Dirut Tempo: Prasyarat Jakarta Menuju Kota Global Tidak Sederhana

2 days ago 8

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Tempo Inti Media Tbk. Arif Zulkifli menyebut prasyarat Jakarta menuju kota global tidaklah sederhana. Menurut dia, dibutuhkan gagasan seperti penanggulangan masalah lingkungan, memperbaiki akses transportasi publik, hingga membangun sarana pendidikan bertaraf internasional.

Sejumlah gagasan itu menurut Arif, harus bisa didiskusikan oleh pemerintah Jakarta bila ingin membangun kota global. Anggota Dewan Pers ini turut menegaskan bahwa Tempo memiliki andil dalam membangun dan mengawal kebijakan di Jakarta untuk mencapai tujuan tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Kami menemukan sebuah gagasan dan merumuskan secara lebih tajam lagi, yaitu Jakarta sebagai kota global. Kita menghadapi kenyataan Jakarta tidak lagi menjadi ibu kota negara. Tapi ini bukanlah mengecilkan Jakarta, justru membesarkannya,” kata pria yang akrab disapa Azul itu dalam sambutannya di agenda Bentang Harapan di Balai Kota Jakarta, Selasa, 31 Desember 2024.

Menurut Arif, sudah semestinya Tempo ikut serta dalam mengawal kebijakan di Jakarta. Sebagai media, Tempo mempunyai tanggung jawab untuk kontrol sosial terhadap hal-hal yang terjadi pada suatu daerah. Selain itu, Arif juga membeberkan pandangan pribadinya yang menganggap Balai Kota Jakarta sebagai rumah kedua untuk dia.

“Balai Kota adalah rumah kedua bagi saya, sejak dari zamannya Bang Yos (Sutiyoso) saya mainnya di sini. Saya merasa menjadi bagian dari komunitas Pemerintah Provinsi Jakarta. Syukur alhamdulillah lewat berbagai macam diskusi kami dilibatkan dalam merumuskan kembali apa yang ingin kita capai dalam 5 abad Jakarta ke depan,” ucap Arif.

Mantan Pemimpin Redaksi Majalah Tempo ini menyinggung soal sejarah Jakarta di masa lampau. Menurut dia, jejak sejarah itu bisa ditelusuri dan dikaji ulang untuk menjadi bekal membangun kota global di masa mendatang. Arif menyebut kalau Jakarta bukan datang dari ruang hampa.

“Kami menyadari Jakarta adalah kota global sejak zaman VOC. Jakarta menjadi tempat persinggahan dari pedagang di mancanegara. Gudang rempah didirikan VOC di sini dan lalu lintas perdagangan internasional ada di sini (zaman itu),” ujar Arif.

Sebab itu, Arif meyakini untuk membangun Jakarta sebagai kota global bukanlah pekerjaan yang harus dimulai lagi dari nol. Dia menyebut kota ini sudah memulai perjalanan panjangnya sejak masa lampau terhitung 500 tahun yang lalu.

“Banyak dilupakan orang adalah per pukul 00.01 Rabu 1 Januari 2025, kita sebetulnya juga menghitung mundur penetapan JAkarta atau hari lahir Jakarta ke 5 abad. Kita menghitung mundur 902 hari yang jatuh pada 22 Juni 2027 atau 2,5 tahun lagi dari sekarang,” kata Arif.

Pemerintah Jakarta telah menggelar Bentang Harapan JakAsa dalam rangka menyambut usia 5 abad Kota Jakarta pada 2027. Kegiatan ini digelar di Balai Kota Provinsi DKI Jakarta, pada Selasa, 31 Desember 2024. Tempo menjadi bagian dari agenda ini.

Bentang Harapan menjadi wadah penting bagi masyarakat untuk menyampaikan aspirasi mereka dalam rangka mempersiapkan Jakarta menuju usia 5 abad. Kanvas putih sepanjang 500 meter yang tersebar di beberapa titik di Kota Jakarta pun menjadi media masyarakat untuk menyampaikan aspirasinya.

Penjabat Gubernur Jakarta Teguh Setyabudi mengatakan kegiatan ini menjadi upaya mempersiapkan Jakarta sebagai kota global. Dia berharap Kota Jakarta bisa menjadi pusat pertumbuhan dan ekonomi meskipun sudah tidak lagi menjadi ibu kota nasional seturut lahirnya Undang-Undang nomor 2 Tahun 2024.

“Ke depan mungkin Jakarta tidak akan lagi menjadi ibu kota negara. Namun demikian, kita yakin, masyarakat DKI yakin, tidak lagi ibu kota negara bukan kita men-downgrade Kota Jakarta, tapi kita meng-upgrade Kota Jakarta menjadi kota global. Kita yakin itu bisa terwujud,” ujar Teguh.

Teguh menyampaikan Jakarta mesti mempersiapkan diri untuk menyongsong visi menjadi kota global. Sebagai upaya dalam merealisasikan visi tersebut, kata dia, tentu Jakarta harus bisa menghadapi tantangan perkotaan, termasuk pembangunan yang berkelanjutan, pemerataan fasilitas, dan peningkatan kualitas hidup warganya.

Adapun agenda Bentang Harapan itu mengundang gubernur-gubernur Jakarta periode sebelumnya. Mereka yang terpantau hadir di antaranya Gubernur Jakarta 1997-2007, Sutiyoso; Gubernur Jakarta 2007-2012, Fauzi Bowo; Gubernur Jakarta 2014-2017, Ahok; Gubernur Jakarta 2017, Djarot Saiful Hidayat; Gubernur Jakarta 2017-202, Anies Baswedan.

Selain itu para peserta dalam kontestasi pilkada Jakarta juga terpantau menghadiri agenda ini. Mulai dari calon wakil gubernur nomor urut 2, Kun Wardana, dan nomor urut 1, Suswono. Mantan Gubernur Jakarta, Ahmad Riza Patria, juga terlihat menghadiri agenda ini.

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online