Polemik Ijazah Jokowi Masih Bergulir

1 hour ago 3

TEMPO.CO, Jakarta - Polemik terkait ijazah mantan Presiden Joko Widodo atau Jokowi masih berlanjut. Pada Kamis, 17 April 2025, sekelompok massa yang terdiri dari tim pembela ulama dan aktivis mendatangi rumah Jokowi untuk meminta klarifikasi mengenai keaslian ijazahnya, mulai dari jenjang SMA hingga universitas di UGM. Pada momen itu, Jokowi menunjukkan ijazahnya ke wartawan dengan syarat tidak difoto atau diambil gambarnya.

Wartawan Melihat Ijazah Jokowi

Sejumlah wartawan yang berada di depan rumah ayah Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka diizinkan masuk oleh ajudan Jokowi pada Kamis untuk menyaksikan ijazah Jokowi. Namun, sebelum memasuki rumah, para jurnalis diminta untuk menyerahkan ponsel atau kamera dan tidak membawanya ke dalam.

Jokowi kemudian memperingatkan agar ijazah-ijazah yang akan ditunjukkannya tidak difoto. Ia pun memperlihatkan dua map berisi ijazah-ijazahnya, satu map berisi ijazah dari SD hingga SMA, dan satu map lainnya berisi ijazah dari Universitas Gadjah Mada (UGM). Jokowi menunjukkan satu per satu ijazah tersebut kepada para wartawan sambil berkata, "Ini saya tunjukkan ijazah saya, dari SD sampai S1. Tapi jangan difoto ya."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ijazah pertama yang ditunjukkan adalah ijazah dari SMA Negeri 6 Surakarta, diikuti dengan ijazah dari SMP Negeri 1 Surakarta dan SD Negeri Tirtoyoso Surakarta. Terakhir, ia menunjukkan ijazah dari Fakultas Kehutanan UGM, yang tertera tulisan UGM pada map-nya. Di setiap ijazah, terlihat foto Jokowi sesuai jenjang pendidikan. Pada ijazah UGM, Jokowi terlihat mengenakan kacamata. 

Seorang wartawan bertanya tentang kacamata tersebut, Jokowi menjelaskan bahwa dulu matanya minus dan kacamata itu sudah pecah karena ia tidak mampu membelinya lagi. "Oh yang itu sudah pecah, saya dulu tidak mampu beli lagi," ujarnya.

Tim Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA) Lengkapi Pengaduan ke Bareskrim Polri

 Wakil Ketua Tim Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA), Rizal Fadillah, menyampaikan bahwa pihaknya akan menyerahkan bukti tambahan terkait dugaan pemalsuan ijazah Joko Widodo kepada Bareskrim Polri. Laporan awal dari TPUA telah didaftarkan sejak 9 Desember 2024. Rizal menyebut bahwa bukti terakhir yang diserahkan adalah pada bulan Maret, berdasarkan hasil penyelidikan Rismon Hasiholan Sianipar dan Roy Suryo, yang dikenal sebagai pakar forensik digital dan telematika.

“Kemungkinan hari Senin atau Selasa, kami akan kembali ke Bareskrim untuk menyampaikan bukti-bukti baru. Bukti ini kami dapatkan saat melakukan penelusuran di Universitas Gadjah Mada dan juga ketika kami berada di Solo pada 16 April lalu,” ujar Rizal saat diwawancarai Tempo pada 18 April 2025.

Salah satu temuan yang akan disertakan, kata Rizal, adalah perbandingan lembar pengesahan skripsi. Ia menyoroti bahwa pada dokumen milik Jokowi tertulis “tesis” untuk jenjang sarjana, sedangkan dokumen lain dari tahun yang sama menggunakan istilah “sarjana” secara konsisten.

Pakar Forensik Digital dan Telematika Roy Suryo Tanggapi Ijazah Jokowi

Roy Suryo mengungkapkan bahwa dirinya menemukan sejumlah kejanggalan dalam skripsi milik Jokowi. Ia menceritakan bahwa pertemuan saat penelusuran dokumen berlangsung cukup singkat dan sempat diwarnai ketegangan. “Sempat ada debat yang cukup memanas, tapi itu hal biasa dalam diskusi,” ujarnya pada Selasa, 15 April 2025.

