Dari Jumlah BTS, Penguasaan Frekwensi, Hingga Total Pelanggan: Kehadiran XLSmart Bakal Ancam Dominasi Telkomsel dan Indosat

1 day ago 2

Selular.ID – Diawali proses due diligence  pada Mei 2024, XL Axiata dan Smartfren Telecom akhirnya mengumumkan tercapainya kesepakatan definitif untuk melakukan merger di akhir tahun lalu.

Tak tanggung-tanggung, nilai gabungan dari kedua entitas yang sama-sama telah go public itu, mencapai lebih dari Rp 104 triliun.

Bisnis gabungan ini akan memiliki basis pelanggan selular sekitar 94,5 juta dan pangsa pasar sebesar 27%, di belakang pemimpin pasar Telkomsel dengan 161 juta pengguna dan Indosat Ooredoo Hutchison dengan 99 juta.

Pasca kesepakatan dari dua induk usaha (Axiata Group dan Sinar Mas Group) yang resmi ditandatangani 11 Desember 2024, kehadiran operator baru bernama XLSmart itu, tinggal menunggu persetujuan dari otoritas terkait, seperti Kementerian Komdigi, OJK (Otoritas Jasa Keuangan) dan pemegang saham.

Seperti halnya Indosat Ooredoo yang memutuskan bergabung dengan Tri Hutchison pada awal 2022 menjadi Indosat Ooredoo Hutchison (IOH), merger antara XL dengan Smartfren juga memberikan banyak manfaat bagi industri dan masyarakat.

Di tengah pasar yang telah jenuh, strategi merger menjadi salah satu pilihan terbaik untuk memperluas pangsa pasar, meningkatkan adopsi teknologi, dan efisiensi operasional. Terlebih lagi di zaman disrupsi digital saat ini yang mengedepankan kolaborasi.

Baca Juga: Dorong Kinerja Robi Axiata, Rajeev Sethi Diganjar Posisi CEO XLSmart

Melalui kolaborasi dan penggabungan usaha, kekuatan masing-masing korporasi dapat mendorong pertumbuhan perusahaan ke depan.

Efisiensi operasional yang dihasilkan dari merger juga dapat meningkatkan daya saing korporasi. Sehingga ujung-ujungnya, akan menguntungkan konsumen secara luas.

Imbas merger, konsumen dapat menikmati jangkauan jaringan yang lebih luas, peningkatan kualitas layanan, dan juga kecepatan internet yang lebih baik.

Sedangkan bagi industri telekomunikasi, penggabungan operator akan meningkatkan efisiensi alokasi spektrum frekwensi, sekaligus menciptakan struktur pasar yang lebih kompetitif.

Pasca merger XL dan Smartfren, kini di Indonesia tersisa tiga operator saja. Jumlah ini menciut drastis. Pasalnya, dua dekade lalu, jumlah operator di Indonesia pernah mencapai 11 perusahaan.

Di sisi lain, sepanjang 2024, situasi dan kondisi industri telekomunikasi nasional sangat menantang.

Kompetisi antar operator berlangsung ketat, di tengah daya beli masyarakat yang terus melemah. Sebagian operator tetap mampu mencetak tingkat profitabilitas yang tak lagi sebaik dekade-dekade lalu.

Dapat dipastikan, tantangan ke depan tentunya tidak akan lebih ringan.

Pasalnya, kondisi ekonomi Indonesia masih akan terpengaruh oleh kondisi geopolitik dunia, serta tingkat daya beli masyarakat yang masih lemah.

Meski bakal mendorong struktur industri lebih sehat, namun sebagai operator baru kehadiran XLSmart otomatis akan membuat persaingan dengan dua operator lainnya, Telkomsel dan IOH akan menjadi lebih ketat.

Hal ini tercermin dari sejumlah parameter utama, seperti penguasaan frekwensi, jumlah pelanggan, kepemilikan BTS, penguasaan teknologi, hingga coverage. Mari kita telisik berbagai parameter tersebut.

Baca Juga: Direksi XLSmart Bakal Segera Diumumkan, Nama Lama Bertahan?

Penguasaan Frekwensi

Spektrum frekwensi radio merupakan sumber daya alam terbatas dan strategis serta mempunyai nilai ekonomis tinggi.

