Selular.ID – Analis Jack Gold memberi Intel acungan jempol dalam menunjuk Lip-Bu Tan sebagai CEO berikutnya.
Keputusan strategis itu meredakan kekhawatiran perusahaan akan merekrut spesialis keuangan pada saat sangat membutuhkan pakar industri chip.
Untuk diketahui, Jack Gold adalah pendiri dan analis utama di J.Gold Associates LLC.
Pria berambut putih itu, telah menjadi analis teknologi selama lebih dari 20 tahun, dan memiliki lebih dari 45 tahun pengalaman dalam industri komputer dan elektronik.
Ia adalah pakar terkemuka dalam bidang selular, internet, semikonduktor, operasi perusahaan, dan penelitian ROI/TCO.
Dengan reputasi panjang yang telah lama dibangun, Gold memberi nasihat kepada klien tentang berbagai aspek sistem perusahaan, termasuk analisis bisnis, perencanaan strategis, arsitektur, evaluasi/pemilihan produk, dan strategi aplikasi perusahaan.
Dalam sebuah pernyataan, Gold menyoroti pemahaman mendalam Tan tentang industri chip, memprediksi Intel akan menuai keuntungan dalam hal desain dan produksi yang selama ini menjadi kekuatan perusahaan.
Setelah memunculkan sejumlah spekulasi, Intel akhirnya mengumumkan Tan sebagai penerus tetap Pat Gelsinger pada Rabu (12/3).
Penunjukan dimulai pada 18 Maret dan mengakhiri masa jabatan co-CEO sementara David Zinsner dan Michelle Johnston Holthaus.
Tan akan bergabung kembali dengan dewan direksi Intel, sebuah jabatan yang dinyatakan perusahaan telah dilepaskannya pada Agustus 2024.
Intel menjelaskan Zinsner akan tetap menjadi EVP dan CFO, dan Johnstone Holthaus tetap menjadi CEO Intel Products. Ketua eksekutif sementara Frank Yeary kembali menjadi kepala dewan independen.
Baca Juga: Lip Bu Tan jadi CEO Intel, Saham Naik 14 Persen
Perusahaan chip tersebut menyatakan Tan memiliki “lebih dari 20 tahun pengalaman di bidang semikonduktor dan perangkat lunak”, dengan jabatan sebagai CEO perusahaan perangkat lunak Cadence Design Systems dan penghargaan sebagai mitra pengelola pendiri dengan Walden Catalyst Ventures di antara peran yang disorot.
“Tan adalah investor teknologi lama dan eksekutif yang sangat dihormati”, Intel menyatakan.
Pengetahuan luas CEO baru tentang semikonduktor tersebut diunggulkan oleh Jack Gold untuk menguntungkan Intel Foundry beserta unit desain perusahaan.
Gold mengatakan divisi produksi “membutuhkan bantuan” dalam membuat “alat yang lebih ramah pengguna dan dapat diakses oleh calon pelanggan”.
Setiap langkah untuk “CEO keuangan atau industri non-chip lainnya” akan “menjadi langkah yang buruk”, kata Gold.
Ia berharap waktu Tan bersama Cadence Design Systems akan menjadi manfaat khusus dalam hal mengatasi tantangan signifikan yang dihadapi Intel. Gold juga meminta agar Tan diberi kebebasan.
“Semoga dewan direksi tidak menghalanginya saat ia membuat perubahan yang diperlukan”, katanya.
“Meskipun saya tidak setuju dengan pemecatan Pat Gelsinger, setidaknya penggantinya tampaknya mampu melanjutkan pemulihan Intel”.
Namun Gold mencatat kesabaran adalah kata kuncinya, menegaskan bahwa butuh waktu hingga dua tahun agar dampak pemulihan bisnis Intel terlihat jelas.
Senada dengan Jack Gold, analis lain Stacy Rasgon juga merespon positif ditunjuknya Lip-Bu Tan sebagai nahkoda baru Intel.
“Ini kabar baik bagi Intel,” ujar Stacy, analis dari Bernstein.
“Jika harus memilih seseorang, Lip-Bu akan ada di puncak daftar itu.”
Saat ini Intel memang tercecer dari para pesaingnya, seperti Nvidia dan AMD. Perusahaan yang pernah berjaya dengan slogan “Intel Inside” itu, tidak sedang baik-baik saja.
Intel yang pernah menjadi pemimpin industri chip, kini mengalami kemunduran, kehilangan pangsa pasar, menghadapi hambatan produksi, serta penurunan pendapatan yang drastis.
Beban utang yang besar juga memaksa Intel melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap sekitar 15.000 orang atau 15% dari total karyawan.
Berdasarkan laporan hasil keuangan untuk Q2-2024, raksasa chip yang berbasis di Santa Clara, California itu, harus menelan kerugian yang tidak sedikit, mencapai $1,6 miliar.
Imbasnya perusahaan yang didirikan pada 18 Juli 1968 itu, terpaksa harus menangguhkan menangguhkan dividen jangka panjangnya dan menjual sejumlah aset-asetnya.
Jebloknya kinerja Intel, berujung pada suramnya nasib Pat Gelsinger.
Meski telah berupaya mengambil berbagai keputusan strategis, termasuk berupaya mengubah Intel menjadi foundry cip—produsen kontrak yang membuat cip untuk pihak lain, Pat tak kuasa mempertahankan posisinya. Ia akhirnya dipaksa mundur pada awal Desember 2024.
Kini tanggung jawab mengembalikan kinerja perusahaan ada di pundak Lip-Bu Tan.
Apakah prediksi para analis bahwa Lip-Bu Tan, merupakan sosok yang tepat mengembalikan Intel ke jalur pertumbuhan? Waktu yang kelak membuktikan.
Baca Juga: Rumor: TSMC Ambil Alih 20% Saham di Intel Foundry Services