TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Prabowo Subianto menyerukan kerja sama dan persatuan antar negara-negara Islam anggota Organisasi Kerja Sama Ekonomi D-8.
Menurut Prabowo, negara-negara Islam tidak dihormati. Negara lain tidak peduli dengan pendapat negara muslim. Pun Hak asasi manusiaatau HAM bukan untuk umat Muslim.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Prabowo menyampaikan hal itu dalam Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT D-8 di Kairo, Mesir, Kamis 19 Desember 2024.
"Hak asasi manusia bukan untuk umat Muslim. Ini adalah kenyataan yang sangat menyedihkan," kata Prabowo dikutip dari YouTube Kepresidenan Mesir, Jumat 20 Desember 2024.
Kepala negara RI mulanya mengatakan, populasi muslim dunia mencapai 2 miliar orang. Populasi itu merupakan potensi sumber daya yang sangat besar. Namun, negara muslim tidak bisa bersatu.
"Kita bertengkar di antara kita sendiri, dan ketika saudara-saudara kita dihancurkan, kita hanya mengeluarkan deklarasi dukungan dan mengirimkan bantuan kemanusiaan," kata Prabowo.
Prabowo mencontohkan sejumlah konflik antar negara muslim seperti Sudan, Libya, dan Yaman. Menurut Prabowo, bila negara muslim terpecah belah akan sulit mendukung Palestina.
"Kita lihat Sudan, pemimpin Muslim melawan pemimpin Muslim. Kita lihat Libya, pemimpin Muslim melawan pemimpin Muslim. Kita lihat Yaman, pemimpin Muslim melawan pemimpin Muslim. Kapan ini akan berakhir? Bagaimana kita bisa membantu Palestina jika kita terus bertengkar di antara kita? Mari kita jujur," kata Prabowo.
Menurut Prabowo, kenyataan itu yang harus dilihat. Negara lain tidak menghormati negara muslim. Pun tidak mendengar pendapat negara muslim. Dia lantas menyarankan memperkuat kerja sama antarnegara muslim.
"Saya menyerukan kerja sama. Saya menyerukan kepada negara-negara Muslim untuk menyadari apa yang sedang terjadi. Kita tidak dihormati. Mereka tidak peduli dengan suara kita," kata Prabowo.