Jangan Ucap "Saya Pikir" di Tempat Kerja, Ini Kata Penggantinya agar Terlihat Profesional dan Percaya Diri

3 weeks ago 36

Jakarta -

Bunda yang bekerja pastinya sering kali berinteraksi atau melakukan diskusi dengan rekan kerja. Dalam percakapan itu, mungkin terkadang muncul kata “Saya pikir” yang disampaikan seseorang secara sengaja maupun tidak.

Meski tidak berbahaya, siapa sangka? Ternyata kata ini dilarang di sampaikan di tempat kerja, lho, Bunda.

Jika digunakannya terlalu sering dan dalam konteks yang salah, hal itu dapat melemahkan pesan yang ingin disampaikan dan merusak kepercayaan diri.

Dilansir dari laman CNBC Make It, “Saya pikir” adalah contoh bahasa yang menggambarkan bahwa Bunda kurang yakin pada diri sendiri. Ini dianggap sebagai alternatif dari kata “Hanya”, “Maaf”, dan “Mungkin”.

Meskipun kata-kata ini mungkin terdengar sopan, itu dapat mengencerkan kredibilitas dan membuat ide Bunda lebih mudah diabaikan.

Kata pengganti “Saya pikir” yang tepat

Dilansir dari laman Upworthy, “Saya pikir” dapat membuat suatu opini dianggap tidak lebih dari sekadar pikiran sekilas, dan karenanya tidak dianggap serius.

Alih-alih mengatakan “Saya pikir”, Bunda dapat menggantinya dengan “Saya sarankan”. Sebab, menyarankan sesuatu terlihat seperti lebih berwibawa dan berorientasi pada tindakan.

Bahkan, jika pesan yang ingin disampaikan sama persis, kata-kata yang lebih berbobot jika dibingkai sebagai rekomendasi daripada yang dapat diartikan sebagai pikiran yang lewat.

Perubahannya halus, tetapi berdampak besar. Mengatakan “Saya sarankan” alih-alih “Saya pikir” membuat Bunda terdengar lebih percaya diri dan tegas, memberi pengaruh lebih besar, dan memastikan dipandang sebagai seseorang yang pendapatnya penting.

Cara mengurangi kebiasaan mengatakan “Saya pikir”

Setiap kali mencoba mengubah pola yang sudah mengakar dalam percakapan sehari-hari, Bunda tentu perlu melatihnya. Berikut beberapa strategi yang dapat dicoba untuk mengubah kebiasaan komunikasi ini:

1. Dengarkan dengan baik

Mulai memperhatikan seberapa sering Bunda mengatakan “Saya pikir”, dan dalam konteks apa kata itu cenderung muncul. Jika tercatat cukup sering, lebih baik Bunda segera menggantinya dengan alternatif yang disarankan.

2. Minta bantuan

Bunda juga dapat meminta bantuan teman atau rekan kerja untuk menegur ketika mereka mendengar kata itu. Dengan begitu, mereka dapat menjadi alarm Bunda untuk bertanggung jawab dengan apa yang disampaikan.

3. Berhenti sejenak sebelum berbicara

Berbicara lebih lambat dan menambahkan jeda sudah membantu saat mencoba tampil lebih berwibawa dan percaya diri.

Sekarang, Bunda juga dapat menahan diri saat hendak mengatakan “Saya pikir” dan memberi diri cukup waktu untuk menggantinya.

4. Perhatikan tulisan

“Saya pikir” juga sering muncul dalam komunikasi tertulis, terutama pesan singkat. Perhatikan ulang tulisan sebelum menekan tombol kirim untuk memastikan Bunda menulisnya ringkas dan menggunakan kata yang kuat seperti “Saya sarankan”.

Komunikasi yang percaya diri bukan hanya tentang apa yang dikatakan, tetapi juga bagaimana Bunda mengatakan itu.

Dengan mengganti kata “Saya pikir” dengan “Saya sarankan”, Bunda akan terdengar lebih berwibawa di tempat kerja, dan tampil percaya diri dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

Nah, itulah penjelasan terkait larangan mengucap “Saya pikir” di tempat kerja hingga kata penggantinya yang dapat Bunda gunakan. Semoga bermanfaat, ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar dan klik di SINI. Gratis!

(asa/som)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online