Tragis! Sudah Belasan Merek Smartphone China yang Tumbang di Indonesia

1 day ago 7

Selular.ID – Suka tak suka, pasar smartphone Indonesia telah dikuasai merek-merek asal China. Padahal lebih dari satu dekade lalu, brand-brand lokal masih mampu menandingi kedigdayaan brand-brand global.

Seperti Nexian, Advan, Evercoss, Andromax, Mito, SPC Mobile, dan lainnya.

Sayangnya, transisi dari 3G ke 4G menjadi kuburan bagi brand-brand lokal. Apalagi nyaris tak ada dukungan dari pemerintah Indonesia, dalam melindungi eksistensi brand-brand lokal.

Di sisi lain, momentum pasar telah berpindah ke vendor-vendor China.

Didukung oleh kekuatan modal, dibarengi dengan kualitas produk yang mumpuni, jaringan penjualan yang lengkap (online dan offline), dan massifnya aktifitas pemasaran, hanya dalam rentang 7 – 8 tahun terakhir, brand-brand asal China telah mampu menguasai pasar domestik.

Kini para pemain asal China seperti Oppo, Vivo, Xiaomi, Infinix, Realme, Itel, ZTE, Tecno dan lainnya semakin menancapkan diri dan terus berupaya memperkokoh posisi.

Mereka terus menggoda pasar lewat produk yang inovatif, teknologi terkini, serta harga yang kompetitif. Termasuk segmen atas yang kini masih dikuasai oleh Samsung dan Apple.

Lihat Juga:

Memang dalam beberapa tahun terakhir, brand-brand China terus berupaya merangsek pasar atas, seiring dengan preferensi konsumen yang kin semakin menggandrungi smartphone kelas atas.

Untuk memperkuat pasar high end, beberapa brand bahkan menggunakan brand ambassador untuk meningkatkan ekuitas merek secara instan. Meski harus mengeluarkan budget pemasaran yang tak sedikit.

Tengok saja langkah Oppo yang sejak beberapa tahun memanfaatkan jasa selebritas top Indonesia, Nicholas Saputra sebagai duta merek untuk segmen high end.

Agresifitas itu membuat posisi lima besar pasar ponsel Indonesia kini dikuasai merek-merek China. Menyisakan Samsung yang semakin keteteran menghadapi gempuran yang terus menerjang tanpa henti.

Menurut laporan lembaga riset Counterpoint, Top 5 vendor smartphone di Indonesia periode Januari-Maret 2024 berturut-turut diduduki Xiaomi (19%), Oppo (18%), Samsung (17%), Vivo (17%), dan Realme (11%).

Baca Juga: Raja HP Global Tahun 2024, Bukan Vendor Asal China

Sedikit berbeda dengan Counterpoint, lembaga riset yang berbasis di Singapura, Canalys menempatkan Oppo sebagai penguasa pasar Indonesia dengan market share 22%.

Berturut-turut setelahnya Xiaomi (19%), Transsion – merek yang menaungi Infinix, Tecno, dan Itel (18%),  Samsung (16%), dan Vivo (16%).

Meski pasar ponsel Indonesia kini telah dikuasai oleh merek-merek China, faktanya banyak juga brand asal negara yang dulu dikenal sebagai Tirai Bambu itu yang tidak beruntung. Mereka terpaksa gulung tikar, meski sempat menikmati popularitas.

Merek-merek tersebut diantaranya adalah Gionee, Coolpad, Meizu, OnePlus, Lenovo, Hisense, Honor, ZUK, OnePlus, Hisense, Alcatel, Haier, dan Lava.

Tumbangnya brand-brand asal China menunjukkan, Indonesia sejatinya bukan pasar yang mudah ditaklukkan.

Meski brand-brand tersebut telah mengeluarkan dana yang tidak sedikit demi mengatrol merek, memperluas jaringan pemasaran, dan layanan after sales yang menjadi kunci dalam upaya memenangkan persaingan.

Menariknya, di tengah kerasnya persaingan yang menyebabkan sejumlah merek asal China telah gulung tikar, beberapa brand malah berencana untuk balik ke Indonesia.

Kedua brand itu adalah Honor dan Lenovo/Motorola. Honor sudah tidak lagi berjualan di Indonesia sejak akhir 2019. Sedangkan Lenovo/Motorola telah vakum setahun sebelumnya.

Sejauh ini yang sudah resmi menyatakan akan kembali adalah Honor. Merek yang sebelumnya merupakan sub brand  Huawei itu, akan segera memperkenalkan produknya pada kuartal pertama 2025.

Berbeda dengan Honor, Lenovo/Motorola saat ini masih merekrut sejumlah talent terutama posisi-posisi kunci, demi membangun ulang tim mereka di Indonesia.

Di bawah naungan Motorola Mobility Indonesia, tim itu akan bertanggung jawab  penuh terhadap semua bisnis perangkat selular (ponsel pintar, tablet, dan aksesori ponsel, dll) di pasar Indonesia.

Tim ini bekerja sama erat dengan kantor pusat Lenovo untuk pasar Asia Pasifik yang bermarkas di India.

Baca Juga: Meski Akses Chip Terbatas, China Dorong Shanghai Sebagai Pusat AI Medis Dalam Dua Tahun Ke Depan

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online