TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal (Dirjen) Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama Hilman Latief mengatakan pemerintah telah menyiapkan sejumlah fasilitas untuk menampung ribuan jamaah haji 2025 melaksanakan ibadah dengan sistem murur dan tanazul.
Menurut dia, kedua sistem tersebut akan mengurangi terjadinya kepadatan luar biasa yang bisa menyebabkan jamaah mengalami kelelahan berlebih, bahkan hingga meninggal. Untuk mencegah hal tersebut, Hilam berujar, pemerintah menyiapkan kuota sebanyak 38 ribu kapasitas untuk tanazul dan 60 ribu untuk murur.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Ini terus kami sosialisasikan kepada para pembimbing di KBIHU maupun para pembimbing dari Kementerian Agama," ujarnya dalam konferensi pers di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Kamis, 1 Mei 2025.
Dia menjelaskan, murur merupakan sebuah inovasi dalam manajemen pergerakan jemaah haji pada saat puncak ibadah, khususnya setelah wukuf di Arafah yang melintas di Muzdalifah kemudian menuju Mina. Dengan konsep ini para jemaah haji nantinya akan diberangkatkan dari Arafah setelah ibadah maghrib lalu menuju Muzdalifah tanpa turun dan langsung menuju Mina.
Sistem ini, kata Hilman, diberlakukan guna mengantisipasi adanya punumpukan di Mina dan terjadinya kelelahan berlebih mengingat jamaah haji di Indonesia banyak yang sudah lanjut usia dan disabilitas.
"Dengan kondisi di lapangan yang cukup ekstrem, juga kondisi jamaah yang berbeda-beda kemampuannya, maka kemudian kami menerapkan kembali konsep murur," tuturnya.
Selain itu, pemerintah juga menyiapkan hotel dengan 100 ribu kapasitas untuk menampung jamaah haji yang akan melaksanakan ibadah dengan sistem tanazul. Skema tanazul memungkinkan seseorang beribadah dari hotel ketika melaksanakan ritual wukuf di Arafah.
"Sistem ini juga dilakukan untuk mengurai kepadatan," kata Hilman. Menurut dia saat-saat inilah situasi paling rentan terjadinya kekacauan lantaran jutaan orang akan berada di tempat yang sama untuk melakukan hal serupa.
Tahun ini, secara total Indonesia akan memberangkatkan lebih dari 200 ribu jemaah haji. Rinciannya, 201.063 jemaah reguler, 1.572 petugas haji daerah, 685 pembimbing pada Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIHU), serta 17.680 jemaah haji khusus.
Pada tahap awal, Hilman menjelaskan, sebanyak 7.514 jemaah haji dari 19 embarkasi di seluruh Indonesia akan bertolak ke Madinah pada Jumat dini hari, 2 Mei 2025. "Mereka akan terbang ke Arab Saudi pada pukul 00.45 WIB, dengan menggunakan pesawat Garuda Indonesia," ujar Hilman.
Hilman memastikan semua persiapan pemberangkatan hingga penyambutan jamaah haji nanti telah rampung. "Petugas haji kita baik yang ada di Indonesia maupun di Arab Saudi juga telah siap memberikan layanan terbaik, tidak hanya dalam aspek akomodasi, transportasi maupun konsumsi, tetapi juga bimbingan dan konsultasi ibadah," tuturnya.