Jakarta, Pintu News – Reli harga Bitcoin (BTC) yang menembus rekor baru lebih dari $121.000 (sekitar Rp1,97 miliar, kurs 1 USD = Rp16.287) bukan sekadar didorong hype, melainkan karena faktor fundamental yang lebih dalam: kekhawatiran akan defisit fiskal Amerika Serikat (AS). Menurut analis, Bitcoin kini diposisikan sebagai “pertahanan utama” terhadap risiko krisis keuangan AS, berdampingan dengan emas.
Bitcoin Kini Jadi Aset Makro, Bukan Lagi Hanya Cerita Teknologi

Markus Thielen, Head of Research di 10x Research, menegaskan bahwa narasi tentang Bitcoin telah bergeser. Dulu, pembahasan seputar Bitcoin selalu tentang inovasi blockchain atau teknologi crypto, tapi sekarang Bitcoin lebih sering disebut sebagai aset makro — artinya, ia menjadi alat lindung nilai terhadap pembelanjaan pemerintah AS yang tidak terkendali.
Kebijakan fiskal AS, terutama sejak disahkannya “One Big Beautiful Bill Act” yang menaikkan plafon utang negara sebesar $5 triliun (Rp81.435 triliun), memicu ketidakpastian. Alih-alih defisit berkurang, tagihan itu justru berpotensi menambah defisit hingga $5 triliun dalam satu dekade. Kombinasi defisit yang melebar dan kemungkinan pemangkasan suku bunga membuat investor global mencari alternatif seperti Bitcoin dan emas.
Baca Juga: CZ Binance: “Akan Ada Lebih Banyak Penurunan, Ini Fase Akumulasi!” — Apa Artinya Bagi Investor?
Faktor Katalis Harga Bitcoin: Dari Legislasi Crypto hingga Kebijakan The Fed
Tidak hanya ketidakpastian fiskal, pekan ini disebut sebagai “Crypto Week” di Washington D.C., dengan sejumlah legislasi penting bakal dibahas: CLARITY Act (regulasi pasar crypto), GENIUS Act (regulasi stablecoin), dan Anti-CBDC Surveillance State Act. Selain itu, Tim Digital Asset bentukan Trump juga akan merilis laporan kebijakan crypto, yang kabarnya akan membahas proposal Cadangan Strategis Bitcoin untuk negara.
Agenda penting lain adalah pertemuan Federal Reserve pada 30 Juli, yang berpotensi membahas pemangkasan suku bunga. Namun, pasar berjangka CME memperkirakan peluang 93% suku bunga tetap, sehingga volatilitas pasar masih tinggi.

Berdasarkan analisis 10x Research, target harga Bitcoin untuk tahun 2025 berada di kisaran $140.000 hingga $160.000 (Rp2,28 miliar–Rp2,60 miliar). Rachael Lucas dari BTC Markets menyoroti bahwa penembusan harga $120.000 adalah bukti digital asset sudah menjadi bagian portofolio institusi besar.
Sementara itu, Eugene Cheung dari OSL memproyeksikan Bitcoin bisa mencapai $130.000 hingga $150.000 (Rp2,11 miliar–Rp2,44 miliar) pada akhir tahun ini. Para analis juga mencatat bahwa reli Bitcoin saat ini turut menarik altcoin, karena para trader memperluas diversifikasi portofolio mereka di tengah ketidakpastian global dan pasar saham yang bergejolak.
Kesimpulan
Reli Bitcoin ke harga rekor bukan sekadar spekulasi, tapi didorong oleh dinamika makroekonomi global, terutama krisis fiskal AS dan potensi perubahan kebijakan moneter. Dengan agenda “Crypto Week” dan legislasi penting di depan mata, ekosistem crypto, termasuk Bitcoin, kian terintegrasi ke dalam sistem keuangan global. Investor diingatkan untuk tetap waspada menghadapi volatilitas dan perubahan regulasi di masa depan.
Baca Juga: Drama Besar: Coinbase dan Binance Saling Bantah Soal Bocoran Media dan Perebutan Pasar!
Itu dia informasi terkini seputar kripto. Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan informasi terkini seputar dunia kripto dan teknologi blockchain. Nikmati pengalaman trading kripto yang mudah dan aman dengan mengunduh aplikasi kripto Pintu melalui Google Play Store maupun App Store sekarang juga.
Dapatkan juga pengalaman web trading dengan berbagai tools trading canggih seperti pro charting, beragam jenis tipe order, hingga portofolio tracker hanya di Pintu Pro. Telah hadir juga fitur Pintu Pro Futures, dimana Anda dapat membeli bitcoin leverage, trading btc futures, eth futures hingga sol futures secara mudah dari desktop Anda!
*Disclaimer
Konten ini bertujuan untuk memperkaya informasi pembaca. Pintu mengumpulkan informasi ini dari berbagai sumber yang relevan dan tidak terpengaruh oleh pihak luar. Sebagai catatan, kinerja masa lalu aset tidak menentukan proyeksi kinerja yang akan datang. Aktivitas jual beli kripto memiliki risiko dan volatilitas yang tinggi, selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli Bitcoin dan investasi aset kripto lainnya menjadi tanggung jawab pembaca.
Referensi
- Cointelegraph. Bitcoin rally fueled by US deficit, fiscal concern. Diakses tanggal 15 Juli 2025.