Roy menyampaikan bahwa timnya awalnya tidak diizinkan melihat skripsi Jokowi, namun setelah beberapa waktu, dokumen tersebut akhirnya diperlihatkan. Setelah melakukan pemeriksaan, ia mengklaim menemukan beberapa hal yang tidak lazim.

Ia juga mengaku heran karena Universitas Gadjah Mada yang dikenal terbuka dan menempati peringkat kedua dalam hal keterbukaan informasi, ternyata belum menyiapkan skripsi tersebut ketika mereka datang. “Skripsi harus diambil terlebih dahulu dan itu menyita waktu, padahal kunjungan kami terbatas,” katanya.

Roy Suryo juga membandingkan dokumen pendidikan Jokowi dengan milik proklamator Mohammad Hatta. Ia menyampaikan bahwa masyarakat yang datang ke kampus Erasmus Universiteit di Rotterdam, Belanda, dapat melihat salinan ijazah Mohammad Hatta yang dipajang di gedung perpustakaan sebagai bentuk penghormatan dari institusi internasional terhadap tokoh bangsa tersebut.

“Replika ijazah beliau dipajang di sana sebagai penghargaan dari pihak kampus kepada Moh. Hatta,” ujar Roy dalam pernyataannya kepada Tempo pada 17 April 2025. Menurutnya, ini menunjukkan bahwa tak perlu bersembunyi di balik Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik Nomor 14 Tahun 2008 atau UU Perlindungan Data Pribadi Nomor 27 Tahun 2022.

UGM Siap Beri Data di Pengadilan

UGM menyatakan kesiapannya untuk mengungkap data-data yang diminta apabila ada perintah resmi dari pengadilan terkait dugaan ijazah palsu Presiden ke-7 RI, Jokowi. UGM juga telah menegaskan secara terbuka bahwa Jokowi merupakan alumni Fakultas Kehutanan UGM yang lulus pada tanggal 5 November 1985.

“Jika pengadilan meminta, kami siap memberikan,” ujar Wakil Rektor I UGM, Wening Udasmoro, pada Selasa, 15 April 2025. Ia menjelaskan bahwa UGM berperan sebagai lembaga akademik yang bertugas memberikan penjelasan, sehingga akan menyampaikan data yang dimiliki jika diminta secara hukum. 

Namun, untuk data pribadi mahasiswa, Wening menekankan bahwa aksesnya dibatasi dan tidak bisa diberikan begitu saja. Apabila ada pihak yang ingin mengakses informasi tersebut, UGM akan terlebih dahulu memverifikasi kapasitas dan tujuan permintaan. Jika permintaan datang dari pengadilan, UGM dengan terbuka akan menyerahkan data yang dimaksud.

Kuasa Hukum Jokowi Siap Melaporkan Penuding Ijazah Palsu

Tim kuasa hukum Jokowi tengah mempelajari kemungkinan pihak-pihak yang akan digugat terkait tudingan bahwa ijazah Jokowi palsu. Meski sudah mengantongi sejumlah nama yang berpotensi digugat, tim hukum masih belum bersedia mengungkap identitas mereka ke publik.

“Beberapa nama sudah ada, tapi kami belum bisa menyebutkan sebelum mengambil langkah hukum ke pihak kepolisian,” ujar Firmanto Laksana, salah satu kuasa hukum Jokowi, kepada Tempo pada Selasa, 15 April 2025.

Firmanto menjelaskan bahwa saat ini pihaknya masih memeriksa dan mengumpulkan bukti atas tuduhan yang disampaikan oleh sejumlah orang. Ia juga belum memastikan apakah Rismon Hasiholan Sianipar, mantan dosen Universitas Mataram, termasuk dalam daftar tersebut. Sebelumnya, Rismon menuding ijazah Jokowi palsu melalui unggahan video di YouTube setelah menganalisis sampul dan lembar pengesahan skripsi Jokowi.

“Kita tunggu saja waktunya. Yang jelas, semua pihak yang menyebarkan kegaduhan dan menyebarkan narasi negatif tanpa dasar akan diproses,” kata Firmanto. Ia menambahkan bahwa nama-nama yang akan digugat kemungkinan akan diumumkan dalam waktu dekat.

Septia Ryanthie, Eka Yudha Saputra, dan M. Syaifullah ikut berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online