Bagi operator selular, makin lebar spektrum frekwensi yang dioperasikan, maka makin banyak jumlah perangkat atau pengguna ponsel, sehingga berujung pada trafik komunikasi (data) yang dapat ditampung dan dialirkan.

Pemerintah sendiri telah menetapkan rentang pita frekwensi di 300-3.000 MHz yang bisa digunakan oleh operator selular.

Adapun, secara terperinci, pita frekwensi yang digunakan oleh operator selular seperti Telkomsel, Indosat, XL Axiata, dan Smartfren berada di rentang 800 MHz, 900 MHz, 1.800 MHz, 2.100 MHz, dan 2.300 MHz.

Saat ini total keseluruhan masing-masing penguasaan spektrum frekwensi operator selular adalah: Telkomsel (160 Mhz), Indosat Ooredoo Hutchison (140 Mhz), XL Axiata (90 Mhz), dan Smartfren (62 Mhz).

Otomatis penggabungan kedua operator menjadi XLSmart, mendorong penguasaan spectrum frekwensi hampir menyamai Telkomsel, yaitu total 152 Mhz.

Namun dalam kasus merger, biasanya pemerintah akan mereview kembali penggunaan spektrum. Tidak semua spektrum hasil merger akan dikuasai sepenuhnya oleh operator baru.

Pemerintah melalui Kementerian Komdigi akan mempertimbangkan sejumlah aspek, terutama kaitannya dengan penguasaan jumlah pelanggan.

Alhasil, seperti merger yang menghasilkan IOH, operator umumnya harus menyerahkan 10 Mhz kepada pemerntah. Kelak spektrum tersebut akan kembali dilelang sehingga bisa menghasilkan pendapatan bagi negara.

Lihat Juga:

Jumlah BTS

Keberadaan BTS, khususnya BTS 4G, terbukti mampu meningkatkan jangkauan jaringan, kualitas layanan dan inklusivitas digital di seluruh Indonesia.

Berdasarkan riset yang dilakukan Selular Media Network, masing-masing penguasaan BTS operator hingga kuartal ketiga 2024 adalah: Telkomsel (269.066 unit), Indosat Ooredoo Hutchison (247.472 unit), XL Axiata (165.094 unit), Smartfren (46.000 unit).

Jika digabungkan, maka total BTS yang dimiliki XLSmart adalah mencapai 211.094. Jumlah itu, sudah mampu menyalip BTS yang dibangun oleh IOH.

Baca Juga: Ini Pembagian Saham Axiata dan Sinarmas Usai Merger Jadi XLSmart

Penguasaan Pelanggan

Dengan trafik data yang terus meningkat, fokus utama operator saat ini adalah melayani pelanggan dengan baik. Terutama dari sisi kecepatan dan kualitas jaringan.

Berbeda dengan dekade lalu, alih-alih meningkatkan jumlah pelanggan, operator kini lebih berupaya mempertahankan pelanggan yang sudah ada (customer retention), sekaligus mendorong pelanggan berkualitas (high value costumer).

Tujuannya agar pelanggan bersedia membayar lebih dari beragam layanan yang ditawarkan, agar terjadi peningkatan ARPU (Average Revenue Per User).

Hingga kuartal ketiga 2024, tercatat jumlah pelanggan masing-masing operator adalah: Telkomsel (159,9 juta), Indosat Ooreodoo Hutchison (98,7 juta) XL Axiata (58,6 juta), dan Smartfren (35,9 juta).

Nah, pasca penggabungan total pelanggan yang dimiliki oleh XLSmart kelak berjumlah 94,5 juta. Jumlah itu memang belum mampu melompati posisi IOH, apalagi mendekati IOH.

Namun dengan jumlah yang hampir menyamai IOH, dapat dipastikan ke depannya persaingan antara kedua operator semakin ketat.

Apalagi tren ke depan, operator semakin fokus pada high value costumer. Pelanggan didorong membayar lebih untuk layanan bernilai tambah yang ditawarkan oleh operator, tidak sebatas tarif murah.

Sehingga basis pelanggan yang besar, merupakan potensi untuk mendorong peningkatan pendapatan. Ujung-ujungnya margin keuntungan yang diraih oleh operator akan bertambah.

Baca Juga: Jika Tak Dikembalikan Ke Pemerintah, Gabungan Frekwensi XL Smart Mencapai 152 Mhz Melebihi Indosat

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online