Puan Maharani Minta Tak Ada Pengaburan dalam Penulisan Ulang Sejarah

7 hours ago 4

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani meminta transparansi pemerintah kepada publik dalam proses penulisan ulang sejarah Indonesia. Dia mengingatkan agar revisi naskah sejarah tidak mengaburkan fakta sejarah yang pernah terjadi sejak kemerdekaan Indonesia.

"Yang penting jangan ada pengaburan atau penulisan ulang terkait sejarah yang tidak meluruskan sejarah," ujar Puan Maharani dikutip dari keterangan resmi pada Rabu, 21 Mei 2025. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Puan menyinggung pesan "jas merah" yang dilontarkan mantan presiden Soekarno. Menurut dia, semboyan “jangan sekali-kali melupakan sejarah” harus dipegang teguh dan dijadikan pedoman ketika menulis ulang sejarah bangsa. 

Politisi PDI Perjuangan ini mengatakan, memang tak semua catatan sejarah bangsa Indonesia indah. Namun, Puan menyebut catatan-catatan itu penting agar nilai-nilai yang terkandung dalam sejarah tetap dimaknai dan hidup di tengah masyarakat. “Harus tahu kenapa Indonesia berdiri, pahit dan getirnya, berhasil dan baiknya. Itu karena memang sudah banyak sekali hal yang terjadi," ujar dia. 

Menyoal target penyelesaian revisi naskah sejarah pada Agustus 2025 mendatang, Puan menekankan pentingnya unsur kehati-hatian. "Jangan terburu-buru lah. Namanya penulisan sejarah itu harus dilakukan secara hati-hati," kata eks Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan itu.

Kementerian Kebudayaan tengah merevisi naskah sejarah Indonesia. Alasan utama revisi ini adalah menyelaraskan kembali pengetahuan sejarah dengan berbagai temuan baru dari disertasi, tesis, ataupun penelitian para sejarawan. Nantinya, hasil penulisan ulang ini dibukukan secara resmi melalui pendanaan dari Kementerian Kebudayaan, bekerja sama dengan Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI). Buku sejarah ini ditargetkan rampung pada 17 Agustus 2025 atau tepatnya pada HUT kemerdekaan ke-80 RI.

Dalam keterangannya kepada awak media di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, pada Senin, 5 Mei 2025 lalu, Menteri Kebudayaan Fadli Zon menjelaskan bahwa proses penyusunan buku sejarah Indonesia tersebut saat ini masih berlangsung dan dikerjakan oleh para sejarawan yang berasal dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia.

”Sekarang baru dalam proses, yang menuliskan ini para sejarawan. Tahun ini (rencananya diluncurkan), saat 80 tahun Indonesia merdeka,” ujar Fadli Zon.

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online