Ini Alasan Kenapa Waktu Salat Idul Adha dengan Idul Fitri Berbeda

14 hours ago 6

Dalam ajaran Islam, waktu salat Idul Adha diatur secara khusus dan telah dijelaskan oleh para ulama. Mengutip buku Panduan Shalat Sunah & Shalat Khusus karya Dr. Sa'id bin Ali bin Wahaf Al-Qahthani, salat Idul Adha dapat mulai dilaksanakan setelah matahari naik setinggi tombak, yaitu sekitar 15-20 menit setelah matahari terbit.

Hal ini juga diperkuat dalam hadis yang diriwayatkan Abu Dawud, dari Yazid bin Humair Ar-Rahabi. Ia menceritakan bahwa salah satu sahabat Rasulullah SAW, Abdullah bin Bisr, pernah pergi bersama orang-orang ke tempat salat Id. Ketika mereka sampai, Abdullah berkata:

"Kita telah menyianyiakan waktu kita ini." Saat itu, waktu sudah masuk waktu tasbih.

Ibnu Hajar menjelaskan bahwa waktu tasbih adalah waktu dimulainya salat sunah, atau lebih dikenal sebagai waktu salat Duha. Artinya, salat Id sudah boleh dimulai saat itu.

Hal serupa juga disampaikan oleh Ibnu Bathal, "Para fuqaha telah bersepakat bahwa salat Id tidak boleh dikerjakan sebelum matahari terbit, juga pada saat matahari terbit. Yang dibolehkan adalah setelah masuk waktu dibolehkannya melaksanakan salat sunah." (Fath Al-Bari [I/392])

Adapun batas akhir waktu salat Idul Adha adalah sebelum matahari tergelincir dari titik tengah langit, sebagaimana pendapat Ibnu Qudamah dalam kitab Al Kafi. Jadi, mengacu pada waktu terbit matahari di sebagian besar wilayah Indonesia sekitar pukul 06.00 pagi, salat Idul Adha bisa dimulai sekitar pukul 06.30 pagi.

Kenapa waktu salat Idul Adha lebih pagi dari Idul Fitri?

Walaupun keduanya termasuk salat hari raya, terdapat perbedaan mengenai waktu pelaksanaan salat Idul Fitri dan Idul Adha, Bunda. Keduanya memiliki alasan tersendiri mengapa dilakukan pada waktu yang berbeda.

Pelaksanaan salat Idul Fitri disunahkan untuk diakhirkan. Tujuannya adalah agar umat Islam memiliki waktu lebih panjang untuk menunaikan zakat fitrah sebelum salat dimulai.

Sebaliknya, salat Idul Adha justru dianjurkan untuk dilakukan lebih awal. Jika matahari sudah terbit dan naik setinggi tombak, kurang lebih 15 menit setelah terbit, maka salat Idul Adha sudah boleh dilaksanakan, bahkan lebih utama jika disegerakan.

Mengapa demikian? Sebab, waktu penyembelihan hewan kurban bisa menjadi lebih panjang. Menurut syariat Islam, hewan kurban belum boleh disembelih sebelum salat Idul Adha selesai. Jadi, semakin cepat salat dilaksanakan, semakin luas pula kesempatan untuk berkurban di hari itu.

Hal ini juga sesuai dengan yang dipraktikkan oleh Rasulullah SAW. Seperti disebutkan oleh Ibnu Al-Qayyim, "Kebiasaan Nabi SAW adalah mengakhirkan salat Idul Fitri dan menyegerakan salat Idul Adha."

Senada dengan itu, Ibnu Qudamah menegaskan, "Menyegerakan salat Idul Adha itu disunahkan agar waktu berkurban lebih lama. Dan, mengakhirkan salat Idul Fitri juga disunahkan agar waktu pengeluaran zakat fitrah lebih lama. Itulah pendapat Imam Syafi'i. Dan, saya tidak menemukan adanya silang pendapat mengenai hal tersebut."

Jadi, Bunda enggak perlu heran kalau salat Idul Adha biasanya dimulai lebih pagi daripada salat Idul Fitri, ya. Semua sudah diatur agar ibadah kita makin sempurna dan membawa manfaat bagi sesama.

Bacaan niat salat Idul Adha

Niat adalah bagian penting dalam setiap ibadah, termasuk salat Idul Adha. Bacaan niat yang tepat akan membantu kita melaksanakan salat dengan penuh kesungguhan dan khusyuk.

Melansir dari laman detikcom, berikut merupakan bacaan niat salat Idul Adha untuk imam, makmum, maupun bagi yang salat sendiri (munfarid), lengkap dengan tulisan Arab, latin, dan artinya:

Niat salat Idul Adha untuk imam

أُصَلِّيْ سُنَّةً لعِيْدِ اْلأَضْحَى رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ إِمَامًا لِلهِ تَعَــــــــالَى

Ushallii sunnatan 'iidil adha rok'ataini mustaqbilal qiblati imaaman lillahi ta'alaa.

Artinya: "Aku berniat sholat Idul Adha dua rakaat menghadap kiblat sebagai imam karena Allah ta'ala."

Niat salat Idul Adha untuk makmum

أُصَلِّيْ سُنَّةً لعِيْدِ اْلأَضْحَى رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ مَأْمُوْمًا لِلهِ تَعَــــــــالَى

Ushallii sunnatan 'iidil adha rok'ataini mustaqbilal qiblati makmuman lillahi ta'alaa.

Artinya: "Aku berniat sholat Idul Adha dua rakaat menghadap kiblat sebagai makmum karena Allah ta'ala."

