TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Gizi Nasional atau BGN Dadan Hindayana mengatakan bahwa lembaganya sudah memproses pembayaran reimburse terhadap mitra-mitra yang terlibat di program Makan Bergizi Gratis. Selama dua minggu pelaksanaan program prioritas Prabowo ini, mitra diharuskan menggunakan dana pribadinya terlebih dahulu untuk modal produksi.
"Karena anggaran BGN kan baru dibuka blokirannya di 6 Januari dan kami (sekarang) sudah melakukan proses reimburse," kata Dadan ditemui di kawasan Jakarta Selatan pada Sabtu, 25 Januari 2025.
Dadan mengatakan ada kemungkinan mekanisme reimburse itu tak lagi diterapkan per Februari mendatang. Menurut dia, lembaganya sedang mengusahakan agar anggaran negara bisa membiayai mitra MBG.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kami sedang mengusahakan. Mulai Februari bukan lagi reimburse, tapi uang negara ada di rekening mitra," kata Dadan.
Adapun BGN memiliki anggaran sebesar Rp 71 triliun untuk melaksanakan program makan bergizi gratis ini hingga akhir 2025 dengan target sasaran mencapai 15 juta penerima manfaat. Teranyar, Presiden Prabowo Subianto memerintahkan agar BGN melakukan percepatan untuk mencapai target 89 juta penerima.
Dadan mengungkapkan bahwa akselerasi itu memerlukan biaya tambahan. Dia memperkirakan setidaknya lembaganya membutuhkan total Rp 100 triliun untuk melaksanakan instruksi kepala negara tersebut. "Jadi Pak Presiden bertanya ke kami, kalau diajukan percepatan berapa dana yang dibutuhkan? Kami jawab Rp 100 triliun," ucapnya.
Sebelumnya, Kepala Juru Masak Dapur Sehat Anak Bangsa Jonie Kusuma Hadi yang memimpin Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Lapangan Udara Halim Perdana Kusuma mengungkap sistem pembayaran untuk modal pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG). Menurut Jonie, pihak restoran selaku mitra harus menalangi dulu untuk memperoleh bahan-bahan guna menyiapkan menu MBG. "Nanti reimburse ke Badan Gizi Nasional per minggu," ujar Jonie menyebut sistem permodalan MBG saat ditemui di SD Angkasa 5 Halim, Jakarta Timur, pada Senin, 6 Januari 2025.
Dian Rahma berkontribusi dalam penulisan artikel ini.