Kardinal Suharyo: Indonesia Emas 2045 Bisa Terjadi Kalau Pemimpinnya Tidak Korupsi

8 hours ago 6

TEMPO.CO, Jakarta - Uskup Agung Jakarta Kardinal Ignatius Suharyo mengatakan, bahwa syarat Indonesia Emas bisa terwujud di 2045 terletak pada tranformasi pribadi pemimpin negara. Hal itu dia sampaikan saat menceritakan makna di balik semboyan Paus Fransiskus yang berbunyi Miserando atque Eligendo.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Motto itu memiliki arti "Rendah Hati dan Terpilih". Kardinal Suharyo mengatakan, motto Miserando atque Eligendo telah menempel di hati Paus Fransiskus sejak berusia 17 tahun.

"Paham dan pengalaman akan Allah itu sangat menentukan di dalam perkembangan pribadi seseorang," katanya ditemui di Gereja Katedral Jakarta, pada Kamis, 24 April 2025.

Menurut dia, pengalaman akan Allah memiliki makna berbeda dengan agama. Dia mengatakan, agama bisa diperalat untuk kepentingan apa pun. Sementara pengalaman akan Allah, kata dia, berarti sejati dan murni.

Dia berujar, Paus Fransiskus bertahun-tahun melakukan transformasi pribadi, sejak berusia 17 tahun hingga akhir hayatnya di usia ke 88. Pengalaman itu, ujar dia, pada akhirnya menentukan pilihan Paus Fransiskus untuk menjadi sosok yang sederhana.

Dia menilai, sikap sederhana Paus Fransiskus ini jarang dimiliki oleh penguasa lainnya. Menurut dia, kesederhanaan Paus Fransiskus itu membuatnya dicintai oleh rakyat.

Dia mengatakan, transformasi pribadi yang dilakukan oleh seorang pemimpin memiliki dampak terhadap perkembangan institusi. Tak terkecuali dalam urusan kenegaraan yang dipimpin oleh presiden ataupun perdana menteri.

"Ketika tranformasi pribadi itu tampak di dalam keputusan-keputusannya, buahnya adalah transformasi institusi," ujar Suharyo.

Dia membayangkan bila proses transformasi pribadi yang menghasilkan manfaat untuk institusi itu terjadi di Indonesia. Menurut dia, jika proses semacam itu dialami oleh Presiden, maka cita-cita Indonesia Emas 2045 punya peluang untuk terwujud.

"Syarat (menuju Indonesia Emas), yang pertama, pengalaman akan Allah. Transformasi pribadi itu tidak korupsi, misalnya, atau tidak ikut judi online," ucap dia. "Karena semuanya untuk kebaikan bersama."

Adapun Gereja Katedral Jakarta menggelar Misa Requiem untuk mendoakan mendiang Paus Fransiskus. Pria dengan nama lahir Jorge Mario Bergoglio itu meninggal pada 21 April 2025.

Dalam misa konselebrasi ini dipimpin secara langsung oleh Duta Besar Vatikan untuk Indonesia Mgr Piero Pioppo. Menteri Agama sekaligus Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar juga turut hadir, beserta para uskup termasuk Kardinal Ignatius Suharyo.

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online