Niat salat Idul Adha sendiri (Munfarid)

أُصَلِّيْ سُنَّةً لعِيْدِ اْلأَضْحَى رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ لِلهِ تَعَــــــــالَى

Ushallii sunnatan 'iidil adha rok'ataini mustaqbilal qiblati lillahi ta'alaa.

Artinya: "Aku berniat sholat Idul Adha dua rakaat menghadap kiblat karena Allah ta'ala."

Tata cara salat Idul Adha

Pelaksanaan salat sunnah Idul Adha sama seperti Bunda menunaikan salat kala lebaran Idul Fitri lalu. Pelaksanaannya berjamaah dan memang terlihat sederhana, tapi ada tata cara khusus yang penting untuk diperhatikan. Berikut ini panduan lengkapnya, dilansir dari situs detikcom:

Rakaat pertama

1. Membaca niat salat Idul Adha di dalam hati 

2. Setelah niat, lanjutkan dengan takbiratul ihram sambil mengangkat kedua tangan

3. Setelah takbir pertama, lakukan takbir tambahan sebanyak tujuh kali. Di sela-sela takbir, disunnahkan membaca tasbih berikut:

سُبْحَانَ اللهِ وَالحَمْدُ لِلهِ وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاَللَّهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيمِ

Subhânallâh, walhamdulillâh, walâ ilâha illallâh, wallâhu akbar, wa lâ haula walâ quwwata illâ billâhil 'aliyyil azhîm.

4. Membaca Surah Al-Fatihah

5. Dilanjutkan dengan bacaan surah pendek, seperti Surah Al-A'la

6. Rukuk, kemudian i'tidal

7. Sujud pertama, duduk di antara dua sujud, lalu sujud kedua

8. Duduk sejenak sebelum berdiri ke rakaat kedua

Rakaat kedua

1. Bangun dari sujud dan bertakbir

2. Melakukan takbir tambahan sebanyak lima kali. Sama seperti pada rakaat pertama, bacalah tasbih di sela-sela takbir

3. Membaca Surah Al-Fatihah, dilanjutkan dengan membaca Surah Al-Ghasyiyah

4. Rukuk, lalu i'tidal

5. Sujud pertama, duduk di antara dua sujud, lalu sujud kedua

6. Duduk tasyahhud akhir dan membaca bacaan seperti biasanya secara lengkap.

8. Mengucap salam ke kanan dan ke kiri untuk mengakhiri salat.

Setelah salat selesai, jamaah dianjurkan untuk tidak langsung bubar ya, Bunda. Sunnahnya, dilanjutkan dengan mendengarkan khutbah Idul Adha yang disampaikan oleh khatib. Khutbah ini biasanya berisi nasihat, pengingat keimanan, dan makna pengorbanan dalam Idul Adha.

2 Surah yang dibaca Rasulullah saat salat Idul Adha

Salat Idul Adha dilakukan dalam dua rakaat, Bunda. Seperti biasa, dimulai dengan membaca Surah Al-Fatihah di setiap rakaat. Namun, ada pula surah-surah khusus yang dibaca Rasulullah SAW dalam salat ini, Bunda.

Hal ini disebutkan dalam riwayat yang dijelaskan oleh Imam Abul Husain Muslim bin al-Hajjaj al-Qusyairi an-Naisaburi dalam Kitab At Tadzhib fi Adillati Matnil Ghayah wat Taqrib, yang diterjemahkan oleh Abu Ahsan bin Usman.

Dalam riwayat tersebut, Rasulullah SAW membaca dua surah khusus saat salat Id, baik Idul Adha maupun Idul Fitri. Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Muslim:

"Dari Ubaidillah bin Abdullah, bahwa Umar bin Khattab RA pernah bertanya kepada Abu Waqid al Laitsi, 'Surah apa yang dibaca oleh Rasulullah SAW ketika salat Idul Adha dan Idul Fitri?' Dia menjawab, 'Ketika salat beliau membaca surah Qaaf, wal quraanil majiid dan surah Iqtarabatis saa'atu wansyaqqal qamaru.'"

Dari keterangan tersebut, dua surah yang biasa dibaca Rasulullah SAW saat salat Id adalah:

  • Surah Qaf, surah ke-50 dalam Al-Qur'an yang terdiri dari 45 ayat
  • Surah Al Qamar, surah ke-54 dalam Al-Qur'an yang terdiri dari 55 ayat

Selain itu, menurut keterangan dari Zamzami Saleh dan Endra Kusnawan dalam buku Salat Sunah Menurut Empat Imam Mazhab, ada juga pilihan surah lain yang bisa dibaca saat salat Id:

  • Surah Al A’la (surah ke-87, 19 ayat) pada rakaat pertama
  • Surah Al Ghasyiyah (surah ke-88, 26 ayat) pada rakaat kedua

Keempat surah ini berisi pesan-pesan penting tentang kekuasaan dan keesaan Allah SWT, peristiwa hari kiamat, serta mukjizat yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW. Semuanya sangat selaras dengan makna spiritual Idul Adha, ya Bunda.

Satu lagi hal yang wajib diketahui bahwa Rasulullah SAW tidak melakukan salat sunnah sebelum atau sesudah salat Idul Adha. Hal ini dijelaskan dalam hadits berikut, dikutip dari laman detikcom:

"Dari Ibnu Abbas RA, bahwa Rasulullah SAW keluar pada Hari Raya Idul Adha dan Hari Raya Idul Fitri. Lalu beliau salat Id dua rakaat tanpa salat sunnah lain sebelum dan sesudahnya. Kemudian beliau mendatangi para wanita disertai Bilal, dan memerintahkan agar mereka bersedekah, maka mereka (para perempuan) memberikan anting-anting dan kalungnya," (HR Muslim)

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(som/som)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online