TEMPO.CO, Semarang - Anggota TNI mendatangi forum diskusi bertema 'Fasisme Mengancam Kampus: Bayang-Bayang Militer bagi Kebebasan Akademik' yang diselenggarakan Kelompok Studi Mahasiswa Walisongo (KMSW). Diskusi itu digelar di Kampus 3 Universitas Islam Negeri atau UIN Walisongo Kota Semarang pada Senin, 14 April 2025.
Kronologi kejadian itu bermula ketika diskusi dimulai sekitar pukul 16.10. "Selang sekitar 5 sampai 10 menit diskusi dimulai, oknum intelijen memasuki forum diskusi," kata perwakilan KMSW, Ryan Wisnal, pada Kamis, 17 April 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Orang tak dikenal itu mengenakan pakaian kaus warna hitam dan celana berbahan denim. Sebelum diskusi dimulai, dia menunggu sambil duduk di atas sepeda motor.
Sebagai salah satu bentuk mitigasi, seluruh peserta diskusi diminta memperkenalkan diri. Namun, orang tersebut menolak. "Merasa dicurigai, oknum intelijen memutuskan keluar dari forum diskusi," ujar Ryan.
Beberapa waktu berselang, datang petugas keamanan kampus dan mencari penanggung jawab diskusi tersebut. Bersama petugas keamanan itu, turut datang seorang anggota TNI.
Sejumlah pertanyaan dilontarkan oleh anggota TNI yang datang. "Menanyakan identitas Rektor KSMW dan dan menanyai terkait diskusi yang dilaksanakan," kata Ryan.
Direktur Eksekutif Amnesty Internasional Indonesia Usman Hamid mengecam kehadiran anggota TNI dalam acara diskusi tersebut. Menurut Usman, kehadiran prajurit TNI dalam agenda diskusi tersebut merupakan bentuk intervensi.
"Sangat jelas tindakan tersebut merupakan intimidasi dan bukan merupakan bagian dari tupoksi anggota TNI," kata Usman dalam keterangan tertulisnya seperti dikutip Tempo pada Rabu, 16 April 2025.
Usman berpandangan kampus semestinya menjadi ruang yang netral. Menurut dia, diskusi akademik di kampus merupakan hak mahasiswa untuk berkumpul, berserikat, dan menyatakan pendapat.
Ia juga menilai kampus bukanlah wilayah operasi militer yang mengharuskan kehadiran anggota TNI untuk melakukan penjagaan. Oleh karena itu, kedatangan aparat berseragam dinilai terlalu berlebihan. "Diskusi kampus bukanlah merupakan ancaman terhadap kedaulatan negara," ujar Usman.
Menanggapi peristiwa itu, Kepala Dinas Penerangan TNI AD Brigadir Jenderal Wahyu Yudhayana membantah personel TNI AD menyusup sebagai intel ke dalam diskusi mahasiswa itu. Ia menyebut personel dari Kodam IV/Diponegoro memang datang ke sekitar lokasi diskusi, tetapi hanya di luar ruangan.
Menurut Wahyu, personel TNI datang ke acara diskusi mahasiswa UIN Walisongo itu untuk melaksanakan tugas menjaga ketertiban dan keamanan masyarakat. "Jadi, manakala ada suatu keramaian, manakala ada suatu kegiatan yang mendatangkan orang banyak, yang bersangkutan harus berada di sekitar tempat itu untuk meyakinkan kegiatan berjalan dengan lancar," ucapnya dikutip dari Antara.