TEMPO.CO, Jakarta - Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan atau Presidential Communication Office (PCO) Philips Jusario Vermonte mengatakan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto tidak mengenal program 100 hari kerja. Meski demikian, dia menilai baik apabila pandangan masyarakat terhadap kinerja pemerintahan selama 100 hari kerja diolah oleh lembaga survei.
Philips menyampaikan hal itu saat menghadiri rilis survei Indikator Politik Indonesia yang dilakukan secara daring pada Senin, 27 Januari 2025. “Kenapa tidak dikenal program 100 hari? Karena kalau kami perhatikan dalam program Asta Cita Presiden Prabowo, yang dulu menjadi visi dan misi kampanye dan sekarang juga menjadi landasan dari program-program yang dilakukan, sebagian besar sifatnya struktural. Walaupun mungkin di tengah masyarakat dilihat sebagai program yang sifatnya quick wins, padahal bukan,” ujarnya.
Dikutip dari Antara, dia menjelaskan program pemerintahan dalam konteks sistem presidensial di Indonesia adalah untuk lima tahun masa pemerintahan, termasuk untuk program Makan Bergizi Gratis atau MBG, yang menjadi program unggulan Prabowo.
“Makan Bergizi Gratis mungkin hari ini masih dianggap program yang sifatnya peristiwa makan di sekolah, padahal itu adalah program pembangunan yang sifatnya multiyears dan juga bisa dianggap sebagai program yang sifatnya struktural karena di dalamnya ada tujuan-tujuan yang mau dicapai, tujuan-tujuan strategis, dan prasyarat-prasyarat strategis struktural yang harus terjadi," kata dia.
Dia menuturkan pemerintah akan merespons bila program MBG mendapatkan ketidakpuasan dari masyarakat berdasarkan hasil lembaga survei. “Tentu saja perbaikan-perbaikan akan terus dilakukan, dievaluasi, baik oleh Badan Gizi Nasional maupun kementerian/lembaga terkait,” tuturnya.
Survei Indikator Politik: 79,3 Persen Masyarakat Puas Kinerja Prabowo
Lembaga survei Indikator Politik Indonesia memaparkan hasil temuan mereka soal kepuasan masyarakat terhadap kepemimpinan Presiden Prabowo.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengungkapkan 79,3 persen dari masyarakat Indonesia merasa puas dengan hasil kinerja Prabowo selama 100 hari pertama dia menjabat. “Yang mengatakan sangat puas 13,5 persen dan yang mengatakan cukup puas 65,8 persen. Jadi total ada 79,3 persen (masyarakat puas),” kata dia dalam rilis survei secara daring, Senin.
Burhanuddin mengatakan hasil temuan ini menjadi modal politik yang besar bagi Prabowo untuk menjalankan sisa masa kepemimpinannya. Dia menilai kepuasan masyarakat yang cukup tinggi tersebut menunjukkan masa bulan madu dari Prabowo masih terus berlangsung, berbeda dengan dua presiden sebelumnya yang memiliki masa bulan madu cukup singkat.
Kepuasan publik kepada Prabowo, kata dia, disebabkan oleh banyak hal. Mulai dari sikap Prabowo yang dinilai tegas dan berani, kinerja pemberantasan korupsi, hingga realisasi program unggulan seperti MBG.
Dia juga menjelaskan temuannya ini merupakan hasil dari survei opini publik secara keseluruhan tanpa memandang tingkat pendidikan atau keahlian mereka untuk melakukan penilaian. Sehingga metode ini akan memberikan hasil yang berbeda dengan metode survei opini ahli atau expert judgment. “(Survei) ini potret opini publik, silahkan kalau mau melengkapi dari kalangan ahli, NGO, jurnalis untuk memberikan penilaian atas kinerja pemerintah,” ujarnya.
Survei Indikator Politik Indonesia dilakukan pada 16-21 Januari 2025. Metode penarikan sampel adalah multistage random sampling, dengan jumlah responden 1.220 orang. Survei ini memiliki toleransi kesalahan sekitar 2,9 persen pada tingkat kepercayaan sebesar 95 persen.
PCO Anggap Hasil Survei 100 Hari Kerja sebagai Kabar Baik
Philips Jusario Vermonte menganggap hasil survei mengenai 100 hari kerja pemerintahan Presiden Prabowo itu sebagai kabar baik. “Presiden dan juga Kabinet Merah Putih menyatakan apresiasi terhadap masyarakat yang memberi penilaian baik sekali terhadap hal-hal yang telah dilakukan dalam 3 bulan pertama masa pemerintahan Presiden dan Wakil Presiden Prabowo-Gibran Rakabuming Raka," kata dia.
Namun dia mengatakan hasil survei yang dilakukan publik, termasuk oleh Indikator, menjadi peringatan bagi pemerintahan Presiden Prabowo dan jajarannya. “Walaupun itu adalah hasil yang baik, peringatan karena di dalamnya terdapat harapan publik yang tinggi,” ujarnya.
Terlebih, kata dia, dari segi umur, gender, wilayah, bahkan pilihan politik pada Pemilu 2024 menyatakan puas terhadap 100 hari pemerintahan Presiden Prabowo.
Vedro Imanuel Girsang dan Antara berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan editor: Pesan Ahmad Muzani kepada Kepala Daerah Terpilih dari Gerindra: Lunasi Janji Kampanye