara itu, puncak arus balik diprediksi terjadi pada H+5 atau 6 April 2025. Dudy mengatakan pergerakan masyarakat di tanggal tersebut diperkirakan mencapai 31,49 juta orang.