Paus Leo XIV Pernah Kunjungi Papua pada 2003, Ini yang Dilakukannya

8 hours ago 3

TEMPO.CO, Jakarta - Kardinal Robert Francis Prevost terpilih sebagai Paus ke-267 dan menjadi pemimpin Gereja Katolik di seluruh dunia. Kardinal dari Amerika Serikat yang akan menggunakan nama Paus Leo XIV itu diketahui pernah mengunjungi Papua.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Paus Leo XIV merupakan paus pertama dari Ordo Santo Agustino (OSA). Dia pernah mengunjungi Papua pada 2003. Saat itu kedatangannya berkaitan dengan perayaan ulang tahun pelayanan OSA di tanah Papua. Paus Leo XIV diketahui mengunjungi Keuskupan di Sorong hingga Jayapura.

"Tidak hanya di kota, karena dia ke pedalaman juga. Kami punya paroki-paroki yang ada di wilayah terpencil," ujar Uskup Timika OSA, Bernardus Bofitwos Baru, kepada Tempo, Jumat, 9 Mei 2025. 

Bernardus mengatakan kunjungan tersebut dilakukan saat Robert Prevost masih menjabat sebagai Prior Jenderal OSA. Sehingga dalam kunjungan lebih dari 20 tahun silam itu, Robert Prevost mengunjungi anggota Agustinian untuk mendengarkan keluh kesah mereka. 

Kala itu, kata Bernardus, Robert telah mendengar banyak soal kesulitan dan konflik di wilayah Papua. "Dia memahami itu dan pasti memberi dukungan kepada kami para Agustinian untuk terus bekerja. Untuk membantu masyarakat," ujar Bernardus.

Bagi Bernardus yang telah beberapa kali bertemu langsung, Paus Leo XIV merupakan sosok yang gemar mendengarkan. Ia menyebut Paus baru itu hanya berbicara ketika diperlukan. Perihal Papua, kata Bernardus, Paus Leo XIV juga memberikan perhatian secara khusus. 

Sebab, Bernardus mengatakan situasi Papua yang masih erat dengan konflik bersenjata, telah ia laporkan ke Paus Leo XIV. Bernardus berujar ia beberapa kali melaporkan hal itu dalam pertemuan OSA sedunia. Menurut dia, Paus Leo XIV memberikan dukungan moral kepada Keuskupan OSA Papua untuk bertahan di tengah situasi yang ada. 

Ia meyakini Paus Leo XIV bisa menggunakan posisinya untuk memediasi dari konflik bersenjata antara pemerintah dan masyarakat sipil di Papua. "Masalah Papua ini kan masalah kemanusiaan, masalah ekologi yang juga dampaknya kepada dunia. Kenapa tidak duduk untuk bicara dari hati ke hati dan diselesaikan dengan hati yang penuh cinta dan penuh kedamaian, penuh keadilan," ujar Bernardus.

Bernardus menyebut, Paus Leo XIV menekankan pentingnya dialog dengan hati yang terbuka untuk menyelesaikan persoalan. Sehingga dengan cara yang serupa, ia ingin, Paus Leo XIV menjembatani proses dialog tersebut. 

"Harapan saya bahwa Paus memainkan peran untuk pada pemerintah Indonesia dan semua pengambil kebijakan supaya mendengarkan suara kami Gereja Papua," ujarnya. Duduk bersama rendah, berdiri sama tinggi untuk bicara dan selesaikan," katanya kemudian. 

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online