Jakarta, Pintu News – Harga Bitcoin kembali mengalami penurunan sebesar 4,5%, menyentuh level terendah di $80.350 pada 10 Maret 2025, akibat sentimen pasar yang masih bearish menjelang rilis data Indeks Harga Konsumen (CPI) AS minggu ini.
Dalam 24 jam terakhir (10/3), pasar crypto mengalami penurunan tajam, menghapus lebih dari $170 miliar dari total kekayaan investor. Para analis pun memperkirakan potensi penurunan lebih lanjut dalam beberapa hari ke depan.
Apakah Harga Bitcoin akan Anjlok ke $75,000?
Bitcoin kembali menghadapi tekanan jual besar-besaran setelah mengalami penolakan kuat di level $92,500, memperpanjang kerugian mingguan hingga lebih dari 11,15%.
Baca juga: Michael Saylor Usul Cadangan Bitcoin Senilai $81 Triliun – Strategi Gila atau Masa Depan Finansial?

Menurut analis crypto populer, Ali Martinez, lebih dari $1 miliar posisi long Bitcoin (BTC) telah dilikuidasi dalam satu hari. Likuidasi besar-besaran ini semakin menegaskan volatilitas tinggi yang saat ini mengguncang pasar crypto.
Bitcoin Membentuk Pola Bearish Pennant, Kata Peter Brandt
Trader veteran Peter Brandt mengungkapkan analisis teknikal yang menunjukkan bahwa pergerakan harga Bitcoin saat ini mengonfirmasi prospek bearish.
Dalam grafik terbarunya, Brandt mengidentifikasi tiga perkembangan teknikal utama yang mengisyaratkan tekanan jual lebih lanjut:
- Pasar membentuk pola double top.
- Level tertinggi kembali diuji oleh pola pennant.
- Pola pennant selesai, mengonfirmasi tren bearish untuk Bitcoin (BTC).

Dalam analisisnya, Brandt mencatat bahwa Bitcoin mencapai dua puncak di sekitar $108,100 sebelum akhirnya membentuk pola bearish pennant. Bitcoin sempat melakukan “retest dalam” di sekitar $95,321 sebelum mengalami breakdown lebih lanjut.
Grafik menunjukkan bahwa Bitcoin sempat menemukan support sementara di $81,513 setelah breakdown, tetapi pola bearish yang sudah terbentuk ini mengindikasikan kemungkinan penurunan lebih lanjut.
Baca juga: Pi Network dalam Bahaya? Coin Unlock Pi Coin Senilai $480 Juta Bisa Guncang Pasar!
Selain itu, mantan CEO BitMEX, Arthur Hayes, juga memperingatkan bahwa Bitcoin mungkin masih akan menghadapi tekanan jual yang lebih besar. Dalam pernyataannya, ia menulis:
An ugly start to the week. Looks like $BTC will retest $78k. If it fails, $75k is next in the crosshairs. There are a lot of options OI struck $70-$75k, if we get into that range it will be violent. pic.twitter.com/q4cq0rthGJ
— Arthur Hayes (@CryptoHayes) March 9, 2025“Awal minggu yang buruk. Sepertinya $BTC akan menguji ulang $78k. Jika gagal bertahan, $75k adalah target selanjutnya. Banyak posisi opsi dengan Open Interest di level $70-$75k. Jika kita masuk ke rentang itu, volatilitas akan meningkat secara drastis.”
Akankah BTC Memasuki Bear Market Setelah Rilis Data CPI AS?
Sejumlah analis pasar memperkirakan bahwa Bitcoin akhirnya memasuki fase bear market seiring dengan memburuknya sentimen investor, meskipun program Bitcoin Strategic Reserve telah diluncurkan.
Selain itu, inisiatif ini tampaknya hanya berfokus pada akuisisi BTC hasil penyitaan, tanpa adanya rencana pembelian tambahan.
Di sisi lain, permintaan institusional terhadap Bitcoin mengalami penurunan drastis, seperti yang terlihat dari besarnya arus keluar (outflows) dari Bitcoin ETF. Antara 3-7 Maret, dana exchange-traded funds (ETF) Bitcoin mencatat arus keluar yang signifikan, menandakan melemahnya kepercayaan investor terhadap pasar.
Data menunjukkan bahwa total outflow mencapai $799 juta, dengan Fidelity Bitcoin ETF (FBTC) menyumbang $201 juta dari total tersebut.
Baca juga: Krisis Jaringan Ethereum: Upaya Penyelamatan Testnet Holesky!
Kini, perhatian tertuju pada rilis data Indeks Harga Konsumen (CPI) AS untuk Februari yang dijadwalkan sebelum 12 Maret 2025. Data inflasi AS ini diharapkan menunjukkan progres dalam upaya menekan inflasi—faktor utama yang diperhatikan oleh Federal Reserve dalam menentukan kebijakan moneternya.
Menurut proyeksi survei Bloomberg terhadap para ekonom, CPI inti (tidak termasuk makanan dan energi) diperkirakan naik sebesar 0,3%. Jika data yang dirilis lebih tinggi dari ekspektasi, pasar crypto, termasuk Bitcoin, bisa menghadapi tekanan lebih lanjut.
Namun, jika inflasi terkendali, ada kemungkinan kebijakan The Fed menjadi lebih dovish, membuka peluang bagi pemulihan BTC.
Itu dia informasi terkini seputar berita crypto hari ini. Dapatkan berbagai informasi lengkap lainnya seputar akademi crypto dari level pemula hingga ahli hanya di Pintu Academy dan perkaya pengetahuanmu mengenai dunia crypto dan blockchain.
Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan informasi terkini seputar dunia crypto dan teknologi blockchain. Nikmati pengalaman trading crypto yang mudah dan aman dengan mengunduh Pintu Crypto melalui Google Play Store maupun App Store sekarang juga.
Dapatkan juga pengalaman web trading dengan berbagai tools trading canggih seperti pro charting, beragam jenis tipe order, hingga portfolio tracker hanya di Pintu Pro. Klik Daftar Pintu jika kamu belum memiliki akun atau klik Login Pintu jika kamu telah terdaftar.
*Disclaimer
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Pintu mengumpulkan informasi ini dari berbagai sumber relevan dan tidak terpengaruh oleh pihak luar. Sebagai catatan, kinerja masa lalu aset tidak menentukan proyeksi kinerja yang akan datang. Aktivitas jual beli crypto memiliki risiko dan volatilitas tinggi, selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli bitcoin dan investasi aset crypto lainnya menjadi tanggung jawab pembaca.
Referensi:
- Coingape. Bitcoin Price Crash to $75,000 Imminent Ahead of US CPI Data This Week? Diakses pada 11 Maret 2025